JAKARTA, 4 Oktober 2024 – Pinjaman leasing untuk beli motor naik, sesuai laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa penyaluran pembiayaan untuk kendaraan roda dua tetap kuat hingga Agustus 2024. Menurut catatan OJK menyebut pada periode tersebut terjadi kenaikan sebesar 12,94% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp108,49 triliun pada pembiayaan kredit motor.
Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan penjualan kendaraan roda dua. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan motor selama Januari hingga Agustus 2024 meningkat 3,13% yoy, mencapai 4,34 juta unit, dibandingkan 4,21 juta unit pada periode yang sama tahun 2023.
Pinjaman dari Leasing untuk Beli Motor Naik
Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Mikro OJK, memperkirakan bahwa pembiayaan untuk kendaraan roda dua akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2024.
“Dengan pertumbuhan positif yang ada, kami memproyeksikan pembiayaan kendaraan roda dua masih memiliki peluang untuk meningkat hingga akhir 2024,” ujarnya.
Agusman juga menyebut bahwa peningkatan daya beli masyarakat serta kebutuhan akan transportasi pribadi menjadi faktor utama yang mendorong permintaan kendaraan roda dua. Pembiayaan kendaraan roda dua menyumbang 20,63% dari total pembiayaan kendaraan bermotor hingga Agustus 2024.
Selain itu, pembiayaan untuk kendaraan roda empat, baik baru maupun bekas, juga mengalami kenaikan sebesar 12,58% yoy menjadi Rp240,86 triliun. Namun, kondisi ini bertolak belakang dengan penjualan mobil yang mengalami penurunan sejak awal tahun 2024.
Wholesales Turun
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil wholesales tercatat 560.619 unit, turun 17,1% yoy dari 675.859 unit pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan ritel mobil juga turun 12,1% yoy, dengan total 584.857 unit selama delapan bulan pertama 2024, dibandingkan 665.262 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, OJK juga mencatat bahwa pembiayaan kendaraan listrik hingga Agustus 2024 mencapai Rp29,07 triliun, atau setara 5,53% dari total piutang pembiayaan. Agusman menambahkan bahwa seiring dengan dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik, pembiayaan di sektor ini diperkirakan akan terus meningkat dan berperan dalam mempercepat terciptanya ekosistem pembiayaan hijau (green financing) di Indonesia.