Site icon Dunia Fintech

Ini Deretan Reksadana Paling Menguntungkan 5 Tahun Terakhir

investasi reksadana terbaik untuk pemula minim risiko

JAKARTA, duniafintech.com – Reksadana paling menguntungkan merupakan salah satu instrumen investasi yang cocok bagi pemula, namun karena banyaknya jenis Reksadana pasti membuat investor pemula semakin bingung dalam memilih Reksadana mana yang paling menguntungkan bagi mereka.

Perlu dipahami lebih dulu bahwa sederhananya reksadana adalah sebuah tempat yang berfungsi untuk menghimpun dana dan dana tersebut bersumber dari masyarakat. Tak hanya menghimpun saja, akan tetapi reksadana kemudian akan menginvestasikan dana yang telah diberikan kepadanya ke dalam portofolio efek. Investasi ini biasanya akan dilakukan oleh manajer investasi.

Selain itu, investasi reksadana juga menawarkan imbal hasil lebih tinggi daripada menabung di bank, risikonya juga lebih terukur, serta instrumen investasi ini juga bersifat likuid atau bisa dicairkan kapanpun. Salah satu dari jenis reksadana terbaik sekarang ini adalah reksadana pasar uang. Reksadana pasar uang itu sendiri adalah reksadana yang isinya 100% instrumen pasar uang, yaitu deposito, obligasi yang telah jatuh temponya kurang dari satu tahun, serta Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Pastinya, reksadana sudah bukan lagi menjadi barang baru dalam kamus investasi. Sebab, hal tersebut telah menjadi salah satu instrumen investasi favorit anak muda, termasuk kaum milenial. Hal ini disebabkan karena reksadana mampu menjawab segala kebutuhan dan keinginan mereka, dan merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil. Di sisi lain, melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih nuansa January Effect.

Lajunya perlahan dan terus mendaki, maka tidak jarang banyak juga yang mulai tertarik untuk berinvestasi dengan reksadana. Jika kamu juga tertarik untuk berinvestasi dengan reksadana, berikut ini akan diberikan beberapa rekomendasi reksadana yang bisa kamu jadikan pertimbangan. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Reksadana Paling Menguntungkan 5 Tahun Terakhir

Sebagai bahan pertimbanganmu untuk bisa memilih reksadana mana yang tepat, berikut ini akan dipaparkan mengenai reksadana terbaik dalam 5 tahun terakhir.

Shinhan Equity Growth merupakan jenis reksadana yang memiliki tujuan untuk memberikan hasil optimal untuk para investornya dalam jangka panjang melalui proses investasi yang akan dilakukan secara selektif dan pengelolaan yang penuh kehati-hatian di dalam pasar modal Indonesia pada Efek bersifat ekuitas

Shinhan Equity Growth ini nantinya juga akan melakukan investasi dengan komposisi portofolio investasi minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimum 100% (seratus persen) pada Efek bersifat ekuitas yang akan diterbitkan oleh korporasi dan akan dijual dalam Penawaran Umum dan/atau nantinya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia; dan pada instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan/atau deposito minimum 0% (nol persen) dan maksimum 20% (dua puluh persen); sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Sucorinvest Flexi Fund merupakan salah satu pilihan investasi jangka menengah atau panjang bagi para pemodal yang memang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan modal yang optimal melalui investasi pada Efek Ekuitas, Efek Hutang dan Instrumen Pasar Uang. Adapun kebijakan yang harus dipenuhi oleh pemodal dari investasinya, antara lain:

  1. Minimum sebesar 5% dan maksimum sebesar 75% pada Efek Ekuitas, yaitu nanti akan terdiri atas saham-saham dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) serta warrant yang akan ditawarkan melalui Penawaran Umum dan dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia.
  2. Minimum sebesar 5% dan maksimum sebesar 75% pada Efek Hutang, yaitu terdiri atas obligasi yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, dan obligasi yang telah diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan berbadan hukum Indonesia, dan Efek Utang lainnya yang memiliki jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun.
  3. Minimum modal sebesar 5% dan maksimum sebesar 75% pada Instrumen Pasar Uang yang meliputi Deposito Berjangka, Sertifikat Bank Indonesia, dan bisa juga dengan Instrumen Pasar Uang lainnya, termasuk Obligasi yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.

Reksadana paling menguntungkan selanjutnya adalah Shinhan Balance Fund dan juga merupakan Reksadana terbuka yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (“KIK”) berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya. Shinhan Balance Fund ini bertujuan untuk memberikan hasil optimal untuk para investor dalam jangka panjang melalui proses investasi yang dilakukan secara mendalam dan pengelolaan yang penuh kehati-hatian oleh manajer investasi di dalam pasar modal Indonesia melalui investasi pada Efek bersifat ekuitas, Efek bersifat utang dan instrumen pasar uang.

Shinhan Balance Fund akan melakukan investasi dengan komposisi portofolio investasi minimum 1% dan maksimum 79% pada Efek bersifat ekuitas yang akan diterbitkan oleh korporasi yang dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia; minimal 1% dan maksimal 79% pada Efek bersifat utang yang diterbitkan oleh korporasi yang akan dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia; dan minimum 1% dan maksimum 79% pada instrumen pasar uang dalam negeri yang memiliki masa jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun dan/atau deposito; sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

STAR Balanced II merupakan salah satu jenis Reksadana terbaik dalam 5 tahun terakhir dan bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka menengah panjang dengan cara melakukan investasi pada Efek bersifat ekuitas dan Efek Bersifat Utang, serta reksadana ini juga dapat berinvestasi pada instrumen pasar uang dan/atau deposito.

STAR Balanced II tentunya akan melakukan investasi dengan komposisi portofolio investasi maksimum 79% dari Nilai Aktiva Bersih pada Efek bersifat ekuitas, Efek Bersifat Utang, dan instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan/atau deposito; dengan ketentuan dalam portofolio investasi tersebut, maka di dalamnya harus terdapat Efek Bersifat Utang dan Efek Bersifat Ekuitas, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Tujuan Investasi dari Syailendra Balanced Opportunity Fund adalah memberikan imbal hasil investasi yang optimum melalui investasi pada Efek Ekuitas dan/atau Efek Utang yang masih memiliki potensi cukup besar untuk bisa tumbuh dalam jangka menengah dan panjang serta dapat berinvestasi pada instrumen pasar uang; dalam hal terdapat kondisi pasar modal yang sedang dalam kondisi terkoreksi dengan tetap memperhatikan ketentuan pada kebijakan investasi.

Kebijakan investasinya adalah sebesar 10% hingga 75% pada Efek bersifat Ekuitas, pada Efek bersifat Utang yang diantaranya adalah Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal Bond), obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan (investment grade atau non investment grade) dan Efek bersifat utang lainnya. Minimal 2% dan maksimal 75% pada instrumen pasar uang, antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Perbendaharaan Negara (SPN) atau Treasury Bills (T-Bills), Efek bersifat utang yang memiliki jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun dan/atau deposito. Manajer Investasi dapat langsung berinvestasi pada efek-efek yang ditawarkan dan/atau diperdagangkan di bursa efek di Indonesia maupun di luar negeri.

Rekomendasi Reksadana Paling Menguntungkan 2022

Sebagai informasi, nyatanya produk dari reksadana itu sendiri memang banyak jenis atau macamnya. Masing-masing produknya memiliki keuntungan dan risiko tersendiri. Berikut ini terdapat daftar 7 reksadana terbaik yang bisa juga dijadikan sebuah pertimbangan sebelum memulai berinvestasi.

Reksadana Saham

Definisi dari Reksadana Saham itu sendiri adalah jenis reksadana yang akan menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari nilai aktivanya dalam bentuk saham. Sebab mayoritas portofolionya ada di efek saham, maka sifat dan pergerakan reksadana ini mirip-mirip dengan sifat dan pergerakan saham. Tujuan dari investasi reksadana saham ini, yaitu untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya pun relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, akan tetapi memiliki potensi Return atau tingkat pengembalian yang paling tinggi (high risk high return).

Pada umumnya, keuntungan Reksadana Saham adalah yang paling menjanjikan dibandingkan dengan jenis reksadana yang lain. Rata-rata dalam setahun, return yang akan didapatkan bisa mencapai kurang lebih sebanyak 20%. Bila ini terjadi dalam jangka waktu 5 tahun, maka return yang didapatkan bisa mencapai 100%.

Dibalik tingginya return atau keuntungan dari Reksadana Saham, terdapat risiko yang tinggi pula. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Reksadana Saham memiliki apa yang disebut high risk high return. Bila return yang didapatkan bisa mencapai 20%, maka hal ini juga berlaku terhadap risk-nya. Risk atau risiko yang dicapai biasanya juga menyentuh angka 20%.

Meski begitu, ternyata masih ada juga beberapa reksadana saham yang sampai saat ini menjadi buruan investor. Berikut adalah 5 produk terbaik reksadana saham, antara lain:

Reksadana Terproteksi

Reksadana terproteksi atau lebih dikenal dengan Capital Protected Fund (CPF) adalah sebuah jenis reksadana yang paling menguntungkan sekaligus memberikan proteksi atas nilai investasi awal investor, jika para pemegang unit penyertaan memegang reksadana tersebut hingga tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan melalui mekanisme pengelolaan portofolio investasi. Dengan begitu, secara periodik reksadana terproteksi juga akan melakukan pembagian hasil investasi dalam bentuk dividen.

Aturan main tentang produk CPF ini telah diatur oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satu poin utamanya adalah bahwa reksa dana ini akan memproteksi seratus persen dari nilai pokok investasi pada saat jatuh tempo dengan jangka waktu investasi yang sudah ditentukan.

Sementara dari segi kebijakannya, ternyata reksadana terproteksi idealnya hampir sama dengan reksadana pendapatan tetap, yaitu menempatkan sebagian besar portofolio investasinya pada instrumen surat utang. Perbedaan dari keduanya terletak pada cara mekanisme pengelolaannya.

Manajer Investasi reksadana terproteksi nantinya akan membeli surat utang dan menahannya hingga jatuh tempo (hold to maturity), sementara itu untuk manajer investasi reksadana pendapatan tetap akan mengelolanya secara aktif dan jika diperlukan, jadi dengan begitu bisa melakukan jual beli (trading).

Karena menggunakan mekanisme pengelolaan dengan cara membeli surat utang dan memegangnya hingga jatuh tempo itulah, maka “proteksi” terhadap investasi awal dapat dilakukan. Pastinya dengan catatan bahwa perusahaan yang menerbitkan surat utang tersebut tidak mengalami gagal bayar.

Akan tetapi, jika sewaktu-waktu ada skenario terburuk terjadi, yakni perusahaan penerbit surat utang mengalami gagal bayar, maka Investornya tetap bisa kehilangan pendapatan dividen dan/atau nilai awal investasinya. Oleh karena itu, investor harus perlu lebih memahami karakteristik dan risiko reksadana terproteksi.

Reksadana Paling Menguntungkan; Pasar Uang

Salah satu reksadana paling menguntungkan atau produk investasi yang kini dianggap berpotensi menghasilkan pertumbuhan uang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan, adalah reksadana pasar uang. Seperti namanya, reksadana pasar uang ini berarti akan berinvestasi di instrumen pasar uang.

Sederhananya, reksadana pasar uang adalah reksadana yang dana kelolaannya akan diinvestasikan seluruhnya oleh manajer investasi di instrumen pasar uang, deposito berjangka atau obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu 1 tahun atau obligasi yang sisa jatuh temponya kurang dari 1 tahun.

Contohnya saja, deposito berjangka, sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.

Pada umumnya, reksadana pasar uang juga akan memberikan potensi pengembalian investasi yang lebih tinggi dari deposito dan tabungan. Lantas, mengapa isinya sama-sama deposito tetapi reksadana pasar uang berpotensi lebih untung?

Apabila kita sebagai individu menabung atau membuka deposito bank, pastikan mesti memiliki saldo minimal yang dipersyaratkan oleh bank. Katakan saldo minimal Rp100 juta, berlaku untuk suku bunga misalnya 5 persen per tahun. Sementara itu, jika saldo kita misal hanya Rp50 juta, belum tentu bisa mendapatkan tingkat bunga yang sama.

Selain itu, manajer investasi yang akan mengelola langsung reksadana, lalu menginvestasikannya ke dalam deposito bank, tentu dengan begitu, maka investor bisa mendapatkan bunga berbeda dibandingkan individu dikarenakan dana kelolaannya yang besar. Oleh karena itu, imbal hasil dari reksadana pasar uang bisa lebih tinggi dibandingkan dengan deposito bank.

Selain itu, reksadana ini juga bisa melakukan investasi di efek surat utang atau obligasi. Biasanya, kupon atau imbal hasil obligasi ini juga nantinya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito. Dampaknya, hal tersebut juga bisa mendorong return atau keuntungan dari reksadana pasar uang. Berikut ini adalah top 5 produk reksadana pasar uang dengan pertumbuhan AUM tertinggi sepanjang bulan lalu, antara lain:

Reksadana Indeks & ETF

Reksadana Indeks dan ETF ini memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi dibandingkan dengan produk reksadana konvensional lainnya, seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. Reksadana indeks ini merupakan jenis reksadana yang akan dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dapat dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.

Sederhananya, reksadana indeks juga bisa diartikan sebagai jenis reksadana yang kinerjanya akan mengacu pada indeks tertentu, baik itu indeks saham atau juga indeks obligasi. Meski begitu, cara kerjanya tentu berbeda dengan reksadana konvensional lainnya yang berfokus pada saham dan obligasi.

Berbeda dengan reksadana konvensional yang terus berusaha mengalahkan kinerja tolok ukurnya (benchmark), justru target dari jenis reksadana indeks ini adalah menyamainya. Sehingga, daripada harus dikelola secara aktif, pendekatan dari reksadana indeks adalah secara pasif dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya.

Sebab komposisinya yang mirip-mirip atau bahkan sama persis dengan indeks acuannya, maka hasilnya juga tentunya akan mirip dengan indeks acuannya. Cara ini juga dikenal pula dengan strategi pengelolaan pasif (passive management strategy).

Pengelolaan secara pasif bisa menghasilkan efisiensi biaya karena manajer investasi tidak memerlukan tenaga analis yang banyak untuk dapat melakukan analisis perusahaan. Kemudian, biaya transaksinya juga menjadi lebih kecil karena manajer investasi tidak melakukan trading jual beli secara aktif.

Oleh sebab itu, biaya reksadana indeks ini biasanya lebih kecil jika dibandingkan dengan reksadana konvensional. Baik buruknya kinerja reksadana ini juga tidak diukur dari seberapa besar imbal hasil (return) yang akan dihasilkan ataupun dari seberapa kecil risiko fluktuasi harga, akan tetapi dari selisih antara kinerja reksadana dengan indeks acuan.

Jika semakin besar selisihnya, meskipun kinerja reksadana lebih baik, tetap saja dianggap tidak baik karena yang ideal adalah sama dengan indeks acuannya. Selisih antara reksadana dengan indeks acuan disebut juga tracking error. Ketika selisih yang dihasilkan semakin kecil, maka manajer investasi yang sudah mengelolanya terbilang sukses. Seandainya selisih yang dihasilkan adalah tracking error=0, hal itu tentu akan lebih bagus lagi.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version