JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi digital di Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa, tertinggi se-Asia Tenggara.
Hal itu tercermin sejak awal masa pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
Sri Mulyani menjelaskan terjadinya penggunaan IT potensi meningkat dan membantu akselerasi digital untuk eknomi Indonesia. Hal itu terjadi saat perubahan menuju new normal setelah pandemi berlangsung. Kemudian, transaksi ekonomi di Indonesia juga mengalami peningkatan sebesar 45 persen.
“Lebih banyak orang yang menjalankan bisnis mereka, termasuk menjual jasa dan produk secara online,” kata Sri.
Bahkan yang lebih terlihat, Sri Mulyani mencatat terdapat 370 juta orang terhubung dengan ponsel, jumlah tersebut melebih dari populasi Indonesia. Lalu terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73 persen populasi Indonesia.
Oleh karena itu, Sri mengungkapkan dengan adanya peningkatan potensi ekonomi digital di Indonesia tersebut. Potensi ekonomi digital Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar US$70 miliar. Bahkan diperkirakan angka tersebut akan bertumbuh menjadi US$120 miliar di tahun 2025.
“Google, Temasek, Blain & Company mencatat nilai investasi ekonomi digital Indonesia selama kuartal I 2021 sebesar US4,1 miliar. Merupakan tertinggi selama 4 tahun terakhir,” kata Sri.
Ekonomi Digital Indonesia Memiliki Potensi yang Sangat Luar Biasa
Baca juga: Top! Industri Fintech Bakal Jadi Sektor Unggulan Ekonomi Digital Indonesia
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia akan mencapai US$146 miliar di tahun 2025, dan bertumbuh delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun di tahun 2030.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pandemi Covid-19 telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan menciptakan prospek cerah pada potensi ekonomi dan keuangan digital Indonesia.
Dia menambahkan nilai perdagangan digital mencapai Rp401 triliun di tahun 2021. Menurutnya hal itu terjadi seiring dengan meningkatkan akseptasi dan preferensi berbelanja daring serta didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
Baca juga: Pendapatan Ekonomi Digital Indonesia Ditaksir Tumbuh Rp1.736 Triliun
Airlangga mengatakan pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan peluang digitalisasi melalui implementesi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Selain itu, mewujudkan upaya penguatan kerjasama dan konektivitas pada lingkup regional maupun global di berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan dan pembayaran di ASEAN.
“Digitalisasi ekonomi dan keuangan digital harus diakselerasi dengan perbaikan-perbaikan dan telah mendorong capaian inklusi keuangan nasional,” kata Airlangga.
Sementara itu, menurut tanggapan pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance Nailul Huda dengan adanya rangsangan teknologi seperti kemudahan tranasaksi diskon melalui keuangan digital tentunya membuat transaksi menjadi semakin naik dan sektor konsumsi menjadi naik.
Dia mengatakan dengan peningkatan sektor konsumsi masyarakat tentunya akan menyumbang pertumbuhan ekonomi. Dia mengungkapkan sektor konsumsi rumah tanggal memberikan kontribusi 50 persen lebih terhadap Pendapatan Domestik Bruto.
“Jadi memang sektor konsumsi masyarakat atau rumah tangga menyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi,” kata Huda kepada duniafintech.com.
Baca juga: Siap-siap, Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Capai Rp4.531 Triliun di 2030
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com