Dunia Fintech

Risiko Investasi Emas Ketahui Dulu Ya Sebelum Melakukan!

JAKARTA, duniafintech.com – Banyak pihak menilai emas merupakan investasi yang juga memiliki peluang risiko. Namun tak sedikit juga yang menyatakan bahwa emas sering disebut sebagai “safe haven” karena memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan investasi lainnya.

Pertanyaannya, apakah berinvestasi emas berarti tidak ada risiko? Tidak sepenuhnya benar. Simak tujuh risiko investasi emas berikut yang patut Anda waspadai.

Baca jugaAplikasi Investasi Emas OJK: Cara Investasi Emas di Aplikasi Bank

ISFF 2023 INDODAX

Baca jugaKelebihan dan Kekurangan Investasi Emas Yuk Kita Simak!

Risiko Investasi Emas

Risiko Keamanan

Emas merupakan aset fisik baik dalam bentuk batangan maupun perhiasan. Bagi investor yang memiliki emas dalam bentuk fisik, tentu saja risiko keamanannya sangat tinggi. Untungnya, saat ini sudah banyak investasi emas digital yang menawarkan keuntungan sama seperti memiliki emas fisik. Hal ini semakin menjamin keamanan dana yang dimiliki investor.

Kemurnian Emas Dipertanyakan

Nilai emas sebenarnya terletak pada kemurnian emas itu sendiri. Seperti yang Anda ketahui, kemurnian emas diukur dalam karat (K). Emas yang paling murni adalah emas dengan nilai 24K yang artinya juga memiliki nilai tertinggi. Investor emas mendapatkan keuntungan yang diharapkan dengan membeli emas murni kualitas tertinggi.

Jika Anda tertarik untuk membeli emas murni, pastikan membeli di dealer yang terpercaya dan resmi agar terhindar dari produk palsu. Hal ini berlaku untuk investasi emas fisik dan digital.

Tidak Bisa Menjadi Sumber Passive Income

Beberapa investor menginginkan pendapatan pasif atau passive income dari asetnya tersrbut. Sayangnya, tidak ada emas di sini. Sebagai aset investasi, logam mulia ini tidak menghasilkan pendapatan pasif. Oleh karena itu, emas tidak dapat memberikan imbal hasil yang positif kecuali jika dijual pada saat harganya naik.

Pengaruh Suku Bunga dan Inflasi

Emas pun juga tidak lepas dari dampak inflasi. Ketika inflasi meningkat, begitu pula emas. Sebaliknya, ketika inflasi turun, harga emas pun ikut turun. Namun jika harga emas berbanding lurus dengan inflasi, maka tingkat suku bunganya tidak akan sama. Secara umum harga emas cenderung turun ketika suku bunga acuan naik.

Sebab, emas bukanlah investasi yang bisa memberikan imbal hasil secara berkala, sehingga ketika suku bunga tinggi, opportunity cost-nya pun turut atau ikut meningkat.

Terkait dengan Nilai Currency

Harga emas juga tidak terlepas dari nilai tukar rupee terhadap dolar AS. Ketika Rp melemah terhadap dolar, harga emas naik. Namun saat Rp menguat, harga emas turun.

Tak Bisa Jadi Sumber Investasi Jangka Pendek

Salah satu faktor yang menarik banyak investor untuk memiliki emas adalah terjaminnya harga yang relatif naik. Memang tidak salah, namun butuh waktu lama hingga harga emas bisa naik signifikan. Investasi emas harus bertahan setidaknya lebih dari 5 tahun agar perbedaan harga dapat terlihat.

Namun harga emas juga biasanya fluktuatif. Faktanya, harga emas bisa berubah setiap harinya, meski trennya akan terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, emas tidak cocok untuk investasi jangka pendek.

Spekulasi

Investor selalu memantau tren dan pergerakan inflasi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga yang mempengaruhi harga emas. Pergerakan yang diakibatkannya mungkin memaksa investor untuk keluar dari perdagangan logam mulia. Tindakan ini mendorong pelaku pasar lainnya untuk bertindak juga. Berbagai hal tersebut dapat mempengaruhi harga emas. Meskipun emas secara umum dianggap sebagai investasi yang relatif aman, bukan berarti tidak ada risiko. Nah, jika kamu berniat berinvestasi emas, pastikan kamu memahami berbagai risikonya ya!

Baca jugaInvestasi Emas di Tahun 2023 Masih Menguntungkan?

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version