Site icon Dunia Fintech

Produk Fintech Stockbit Kini Bekerjasama Dengan Go-Pay untuk Pembelian Reksadana Online

Stockbit picture

duniafintech.com – Produk dari fintech investasi pasar modal Stockbit bernama Bibit, yang dinaungi oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, yang telah mengantongi izin sebagai agen penjual reksa dana (Aperd) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini telah bekerja sama dengan penyedia jasa uang elektronik milik Go-Jek, Go-Pay, untuk melakukan pembelian produk reksadana di aplikasi Bibit.

Kerjasama ini akan memungkinkan para investor untuk membeli reksadana Bibit melalui Go-Pay tanpa khawatir lagi terkena biaya transfer seperti jika membeli menggunakan jasa transfer antar bank.

CEO  Stockbit, Wellson Lo, mengatakan”

“Kerja sama ini merupakan kerja sama pertama antara Go-Pay dengan fintech Aperd yang berfokus pada produk investasi pasar modal.”

Wellson menambahkan, kerjasama tersebut merupakan salah satu langkah perusahaan untuk mencapai target tahunan yang telah ditetapkan yaitu menggaet sekitar 100 ribu hingga 200 ribu investor pada akhir tahun 2019.

Baca juga

Perlu diketahui, Aplikasi  Stockbit, Bibit, bisa diakses oleh para investor dan calon investor melalui situs Bibit.id. Saat ini Bibit telah memiliki sembilan manajer investasi sejak memulai operasi komersialnya pada akhir Januari 2019 lalu.

Dalam periode waktu tersebut, saat ini nasabah Bibit dengan mesin robo-advisor-nya telah lebih dari 10 ribu orang, tumbuh dari 5 ribu orang dalam 2 minggu pertama pasca peluncuran aplikasi (Apps) nya.

Dalam menanggapi kerjasama tersebut, Managing Director Go-Pay, Budi Gandasoebrata, mengatakan:

“Perusahaan terus membawa misi sebagai jembatan bagi masyarakat agar dapat mengakses ke layanan jasa keuangan. Misi ini kami jalankan [yang] salah satunya melalui kolaborasi kami dengan berbagai pihak, termasuk [dengan] 28 institusi keuangan.”

Menariknya, aplikasi Bibit dapat memungkinkan para investor retail untuk mulai berinvestasi hanya dengan Rp 10.000 saja, serta mendapatkan nasihat investasi dari robo-advisor yang mengadopsi teori manajemen investasi dari portofolio Markowitz.

Di kesempatan lain, Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi, berpendapat bahwa saat ini porsi pembelian reksa dana perseroan dari fintech Aperd masih sangat kecil.

Lilis pun menambahkan:

“Saat ini nilai dana kelolaan dari pembelian melalui fintech Aperd masih di bawah 1% dari total dana kelolaan kami Rp 44 triliun, tetapi pertumbuhan jumlah nasabah dan frekuensi pembelian (ticket) ritel dari channel tersebut sangat tinggi.”

Lilis pun berpendapat bahwa potensi perluasan basis investor reksa dana melalui fintech Aperd masih sangat besar ke depannya karena dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan memiliki keuntungan dari kemudahan yang dimungkinkan berdasarkan peraturan, tidak seperti channel penjualan reksa dana [tradisional] lainnya.

Baca juga

Kemudahan tersebut adalah mudah dan cepatnya investor untuk membuka rekening efek secara online sebagai bagian dari proses wajib mengenal nasabah (know your customer/KYC), dan juga hanya membutuhkan KTP sebagai syaratnya. Apakah pembaca mau mencoba berinvestasi juga?

picture: pixabay.com

-Syofri Ardiyanto-

Exit mobile version