duniafintech.com – Salah satu pengembang teknologi keuangan (fintech) yang berfokus di bidang pendidikan, Pintek menyatakan siap membangun prinsip edukasi yang demokratis. Melalui prinsip ‘cradle through career‘ pengembang tersebut akan menyiapkan pasar pendidikan yang integratif dan mudah diakses.
Prinsip ‘cradle through career‘ diwujudkan melalui integritas antar pihak yang terlibat dalam pendidikan, seperti wali murid, siswa dan juga institusi. Nantinya, Pintek akan memberikan pinjaman yang terjangkau dan fleksibel terhadap pihak-pihak tersebut.
Secara garis besar, Pintek menawarkan layanan kepada siswa dalam menempuh program edukasinya, dimulai dari tingkat dasar, perguruan tinggi hingga sekolah non-formal seperti kursus keterampilan.
Diketahui sebelumnya, pendanaan pra-seri A telah dikucurkan oleh pemodal ventura berbasis Jerman yakni, Global Founders Capital (GFC) beserta pendana sebelumnya, Finch Capital dan Amand Ventures. Ada pun keran pendanaan ini dibuka oleh induk dari Pintek, SoCap.
Pengembang yang mengawali debutnya dengan nama Pinduit akan membangun integritas dengan para pihak yang terlibat dengan pendidikan dan tentunya keuangan. Integritas tersebut dibuat untuk memuluskan fasilitas dari pendidikan dan proses administrasi yang ditawarkan melalui institusi keuangan.
Baca juga:
- Indodax Menggelar Trading Contest dengan Hadiah Ratusan Juta Rupiah
- Lawan Konten Deepfake, Twitter Meminta Tanggapan Publik
- Nodes Blockchain Summit, Dukung Edukasi Blockchain untuk Milenial
Pintek Gandeng Pihak Terkait Pendidikan
COO dan Co-Founder dari SoCap dan Pintek, Tommy Yuwono menilai, arah pendidikan berorientasi teknologi yang telah dicanangkan pemerintah sejalan dengan programnya. Pihaknya pun bersedia untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam mewujudkan program pemerintah.
“Kami sangat bersemangat setelah mengetahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di bawah pimpinan Pak Nadiem Makarim, menempatkan fokus utama pada pengembangan sumber daya manusia dan teknologi sebagai salah satu prioritas utamanya untuk 5 tahun ke depan,”
“Kami optimis dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan serta menyelesaikan masalah ‘skill gap‘ di Indonesia”
Tommy melanjutkan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menekan tingginya suku bunga, bahkan memungkinkan untuk terbebas dari hutang berdasarkan capaian yang telah diselesaikan siswa. Diharapkan, dengan adanya program ini, akan semakin banyak individu yang mendapatkan akses pinjaman untuk menyelesaikan masa pendidikannya.
Selain itu, Tommy beserta pihaknya sedang menunggu respon dari lembaga pemerintah terkait untuk mengembangkan terobosan inovasi dalam sektor pendidikan.
-Fauzan-