Pinjaman untuk modal usaha sangat diperlukan oleh pebisnis, baik untuk menambah produksi sampai memperluas pasar atau kepentingan ekspansi. Namun, proses untuk mendapatkan pinjaman bisnis ini boleh dikatakan rumit.
Adapun tujuan pinjaman modal usaha, yakni untuk menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan bisnis dalam rangka menjalankan operasinya atau mengembangkannya menjadi lebih baik.
Penting diingat bahwa memperoleh pinjaman untuk modal usaha yang salah dapat menempatkan pebisnis pada posisi ketika ia akhirnya berjuang untuk membayar kembali utang itu. Karena itu, tujuan proses peminjaman bisnis mesti menemukan tempat pinjam modal usaha yang tepat guna memenuhi kebutuhan bisnis tersebut.
Di Indonesia saat ini ada sekitar 5.000 pemberi pinjaman yang menawarkan kurang lebih 12.000 produk pinjaman bisnis. Karena itu, proses mendapatkan pinjaman sendiri tidaklah gampang. Karena itu, di bawah ini akan disajikan hal-hal yang diperhatikan sebelum meminjam modal usaha.
Namun, sebelum itu penting untuk mengetahui tentang aplikasi pinjaman.
Sering kali proses pengajuan pinjaman akan terasa sangat berat. Akan tetapi, perlu diingat, semua pemberi pinjaman benar-benar ingin tahu bahwa sang peminjam bisa membayar kembali pinjaman itu. Aplikasi yang digunakan menjadi tempat yang tepat untuk membuktikan bahwa pebisnis dapat dan akan berhasil membayar kembali pinjaman itu.
Adapun mengisi aplikasi pinjaman adalah mengenai mempersiapkan dan mengedepankan yang terbaik. Oleh sebab itu, penting untuk “menjual” pemberi pinjaman dengan meyakinkan mereka bahwa bisnis yang dijalankan ini dapat diandalkan, menguntungkan, dan berkembang pesat.
Inilah 10 hal yang Diperhatikan sebelum Ajukan Pinjaman untuk Modal Usaha:
- Punya sebuah rencana
Tujuan yang jelas dan rencana yang dapat ditindaklanjuti untuk pinjaman bisnis adalah hal yang paling ingin diketahui oleh pemberi pinjaman modal. Pasalnya, apabila pebisnis hanya mengatakan bahwa dirinya memerlukan dana Rp50.000.000 tanpa ada alasan yang jelas maka sebagian besar pemberi pinjaman akan menolak pengajuan tersebut.
Karena itu, penting untuk membuat rencana pinjaman sespesifik mungkin. Dalam hal ini, perlu untuk menjelaskan bahwa pebisnis memerlukan Rp50.000.000, misalnya, untuk membeli peralatan baru yang bakal menggandakan efisiensi produksi.
Beberapa alasan umum yang diberikan bisnis kecil saat mereka mengajukan permohonan dana tambahan adalah sebagai berikut:
- Ekspansi bisnis
- Membeli inventaris
- Memperbarui peralatan
- Mempekerjakan atau melatih karyawan baru
- Meningkatkan arus kas
Karena itu, ketik mengisi dan mengajukan aplikasi pinjaman, pastikan untuk memberikan alasan mengapa membutuhkan pinjaman itu. Kemudian, diskusikan juga cara agar pinjaman itu bakal akan menguntungkan bisnis secara mendetail nantinya.
- Ajukan jumlah pinjaman yang realistis
Bersikap realistis mengenai jumlah uang yang diperlukan dalam bisnis menjadi hal yang penting. Hal itu agar permohonan pinjaman modal usaha itu berhasil dicairkan. Di samping itu, juga jangan meminta terlalu banyak dan jangan sampai meremehkan pengeluaran atau biaya serta meminta terlalu sedikit modal.
Ringkasnya, sangat tidak dianjurkan untuk memprediksi alih-alih menebak-nebak jumlah modal yang diperlukan. Karena itu, penting untuk menghitung angka yang diharapkan itu secara detail terlebih dahulu.
Kalau memerlukan pinjaman untuk membeli peralatan baru untuk bisnis maka teliti dengan tepat berapa biaya peralatan itu, termasuk pajak, pengiriman dan penanganan, implementasi, atau pelatihan apa pun yang diperlukan untuk menggunakannya.
Untuk diketahui, pemberi pinjaman tentu ingin bekerja sama dengan peminjam yang realistis dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, peminjam harus tahu secara detail jumlah dana yang mereka perlukan untuk mencapai tujuan dan mengembangkan bisnisnya.
- Hitung pembayaran bulanan
Pemberi pinjaman biasanya akan selalu bertanya, apakah pinjaman tersebut sanggup dibayar kembali. Karena itu, apabila sang peminjam Anda tidak bisa membuktikan secara memuaskan bahwa dirinya sanggup melunasi pinjaman, dana yang diharapkan dipastikan tidak akan cair.
Evaluasi dari pemberi pinjaman, yakni kemampuan si peminjam membayar pinjaman bulanan dengan menggunakan rasio cakupan layanan utang dan rasio utang terhadap pendapatan. Adapun kedua rasio ini digunakan untuk menentukan seberapa berisiko bisnis si peminjam dan apakah ia mampu membayar kembali pinjaman itu atau sebaliknya.
– Debt Service Coverage Ratio (DSCR): mengukur hubungan antara pendapatan dan utang bisnis. DSCR akan mengukur jumlah kelebihan kas yang dimiliki bisnis setelah memenuhi kewajiban keuangannya. Karena itu, kian tinggi DSCR, akan semakin baik.
Adapun DSCR 1,25 atau lebih tinggi menunjukkan bahwa sebuah bisnis memiliki arus kas yang cukup untuk menjalankan bisnis dan masih memiliki sisa uang untuk mengambil utang baru.
– Debt-To-Income Ratio (DTI): mengukur hubungan antara pendapatan pribadi dan utang sebagai pemilik bisnis. DTI sendiri menunjukkan berapa banyak pendapatan yang dialokasikan untuk hutang sehingga kian rendah DTI, akan semakin baik.
Adapun rasio DTI 36% atau lebih rendah akan sangat ideal karena hal itu menunjukkan sang peminjam sanggup dengan nyaman mengambil pembayaran pinjaman.
Penting diketahui, sebagian besar pemberi pinjaman akan mengandalkan terutama pada rasio cakupan layanan utang untuk menilai kelayakan pinjaman usaha kecil. Akan tetapi, pemilik tunggal dan freelancer bukanlah badan hukum yang terpisah sehingga pemberi pinjaman akan menggunakan DTI untuk menentukan kelayakan kredit sang peminjam.
Rasio tersebut memberikan indikasi yang baik bahwa peminjam dapat atau tidak untuk mengambil lebih banyak utang. Oleh sebab itu, sebelum menyerahkan aplikasi pinjaman, hitunglah skor DSCR dan DTI. Dalam hal ini, memastikan rasio DSCR dan DTI ideal bakal meningkatkan peluang untuk mengesankan pemberi pinjaman.
Di samping itu, rasio ini juga dapat digunakan untuk mengetahui dengan tepat jumlah yang mampu dibayar setiap bulan. Hal ini akan sangat membantu untuk bersikap realistis mengenai jumlah pinjaman.
- Perhatikan 5C
Prinsip 5C juga dapat digunakan untuk pinjam modal usaha. Adapun prinsip 5C ini terdiri dari Capacity, Capital, Collateral, Conditions, dan Character atau Kapasitas, Modal, Agunan, Kondisi, dan Karakter.
Bisnis sendiri akan tampak lebih solid dan lebih luas, tetapi tidak terlalu banyak, dengan menggunakan prinsip 5C ini. Hal itu akan membuat pemberi pinjaman mempercayai pebisnis.
Karakter adalah tentang kepribadian Anda. Apakah Anda orang yang baik? Bisakah kamu dipercaya? Anda harus memastikan bahwa pemberi pinjaman melihat Anda sebagai orang yang dapat dipercaya.
Kapasitas berkaitan dengan kemampuan menjalankan dalam kebutuhan finansial untuk bisnis, sementara modal adalah mengenai aset finansial yang didapatkan saat ini. Faktor tersebut digunakan untuk menentukan apakah Anda layak diberi pinjaman atau tidak.
Selanjutnya, agunan adalah tentang jaminan yang dapat diberikan kepada mereka sebelum mereka mengatakan ya atas pengajuan pinjaman. Syaratnya adalah tentang kondisi keuangan secara keseluruhan. Tidak hanya tentang pebisnis, tetapi juga bisnisnya secara keseluruhan.
- Temukan jenis pinjaman yang tepat
Tidak ada pinjaman yang sama sehingga demi meningkatkan peluang mendapatkan pinjaman, pastikan untuk mengajukan jenis pendanaan yang tepat untuk bisnis saat ini.
Di samping itu, metode pinjaman bisnis kecil yang tepat juga penting untuk diperhatikan dan dipilih dengan hati-hati. Karena itu, jangan buang waktu hanya untuk mengisi aplikasi pinjaman yang tidak sesuai dengan bisnis saat ini. Tingkatkan peluang untuk mendapatkan persetujuan dengan mengajukan jenis pinjaman yang tepat.
- Temukan pemberi pinjaman yang tepat
Peluang Anda disetujui terkait pinjaman bisnis akan meningkat jika menemukan pemberi pinjaman yang. Perlu diketahui, setiap pemberi pinjaman akan menawarkan jenis pinjaman yang berbeda dan memiliki persyaratan peminjam yang juga berlainan.
Sebagian dari pemberi pinjaman ini hanya akan menggelontorkan dana pada bisnis mapan, sedangkan yang lainnya akan meminjamkan untuk startup. Di samping itu, beberapa hanya bekerja dengan bisnis yang memiliki kredit bagus, sedang yang lainnya lebih peduli dengan pendapatan tahunan sebuah bisnis.
Karena itu, teliti dengan cermat setiap pemberi pinjaman dan persyaratan mereka agar dapat membantu untuk mengetahui apakah sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman sebelum melakukan semua upaya untuk melengkapi aplikasi.
- Memiliki skor kredit bisnis yang kuat
Memiliki skor kredit yang sehat juga membantu dalam pengajuan pinjaman yang kuat. Adapun pemberi pinjaman bakal menggunakan skor kredit ini untuk menentukan bahwa bisnis tersebut dapat dipercaya dan mampu membayar pinjamannya tepat waktu.
Di samping itu, memiliki skor kredit bisnis yang kuat ini juga akan membuat calon peminjam memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman yang lebih baik dengan persyaratan dan suku bunga yang lebih menguntungkan.
Namun, tidak hanya melihat skor kredit bisnis, pemberi pinjaman pun bakal melihat skor kredit pribadi si peminjam. Karena itu, tingkatkan aplikasi pinjaman dengan memiliki skor kredit bisnis dan pribadi yang hebat, yang meski mungkin akan membutuhkan waktu, tetapi dijamin lebih bermanfaat ketika mengajukan pinjaman nantinya.
- Lunasi utang yang ada terlebih dahulu
Dalam beberapa situasi, melunasi utang yang ada sebelum mengajukan pinjaman akan menjadi kunci untuk mendapatkan pinjaman. Pasalnya, pemberi pinjaman berkemungkinan kecil untuk menyetujui pengajuan pinjaman bila si peminjam mengantongi utang yang besar.
Jelas saja, mereka akan takut si peminjam nantinya tidak dapat memenuhi pembayaran kembali.
- Tingkatkan DSCR
Meningkatkan DSCR bisa dilakukan dengan menemukan cara untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan penjualan. Namun, pada beberapa kasus, DSCR ini mungkin memang tidak memerlukan peningkatan.
Penting digarisbawahi, pemberi pinjaman hanya bakal menyetujui aplikasi pinjaman untuk pinjaman jika mereka tahu bahwa si peminjam mampu membayar pembayarannya.
- Miliki laporan keuangan
Hal berikutnya yang harus dimiliki sebagai pembuktian bahwa bisnis yang dijalankan benar benar sehat dan mampu membayar pinjaman ke depannya adalah memiliki laporan keuangan yang sehat.
Di samping itu, usahakan juga untuk tidak menggunakan sistem pembukuan manual. Pasalnya, proses pembukuan manual rentan dengan kesalahan pencatatan yang akan merugikan bisnis secara keseluruhan, di samping akan memakan waktu.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra