Site icon Dunia Fintech

Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia Alami Kenaikan, Ini Faktanya

Bank Indonesia All Out Jaga Rupiah. Dollar Makin Kuat?

Bank Indonesia All Out Jaga Rupiah. Dollar Makin Kuat?

JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. “sebesar 12,36% secara tahunan (yoy) per Juni 2024,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2024, (22/7).

Perry melanjutkan bahwa permintaan kredit konsumsi atau rumah tangga terpantau stabil, ditopang oleh kelas menengah atas seiring dengan ekspektasi penghasilan yang terjaga.

Penyebab utamanya kata Perry, kuatnya dorongan penawaran dan permintaan kredit perbankan.

Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia Alami Kenaikan, Ini Faktanya

Jika ditinjau dari segi penawaran, banyak faktor yang memengaruhinya. Diantaranya minat penyaluran kredit yang terjaga hingga menumbuhkan rasa aman. Minat tersebut terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK pada triwulan 2.

Menurut Perry ada dorongan dari segi berlanjutnya strategi realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan serta dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) BI.

“Pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh permintaan dari korporasi, sejalan dengan kinerja penjualan yang tetap tinggi dan kemampuan bayar yang kuat,” paparnya.

Dari segi rumah tangga sambung Ferry juga terjaga stabil. “Terutama dari kelas menengah-atas. Perry menyebut hal ini sejalan dengan ekspektasi penghasilan yang terjaga,” sambungnya.

Pada sektor ekonomi, terutama pada industri, perdagangan dan pengangkutan mengalami pertumbuhan kredit yang tinggi. Penyebab pertumbuhan kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi mengalami peningkatan diangka 15,09 persen yoy, 11,68 persen yoy, dan 10,80 persen yoy pada triwulan II.

Untuk pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah mengalami pertumbuhan sebesar 5,68 persen. Perry juga memperkirakan, pertumbuhan kredit akan berada di atas kisaran 10-12 persen.

Ada faktor yang harus diperhatikan karena mengalami keterlambatan dalam kenaikan. Perry menuturkan, kredit UMKM mengalami pertumbuhan meskipun melambat. Berdasarkan data per Juni 2024 mengalami peningatan 5,68% yoy.

Ditinjau dari segi penawaran, minat penyaluran kredit terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) triwulan II 2024 yang kuat sebesar 8,45 persen yoy.

“Dukungan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) Bank Indonesia serta strategi realokasi alat likuid ke kredit perbankan,” pungkasnya.

Exit mobile version