Site icon Dunia Fintech

Kumpulan Kabar Berita Startup Indonesia per Maret 2020

berita startup Indonesia

ilustrasi

duniafintech.com – Sepekan menjelang berakhirnya bulan Maret tahun 2020, DuniaFintech memberikan redaksi khusus soal kabar berita startup Indonesia. Rangkuman ini berisikan beberapa informasi soal badan rintisan yang menunjukan tren positif. Untuk itu, simak penjelasannya berikut.

Salah satu usaha rintisan berbasis teknologi yang membidangi ilmu genetik (Genomic), Nusantic, menerima pendanaan tahap awal oleh Capital Venture, East Venture pada Jumat (20/3). Memiliki fokus kajian tentang ekologi bakteri dan virus yang menaungi tubuh makhluk hidup (mikrobioma), pendanaan ini ditujukan untuk pengembangan dan riset lebih lanjut.

Co-founder dan CEO Nusantics Sharlini Eriza Putrie menyebut, tujuan utama berdirinya startup ini ialah edukasi ke masyarakat soal pentingnya mengenal peran bakteri dan virus yang hinggap di tubuh manusia, terutama ketika menghadapi pandemi global.

Sharlini juga mengklaim, wawasan yang diterima publik soal mikrobioma dapat menjadi panduan dalam memilih produk kesehatan yang tepat untuk tubuh. Di skala industri, riset Nusantics dinilai berperan memberi rekomendasi kebijakan perusahaan untuk kesehatan konsumen dan alam.

Berdiri tahun 2019, Nusantics digagas oleh tiga orang, yakni Sharlini Eriza Putri, Vincent Kurniawan, dan Revata Utama. Nantinya, teknologi genomika ini juga berkecimpung dalam industri kecantikan, utamanya di perawatan kulit.

Baca juga:

Berita Startup Indonesia Maret 2020

Di bidang pendidikan, startup Pahamify meraih pendanaan dari salah salah satu akselerator usaha rintisan asal Amerika Serikat, Y Combinator. Akselerator yang melahirkan nama besar Airbnb, Dropbox dan Coinbase ini mengucurkan dana sebanyak USD 150 Ribu.

Pahamify resmi terdaftar di keanggotaan musim dingin di Y Incubator 2020 bersama dengan startup Indonesia lainnya, yakni YukStay dan Newman. Usaha rintisan di bidang pendidikan dinilai tengah mendapat perhatian khusus para pemodal ventura. Dikabarkan, bahwa sektor pendidikan akan menyumbangkan unicorn ke-6 di tahun ini.

Di tengah merebaknya pandemi Covid-19, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut, permintaan pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kepada startup keuangan berbasis teknologi (fintech) justru meningkat.

Atas hal tersebut, AFPI menyarankan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melonggarkan beberapa regulasi, seperti tenor dan batas maksimal pembiayan. Tentunya penerapan ini juga memerlukan proses kualifikasi untuk calon nasabah yang layak dan berstandar.

DuniaFintech/FauzanPerdana

Exit mobile version