Site icon Dunia Fintech

Polemik Minyak Goreng Langka Belum Selesai, Mendag Minta Maaf

Polemik minyak goreng langka

JAKARTA, duniafitech.com – Polemik minyak goreng langka yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan masih dinilai belum selesai. Terkait hal itu, Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Muhammad Lutfi, pun menyampaikan permintaan maaf lantaran pihaknya belum mampu menangani permasalahan minyak goreng tersebut.

Mendag pun menduga bahwa penyebab minyak goreng langka ini, antara lain, disebabkan oleh mafia dan spekulan yang mengambil keuntungan sehingga sejumlah kebijakan yang telah dibuatnya menjadi tidak efektif.

“Dengan permohonan maaf Kementerian Perdagangan tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat,” katanya pada rapat bersama Komisi VI DPR, dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (18/3/2022).

Diakuinya, pihaknya punya keterbatasan wewenang dalam undang-undang guna mengusut tuntas masalah mafia dan spekulan minyak goreng ini. Kebijakan yang bisa dilakukannya, kata dia lagi, hanyalah mengatur pasokan.

Maka dari itu, dirinya pun meminta bantuan Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk menindak mafia dan para spekulan dimaksud.

“Sementara ini kami punya datanya, tapi saat ini sedang diperiksa oleh polisi, oleh Satgas Pangan, tetapi keadaannya sudah menjadi sangat kritis dan ketegangan yang mendesak,” tuturnya. 

Lebih jauh, dirinya meyakini bahwa ada mafia dan spekulan yang menimbun dan menyelundupkan minyak goreng. Hal itu karena stok minyak goreng yang telah dikucurkan setelah penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Domestic Market Obligation (DMO), semestinya sudah mencukupi kebutuhan masyarakat.

Sepanjang 14 Februari—16 maret 2022, sambungnya, kebijakan DMO itu berhasil mengumpulkan sebanyak 720.612 ton minyak sawit. Adapun dari total jumlah itu, ada 551.069 ton yang telah didistribusikan kepada masyarakat.

Di samping itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa, normalnya, setiap orang Indonesia mengkonsumsi satu liter minyak goreng per bulan. Maka dari itu, seharusnya dengan 551.069 ton minyak goreng ini, setiap orang akan memperoleh dua liter atau melebihi konsumsi per bulannya.

Contohnya, kata Mendag Lutfi, di Kota Medan. Di kota tersebut, gelontoran minyak goreng sudah mencapai 25 juta liter, sedangkan jumlah warga di daerah itu, menurut data dari BPS, adalah 2,5 juta orang.

Hal itu berarti bahwa dengan jumlah minyak goreng ini, satu orang warga dapat memperoleh jatah 10 liter minyak goreng.

“Namun, saya pergi ke Kota Medan, saya pergi ke pasar, saya pergi ke supermarket, tidak ada minyak goreng,” tutupnya.

 

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Exit mobile version