Revolusi industri telah memasuki fase 4.0 telah membawa banyak perubahan. Rhenald Kasali mengomentari beberapa perubahan di era revolusi digital ini yang membuat kita semua efisien
Revolusi digital berlangsung di mana tren otomasi dalam industri manufaktur, penerapan teknologi digital, dan kecanggihan buatan atau artificial intelligence menjadi tonggak utama dalam membantu berbagai aktivitas manusia.
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengatakan, perkembangan teknologi revolusi digital telah banyak membantu banyak hal dalam berbagai aktivitas manusia, terutama di saat berlangsungnya pandemi Covid-19, di mana keterbatasan mobilitas manusia dapat digantikan dengan berbagai platform yang dapat mempertemukan orang tanpa harus bertatap muka.
Di samping itu, pandemi Covid-19 telah mempercepat berlangsungnya transformasi digital. Berbagai kegiatan seperti rapat, aktivitas jual-beli, mengakses pusat perbelanjaan, konsultasi kesehatan, kampanye, bahkan berwisata pun kini tersedia secara digital.
Konferensi Virtual Khusus Bitcoin Pertama di Indonesia, Catat Tanggalnya!
“Digital teknologi ini sangat membantu kita di masa pandemi. Bayangkan kalau pandemi ini belum ada teknologi digital, sebelum kita jalankan digitalisasi, saya kira ini akan berat sekali,” katanya dalam webinar How Technology Will Shape Financial Industry, Jumat (17/9).
1. Berbagai Perusahaan Merambah Sektor Keuangan
Rhenald menjelaskan, perkembangan teknologi digital pun bergerak semakin jauh. Pada industri keuangan misalnya, saat ini tidak hanya diisi oleh sektor perbankan, tetapi juga sektor non-bank.
Berbagai industri di luar perbankan, saat ini ramai-ramai mengintegrasikan bisnisnya ke sektor keuangan, seperti perusahaan teknologi seperti Google dan Apple yang memiliki ekosistem pembayarannya sendiri dan juga e-commerce.
“Dulu kalau kita analisis siapa yang jadi partner kita, ya pemain-pemain yang di dalam perbankan atau teknologi perbankan. Sekarang muncul pemain di sektor bukan bank seperti Apple dan Google itu semua masuk ke sektor keuangan,” ujarnya.
2. Teknologi Memberi Akses Pada yang Unbankable
Rhenald menuturkan, teknologi digital tak hanya memudahkan berbagai perusahaan di luar sektor perbankan untuk merambah ke sektor keuangan, namun juga memberikan kemudahan bagi konsumen yang selama ini tidak terjangkau oleh bank atau unbankable untuk mendapatkan akses ke lembaga keuangan.
Nasabah yang selama ini berada di tempat terisolir dan susah dijangkau karena keterbatasan infrastruktur fisik, atau yang memiliki pangsa pasar yang terlalu rendah dalam standar bank untuk memberikan pinjaman, saat ini dapat dijangkau dengan kecanggihan teknologi tanpa harus bertemu fisik.
“Sekarang bisa menjadi nasabah perbankan karena muncul teknologi yang bisa menjangkau mereka di daerah terpencil. Mereka tidak harus datang. Kemudian verifikasinya bisa sangat cepat,” tuturnya.
3. Automation Membuat Kantor Bank Sepi
Salah satu kecanggihan yang dibawa oleh teknologi digital adalah sistem otomatis atau automation, di mana berbagai kegiatan dapat dilakukan secara auto pilot tanpa perlu keterlibatan manusia. Hal ini membawa dampak yang positif dari sisi efisiensi.
Namun, di sisi lain menyebabkan sepinya kantor perbankan dan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga bank pun mengambil berbagai strategi untuk melakukan efisiensi.
“Bank mulai melakukan rasionalisasi, penyesuaian-penyesuaian, karena banyak sekali yang diset otomatis,” ucapnya.
4. Bisnis Tidak Terikat Ruang dan Waktu
Teknologi membawa perubahan besar-besaran dalam sisi bisnis. Cukup dengan bermodalkan gadget, pelaku usaha dapat menjalankan bisnisnya dari mana pun. Perubahan revolusioner dalam hal jual-beli yang dipicu oleh kemunculan e-commerce telah memudahkan siapapun untuk memulai bisnisnya.
Tak hanya itu, di sisi manufaktur pun perubahan yang dipicu revolusi digital telah membuat berbagai pabrik-pabrik dapat bergerak secara otomatis dengan bekerjanya robot-robot yang menggantikan tenaga manusia.
“Bisnis tidak terikat ruang dan waktu. Kita boleh pulang di atas jam 15.00 tapi mesin tetap bekerja terus 24 jam, customer service bekerja dengan automation tadi dengan robot, dengan cat bot, dsb.,” ujar dia.
5. Data Science Menjadi Penting
Rhenald bercerita, dulu saat revolusi digital belum terjadi, pendataan masih menggunakan statistik yang dibuat secara manual dan terbatas. Saat ini, data menjadi tambang emas baru yang dikumpulkan melalui berbagai platform yang menyimpan data konsumen oleh data scientist.
Bahkan, di Tiongkok, tingkat konsumsi makanan penduduk juga direkam melalui CCTV yang terpasang di setiap pojok di ruang publik yang dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kolesterol warganya. Data ini nantinya yanga kan dipakai okeh perusahaan asuransi untuk menghitung premi yang diberikan kepada calon nasabah.
“Perusahaan asuransi dengan mudah mendrafkan berapa preminya, jadi ini perubahan yang sangat disruptif jadi bukan perubahan yang kecil. Bukan perubahan seperti orang renovasi rumah, tapi revolusioner,” tegasnya.
Reporter : Nanda Aria
Editor : Gemal A.N. Panggabean