duniafintech.com – Tidak terasa satu bulan lagi kita akan menyambut tahun baru. Untuk menjaga diri dalam mencapai resolusi tahun baru, masyarakat kerap memanfaatkan asuransi. Lalu bagaimana dengan prediksi industri asuransi tahun 2020?
Prediksi industri asuransi tahun 2020 mengarah pada asuransi jiwa. Dengan berbagai macam produk asuransi pada tahun 2020 ternyata asuransi jiwa yang diprediksi akan tumbuh sekitar 7%. Hal ini pun sejalan dengan pertumbuhan total aset industri di tahun depan juga tidak beda jauh yaitu sebesar 8%.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia ( AAJI ) memaparkan prediksi industri asuransi tahun 2020, yakni total investasi industri asuransi jiwa di tahun tersebut akan mencapai Rp561,65 triliun atau bertumbuh 6,8 persen (year-on-year). Alokasi terbesar investasi AAJI ke instrumen reksa dana dan saham.
Yanes Matulatuwa selaku Kepala Departemen Aktuari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan untuk tahun depan, portofolio investasi asuransi jiwa masih mengandalkan isntrumen reksadana, saham dan surat berharga negara (SBN). Dari kuartal I 2019, intrumen investasi tersebut juga tidak banyak berbeda.
Reksadana merupakan investasi andalan asuransi jiwa. Mengingat, premi industri mayoritas berasal dari produk unitlink. Jika merujuk data AAJI, reksadana dan saham masing-masing berkontribusi 34,59% dan 31,14% dari total investasi di kuartal III 2019.
Berdasarkan Data AAJI , per Kuartal III-2019 ini jumlah perusahaan asuransi jiwa sebanyak 60 perusahaan yang terdiri atas, 36 perusahaan nasional dan 24 perusahaan patungan.
Baca juga :
- Investasi Reksadana Online Ajaib, dengan Investasi Bonus Asuransi
- Waktu yang Tepat untuk Memulai Asuransi? Jangan Anda Sepelekan!
- Insurtech Pertama di Indonesia? Inilah Dia!
Yanes juga mengungkapkan bahwa selama lima tahun terakhir, total aset dan investasi asuransi jiwa rata-rata tumbuh sekitar 10%. Dengan realisasi itu, pihaknya berharap realisasi 2019 hingga tahun depan bisa lebih baik lagi.
Yanes menambahkan prediksi industri asuransi tahun 2020 yang tumbuh ini dikarenakan Indonesia memiliki potensi yang tinggi terutama dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 268 juta orang menjadi pasar utamanya.
Selain itu berkembangnya teknologi digital dan jumlah generasi milenial di Indonesia yang sangat besar dimana sebagian merupakan pengguna internet dan sangat aktif dalam menggunakan layanan digital keuangan menjadi pendorong pertumbuhan asuransi jiwa.
Lebih lanjut dipaparkan Yanes, AAJI memperkirakan premi asuransi di tahun 2020 tumbuh 10 – 14 persen dari Rp 205,40 triliun menjadi Rp 233,20 triliun yang terdiri atas premi tradisional Rp 81,57 triliun menjadi Rp 89,08 triliun di tahun 2020. Premi unit link Rp 123,83 triliun menjadi Rp 144,12 triliun.
– Dinda Luvita –