duniafintech.com – Usai menerbitkan saham perdananya (IPO) kemarin, PT Fuji Finance Indonesia Tbk (kode emiten: FUJI) telah menentukan target tahun 2019-nya yakni mengalami pertumbuhan laba komprehensif sebesar dua kali lipat. Untuk mencapai target yang optimistis tersebut, FUJI mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan sejumlah strategi.
Sekedar inforamsi, FUJI ialah emiten yang bergerak di sektor multifinance yang aktivitas keuangannya adalah pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna. FUJI menawarkan fasilitas pembiayaan investasi untuk semua jenis mesin industri, pembangkit listrik, alat berat, dan semua jenis kendaraan termasuk truk dan bus untuk transporter.
Baca juga: Kredivo Raih Pendanaan dari Ventura Telkomsel dan MDI Ventures
Tujuan Kedepan PT Fuji Finance
Saat di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, Presiden Direktur FUJI, Anita Marta, mengatakan bahwa perusahaan kini telah melayani enam perusahaan domestik yang menjadi customer base:
“Saat ini FUJI akan melakukan upaya ekspansi dengan menjajaki lebih dari lima perusahaan untuk bekerja sama untuk sektor energi terbarukan.”
Anita pun menargetkan tahun ini, FUJI akan meraup laba komprehensif tahun berjalan sebesar dua kali lipat dari nilai sebelumnya Rp 2,81 Miliar, menjadi Rp 6 Miliar.
Anita menjelaskan strategi yang dilakukan FUJI untuk mencapai target tersebut adalah dengan memasuki bisnis pembiayaan solar panel. Pembiayaan ini memiliki peluang yang potensial ke depannya sebab perbankan belum menyentuh penyaluran dana ke sektor tersebut. Sehingga dana yang didapat dari IPO, seluruhnya akan digunakan sebagai working capital proyek baru ini sambil mengatakan:
“FUJI melihat sektor energi terbarukan punya peluang yang cukup besar dan kami memiliki kemampuan atau penguasaan untuk membiayai sektor ini.”
Baca Juga: LinkAja Bermitra dengan GoJek : Masuk Opsi Pembayaran Digital
Data Kerja Emiten PT Fuji Finance
Anita juga menjelaskan, dengan keluarnya izin dari Peraturan Menteri (Permen) Nomor 49 Tahun 2018 lewat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk pemasangan roof-top panel surya bagi rumah tangga, BUMN dan Pemerintah Daerah secara langsung telah mendukung usaha FUJI dalam mengembangkan pembiayaan pada sektor ini yang membuat Anita semakin optimistis terhadap tercapainya target tahun ini.
Melihat dari laporan keuangannya di 2018, FUJI mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 45,18% year-on-year (YoY) dari Rp 9,8 Miliar pada 2017 menjadi Rp 5,39 Miliar di 2018. Adapun laba bersih tahun berjalan juga mengalami penurunan drastis sebesar 70,4% YoY dari Rp 7,98 Miliar pada 2017 menjadi Rp 2,81 Miliar.
Hal ini disebabkan karena menurunnya pendapatan dan pembiayaan konsumen. Penurunan ini sehubungan dengan strategi FUJI yang mendiversifikasi pembiayaan ke sektor korporasi.
FUJI merasa lebih nyaman dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor ini. Sektor ini pun lebih efisien dari segi biaya dan relatif lebih aman secara kolektibilitasnya.
Sekedar informasi, salah satu risiko paling besar yang akan dihadapi FUJI adalah risiko kredit, yakni kegagalan debitur memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.
Namun, Anita menyatakan bahwa FUJI telah melakukan serangkaian mitigasi yakni analisa terhadap calon debitur, menerapkan batasan kredit yang diajukan, dan pengawasan terhadap debitur untuk mencegah atau mengurangi terjadinya gagal kredit tersebut.
Image by Gerd Altmann from Pixabay
-Syofri Ardiyanto-