Presiden AS Donald Trump mengeluhkan sistem pembayaran Indonesia, QRIS karena Amerika Serikat merasa terhambat. Selanjutnya pemerintah akan membuka peluang kerja sama internasional.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Payment Gateway Indonesia (APGI) Angelika Putri menilai, langkah pemerintah tersebut akan menjadi peluang strategis bagi Indonesia. Selama ini, penggunaan dalam negeri telah menunjukkan hal yang signifikan.
“QRIS telah menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam transaksi digital di Indonesia, mencerminkan adopsi yang luas di Indonesia. Selain itu, QRIS juga telah memperluas jangkauan transaksi atau kolaborasi antar negara dengan negara-negara seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia, dan sebentar lagi dengan negara China, Jepang, India, Korsel hingga Arab Saudi,” katanya saat dihubungi Duniafintech.com, Jumat (25 April 2025).
QRIS Memainkan Peran Penting
Selain itu, Angel menambahkan, APGI menekankan pentingnya QRIS dalam mendukung efisiensi dan inklusi keuangan di Indonesia. QRIS dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat sistem pembayaran nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Kritik dari pihak luar yang menyebut QRIS sebagai hambatan perdagangan kemungkinan besar akan ditanggapi sebagai ketidaksesuaian persepsi terhadap tujuan dan manfaat QRIS bagi Indonesia.
“Bank Indonesia (BI) telah menunjukkan keterbukaan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam pengembangan sistem pembayaran, termasuk QRIS, yg terbaru BI memberikan pernyataan akan segera bekerjasama dengan China, Jepang, India, Korsel hingga Arab Saudi,” kata Angel.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa QRIS bukan hanya memperkuat sistem pembayaran domestik, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional, menjadikan QRIS ini sebagai peluang strategis bagi Indonesia.