duniafintech.com – Dalam industri teknologi dan ekonomi yang terus berkembang dengan pesat, para pelaku di industri perbankan besar Indonesia terus memperluas lini bisnis di jasa keuangan mereka. Terbaru PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau bank BNI, akan membentuk perusahaan baru yakni perusahaan modal ventura menyusul tiga bank besar lainnya yang sudah memiliki anak perusahaan yang bergerak di industri modal ventura.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memiliki Mandiri Capital Indonesia. Juga ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang memiliki Central Capital Indonesia. Dan tidak ketinggalan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang memiliki BRI Ventures.
Kepada Kontan, Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo), Jefri R. Sirait, mengatakan bahwa ia melihat semakin maraknya pemain di industri perbankan yang masuk ke lini bisnis perusahaan modal ventura sebagai langkah konglomerasi di bidang keuangan. Sebelumnya perbankan sudah memiliki bisnis dana pensiun, multifinance, dan juga asuransi.
Melalui perusahaan yang khusus di bidang modal ventura, perbankan bisa menggarap calon nasabah yang tidak bankable dan visible. Sehingga masih bisa meningkatkan keuntungan dari nasabah yang selama ini tidak bisa ditangkap. Jefri pun mengatakan:
“Setiap modal ventura memiliki fokus masing-masing. Investment mereka banyak di tempatkan ke Fintech sebab bagus untuk industri keuangan. Misalnya investasi ke payment gateway, dompet digital, peer-to-peer, dan payment. Sehingga perbankan bisa lebih leluasa menghadapi persaingan saat ini dan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan.”
Selain itu, Fintech yang akan diakuisisi diakui mampu untuk melengkapi dan mempercepat bisnis lantaran berbasis teknologi. Meski saat ini modal ventura milik perbankan masih berfokus pada pendanaan ke Fintech, Jefri melihat ke depannya juga bisa menyasar start up lainnya yang lebih luas.
Jefri pun menambahkan:
“Misalnya saat ini perbankan memberikan kredit untuk infrastruktur, lalu mereka juga investasi di start up supply chain. Sehingga debitur mereka tidak akan lari ke mana-mana, mereka mendapatkan pinjaman dari bank sekaligus dapat fasilitas dari start up supply chain.”
Sementara itu, menyikapi bagaimana masa depan dari perbankan dan perusahaan Fintech, pihak bank BCA menyatakan kontribusi positif perbankan dan Fintech sangat diperlukan dalam mendorong terciptanya ekosistem keuangan nasional yang sehat dan juga stabil.
Wakil Presiden Direktur BCA, Armand W Hartono mengatakan, kontribusi tersebut dapat tercapai baik melalui kerja sama strategis antara perbankan dan Fintech maupun melalui tanggung jawab perusahaan untuk menjalankan usaha sesuai dengan regulasi, ketentuan, dan etika bisnis.
Armand pun mengatakan:
“Di era teknologi pintar seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa semua institusi berupaya merespons dengan menyesuaikan berbagai jasa layanan dan solusi ke arah digital.”
Armand pun menjelaskan, transformasi digital yang dilakukan bank BCA saat ini berfokus pada memberikan preferensi layanan digital yang lebih nyaman dan aman kepada nasabah.
Dimulai dari layanan internet banking, mobile banking BCA, Flazz BCA, e-wallet Sakuku, hingga solusi perbankan terkini, melalui fitur antara lain VIRA BCA, Webchat BCA, OneKlik BCA, QRku, Keyboard BCA, dan Buka Rekening Online.
Armand juga menambahkan, kemungkinan melakukan kerjasama strategis antara BCA dan Fintech selalu ada karena menurutnya keduanya berada pada interface teknologi yang sama.
picture: picture
-Syofri Ardiyanto-