Dunia Fintech

Pertumbuhan Investasi di Indonesia Saat Pendemi, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Image by Pixabay

Apakah investasi masih mampu mencatatkan pertumbuhan selama satu tahun pandemi ini ? Lalu, instrumen investasi mana yang lebih menguntungkan?

Wabah COVID-19 juga menyebabkan perekonomian menjadi berantakan. Dampak perekonomian terjadi secara global. Tentunya, juga membuat perekonomian Indonesia jatuh. 

Sektor investasi juga menjadi sektor yang terdampak. Meski sempat hancur-hancuran, beberapa instrumen investasi juga tercatat mengalami pemulihan. 

Tetapi, dari sleuruh instrumen investasi yang ada di Indonesia, mana kah yang palign untung di kala pandemi ini? 

Baca Juga: Selain Tesla, Microstrategy Juga Untung Triliunan Rupiah Setelah Membeli Bitcoin

Mari kita lihat pertumbuhan investasi di Indonesia selama satu tahun pandemi. 

Saham

Pertumbuhan Investasi di Indonesia Saat Pendemi, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Selama pandemi Covid-19, saham hanya mampu naik sedikit. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertengger di posisi semula. 

Penurunan paling tajam terlihat pada kuartal I 2020 akhir menuju kuartal II 2020. Upaya dari pemerintah belum berhasil membawa index saham bangkit.

Realisasi IHSG di Indonesia pada kuartal I tahun 2020 terbilang masih digaris aman. Peningkatan terjadi pada kuartal I 2020 mencapai 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari nilai Rp195,1 triliun menjadi Rp210,7 triliun.

Lalu pada kuartal II 2020 investasi lebih kecil dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya yakni Rp191,5 triliun dari Rp200,5 triliun. Pada kuartal III, saham masih dibayangi oleh tekanan akibat pandemi. 

Alhasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya menorehkan kinerja dengan kenaikan 4,98 persen di Juli dan 1,73 persen di Agustus.

Kemudian pada kuartal IV tahun 2020 IHSG naik kembali dengan 4,04% dibanding kuartal sebelumnya. Jika kita akumulasikan tahun 2020 hingga tahun 2021, nilai IHSG mengalami kenaikan hanya sebesar 7% saja.

Deposito

Tren investasi deposito saat pandemi terjadi penurunan. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dari Bank Indonesia yang juga mengalami penurunan akibat 7-day reverse repo rate (7DRR) dalam beberapa periode terakhir.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia, saat ini bunga tertinggi dari deposito bank senilai 5,13%. Laju pertumbuhan dari deposito memang terbilang lambat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan periode yang sama di kisaran 6,5%.

Baca Juga: Tesla Sudah Untung Triliunan Rupiah Setelah Membeli Bitcoin

Emas

Emas merupakan investasi favorit semenjak zaman sebelum masehi. Sepanjang 2020, rata-rata kenaikan emas sekitar 11,8 persen atau sekitar kurang seidkit dari 1% per bulan. 

Awal tahun ini, nilai dari investasi emas anjlok sebesar 1,28%. Ini wajar karena cadangan emas di banyak negara ‘tergadaikan’ untuk membuat vaksin COVID-19. 

Meskipun demikian, emas masih menjadi investasi yang paling menarik karena sudah semenjak lama lekat dengan masyarakat Indonesia. 

Bitcoin dan Altcoin

Meski high risk atau memiliki risiko yang tinggi, Bitcoin adalah investasi yang memiliki kenaikan fantastis hingga 700% dari Februari 2020 ke Februari 2021. 

Tahun 2020 lalu, terjadi tiga kali lonjakan kenaikan pada Bitcoin. Kondisi ini tak lepas dari pengaruh menurunnya saham akibat pandemi. Dengan lonjakan yang terjadi pada Bitcoin, menunjukan bahwa investasi ini menjadi investasi terbaik dalam 10 tahun terakhir.

Selain itu, beberapa alternative coin (altcoin) atau kripto selain Bitcoin juga tercatat naik drastis bahkan seribu persen di periode yang sama. 

Pemerintah Indonesia sudah menjadikan Bitcoin dan kripto sebagai aset komoditas investasi. Ada 13 pialang yang mendapatkan lisensi dari pemerintah untuk yang menjual kripto. Salah satunya adalah Indodax

Kesimpulan

Beberapa aset atau instrumen investasi di atas telah menunjukkan peningkatan harga di masa pandemi. Meski sedikit, tampaknya, memberi harapan kita agar instrumen investasi tersebut terus tumbuh. 

Setiap investasi tentu memiliki karakteristik, utilitas serta fundamental yang berbeda-beda. Pastikan kamu mengenal atau mengetahui jenis investasi sebelum kamu menanamkan uang mu. 

Exit mobile version