DuniaFintech.com – Tak hanya bunga yang perlu diperhatikan saat akan mengambil pinjaman uang online. Namun, ketika akan mengambil pinjaman, ada beberapa hal yang perlu Anda garis bawahi alias harus diperhatikan secara teliti. Mulai dari kredibilitas lembaga keuangan pemberi pinjaman, persyaratan yang diajukan, kisaran bunga yang ditetapkan, dan terakhir tenor pinjaman online.
Kita seringkali menganggap remeh dan tidak terlalu memperhatikan penetapan masa tenor pinjaman online karena fokus biasanya tertuju pada penetapan bunga yang dikenakan.Padahal, pemilihan masa tenor akan berpengaruh pada banyak hal seperti kemampuan membayar cicilan per bulan dan jumlah total hutang yang wajib dibayar. Rata-rata pinjaman cepat cair dengan agunan dan tanpa agunan menetapkan masa tenor mulai dari 12 bulan hingga 60 bulan lamanya. Untuk lebih jelasnya lagi, pertimbangkan hal ini ketika Anda hendak memilih tenor pinjaman online.
Hitung Kemampuan Finansial
Tenor pinjaman menentukan besar cicilan yang harus dibayar. Oleh sebab itu, Anda perlu tahu dulu berapa alokasi dana yang tersedia khusus untuk membayar cicilan bulanan. Bagaimana caranya? Hitung pendapatan dan pengeluaran secara rinci. Bagi Anda yang terbiasa membuat anggaran keuangan, hal ini jadi tak sulit buat diketahui.
Beberapa perencana keuangan sepakat bahwa utang sebaiknya tak lebih dari 30 persen penghasilan. Meski begitu, ini tidak baku dan tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, jika saat ini Anda punya banyak tanggungan yang menyita lebih dari 50 persen penghasilan, batas maksimal utang bisa jadi perlu ditekan lagi.
Baca Juga:
- Terjerat Hutang Online? Lakukan Langkah Ini Agar Pinjaman Segera Lunas
- Mengajukan Pinjaman Modal Usaha Selalu Gagal? Disini Letak Kesalahannya
- Menelisik Perkembangan Pinjaman Online di Indonesia Saat Pandemi
Pertimbangkan Menggunakan Asurasi Kredit
Anggaplah Anda sudah menghitung alokasi dana untuk bayar cicilan atau yakin bahwa tagihan yang ditanggung tidak akan mengganggu pos pengeluaran lain. Sayangnya, resiko kondisi keuangan goyah akibat faktor eksternal tetap ada. Mulai dari terkena PHK (pemutusan hubungan kerja), kecelakaan, hingga meninggal dunia. Jika risiko tersebut terjadi, bagaimana dengan sisa utang yang Anda punya? Apa pun kondisi yang Anda alami, utang tetap wajib dilunasi. Caranya, bisa dengan penyitaan aset atau jika debitur meninggal dunia, utang diwariskan ke keluarga terdekat atau ahli waris.
Untuk menghindari risiko tersebut, lembaga keuangan biasanya menawarkan fitur asuransi kredit sebagai mitigasi risiko. Bahkan, pada beberapa jenis pinjaman fitur asuransi ini bersifat wajib atau otomatis disertakan. Untuk pinjaman dengan tenor pendek, fitur ini mungkin bisa diabaikan. Namun, pinjaman dengan nominal yang besar, asuransi kredit sebaiknya tak ditawar lagi. Jika terjadi risiko yang berdampak pada kondisi keuangan, sisa utang bakal ditanggung oleh perusahaan asuransi.
Memilih Pinjaman dengan APR Ringan
Umumnya, pinjaman menggunakan skema bunga flat. Bunga dihitung dari total pinjaman bukan sisa utang. Artinya, tak peduli berapa banyak pinjaman yang sudah dibayar, nilai bunga tetap tak berkurang. Oleh sebab itu, pilihlah pinjaman dengan annual percentage rate (APR)yang paling ringan. APR atau persentase biaya tahunan mencakup seluruh biaya pinjaman, seperti bunga, biaya provisi, biaya analisa kredit, biaya notaris (jika diperlukan), dan sebagainya.
Pada dasarnya, tenor pinjaman ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara debitur dan kreditur. Meski begitu, sebagai peminjam yang akan menanggung utang, Anda yang bertanggung jawab terhadap kondisi keuangan pribadi. Pertimbangkan dengan cermat, mulai dari besar pinjaman hingga kesanggupan finansial.
(DuniaFintech/VidiaHapsari)