duniafintech.com – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan 3 (tiga) hal yang perlu menjadi perhatian bank sentral dan pengambil kebijakan dalam merespons meredanya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi.
Baca juga: BI: Jumlah Uang Beredar Per Juli 2019 Rp5.937,5 Triliun
Pertama, menerapkan bauran kebijakan bank sentral (policy mix). Kedua, perlunya memperkuat sinergi dan koordinasi antar pemangku kebijakan dengan meningkatkan transparansi dan komunikasi. Ketiga, perlunya memanfaatkan era digitalisasi untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi, di mana Bank Indonesia menyusun Visi SPI 2025 untuk mengintegrasikan ekonomi dengan keuangan digital.
Dalam pembukaan Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 dan Call for Papers di Bali, Editor in Chief BMEB ini juga menjelaskan ada 4 (empat) hal yang menjadi karakteristik meredanya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi yaitu pertama, banyaknya negara yang mengandalkan internal (domestik) dalam merespons ketegangan perdagangan internasional. Kedua, arus modal antar negara dan nilai tukar yang semakin bergejolak.
Baca juga: BitPAC, ICO Pertama yang Dibuat untuk Tujuan Politik
Ketiga, bahwa respons kebijakan bank sentral tidak dapat mengandalkan suku bunga. Mandat bank sentral di beberapa negara tidak hanya menjaga inflasi tapi juga stabilitas sistem keuangan, sehingga kebijakan makroprudensial menjadi penting. Keempat, semakin maraknya digitalisasi di bidang ekonomi maupun keuangan.
“Menghadapi digitalisasi ekonomi ke depan, para pengambil kebijakan, termasuk bank sentral, perlu memahami perubahan-perubahan pemikiran ekonomi sehingga dapat melakukan respons kebijakan secara tepat. Untuk itu, munculnya pemikiran-pemikiran, perumusan riset, dan kebijakan, menjadi salah satu prasyarat penting dalam menghadapi tantangan ke depan” pungkasnya.