Site icon Dunia Fintech

Pertumbuhan Industri Fintech Syariah Makin Luas, Per November Naik 50%

pertumbuhan industri fintech syariah naik 50 persen

November 2021 pertumbuhan industri fintech syariah di dalam negeri telah mencapai 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu disampaikan Ketua Umum Ketua Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya, saat video conference Senin (8/11)

Menurutnya, antusiasme masyarakat untuk menggunakan layanan keuangan digital berbasis syariah terus meningkat, meskipun diterpa badai pandemi Covid-19.

“Dari sisi proyeksi kami masih kecil secara industri, sehingga yoy pertumbuhannya terlihat sangat besar. 10 bulan sudah mengalami 50% kenaikan,” katanya dalam video conference.

UMKM Topang Peningkatan Pertumbuhan Fintech Syariah

Dia mengungkapkan, peningkatan pertumbuhan fintech syariah ini didorong oleh pertumbuhan jumlah pengguna yang terus meningkat, ditambah dengan pelaku UMKM yang bergabung ke dalam pembiayaan syariah.

“Dari jumlah user dan onboarding UMKM yang masuk, tinggi antusiasmenya. Kami berdiskusi dengan penyelenggara syariah ini tumbuh besar dan secara garis besar linier dengan pertumbuhan keuangan syariah,” ujarnya.

Potensi Besar Pemain Sedikit

Kendati pertumbuhan fintech syariah ini tidak sebesar pertumbuhan fintech konvensional, namun pasar syariah masih menjadi lahan garapan yang potensial di dalam negeri, mengingat Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia.

Lebih lagi, pemain fintech syariah di dalam negeri masih tergolong kecil. Menurut catatan AFSI penyelenggara pinjol syariah yang terdaftar dan berizin saat ini hanya sebanyak 17 perusahaan.

Ketujuhbelas penyelenggara fintech syariah yang terdaftar di AFSI tersebut merupakan gabungan dari berbagai jenis fintech, mulai dari peer to peer (P2P) lending, satu penyelenggara securities crowdfunding, dan enam dari industri keuangan digital.

“Mengenai jumlah penyelenggaraan yang tercatat dan berizin, totalnya 17, itu fintech gabungan P2P dan enam dari keuangan digital, dan satu di bawah crowdfunding,” ujarnya.

Pertumbuhan Industri Fintech Syariah, Inovasi Jadi Kunci

Ronald menuturkan, industri fintech syariah sama seperti industri fintech konvensional, tumbuh dan tenggelam. Namun, meskipun terdapat beberapa fintech syariah yang tak lagi melanjutkan operasionalnya, sejumlah perusahaan yang lebih kuat terus berinovasi.

“Ada juga yang tidak bisa melanjutkan operasionalnya, tapi banyak juga pemain baru yang datang dari background yang lebih kuat,” tuturnya.

Salah satu pemain industri fintech syariah yang memiliki background kuat dan terus berinovasi adalah ALAMI. Dia mengungkapkan, ALAMI dalam waktu dekat akan meluncurkan inovasi berupa program akselerator untuk menumbuhkan ekosistem fintech syariah.

“Alami yang segera launching program akselerator untuk fintech syariah. Ini bagaimana kita mengakselerasi pengembangan fintech syariah di Indonesia,” katanya.

ALAMI Bidik Pasar Konvensional Melalui Hijra Bank

Sebelumnya, saat berbincang dengan Duniafintech.com, ALAMI mengatakan akan segera meluncurkan platform Hijra Bank. Platform ini merupakan kanal digital banking bagi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang baru saja diakuisisi Alami pada awal tahun ini.

CEO ALAMI Group Dima Djani menjelaskan, platform digital banking ini akan diaplikasikan pada BPRS Cempaka Al Amin yang berdomisili di Jakarta. BPRS ini diakuisisi oleh Alami pada Maret 2021.

“Saat ini sedang berproses untuk menyelesaikan product development untuk Hijra Bank,” katanya kepada Duniafintech.com, Kamis (21/10).

Dima mengungkapkan, ekspansi bisnis Alami Grup ke BPR Syariah merupakan bagian dari komitmen Alami untuk mengembangkan industri keuangan syariah di dalam negeri.

Menurutnya, untuk dapat mengembangkan industri keuangan syariah, tak cukup hanya dengan menyediakan satu platform keuangan saja. Oleh karena itu, Alami menjajal bisnis baru dengan masuk ke sektor keuangan yang lebih konvensional seperti BPR Syariah.

“Maka di awal tahun 2021 kami membeli BPR Syariah di Jakarta, lalu kami menyiapkan aplikasi banknya, yang nantinya akan kami release dengan nama Hijra Bank,” ujarnya.

Dia pun menargetkan aplikasi bank BPRS dengan nama Hijra Bank ini dapat diluncurkan pada akhir tahun 2021 atau selambat-lambatnya pada awal tahun depan.

“Target launching Insya Allah di kuartal IV-2021 atau di kuartal I-2022,” ucapnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version