duniafintech.com – Ritel raksasa Carrefour Prancis mengalami peningkatan penjualan setelah menerapkan sistem pelacakan berbasis blockchain, Reuters melaporkan pada 3 Juni.
“Pomelo terjual lebih cepat dari tahun sebelumnya karena blockchain. Kami memiliki dampak positif pada ayam versus ayam non-blockchain. ”
“Milenium membeli lebih sedikit tetapi membeli produk yang lebih baik untuk kesehatan mereka, di planet ini,” kata Delerm.
Pada pertengahan April, Carrefour dan Nestlé Switzerland bermitra dengan IBM dalam menggunakan teknologi blockchain untuk melacak rantai pasokan Mousline, merek kentang tumbuk instan yang terkenal. Sistem ini memungkinkan konsumen memeriksa deskripsi kentang yang digunakan, tanggal dan tempat pembuatan, informasi tentang kontrol kualitas, dan tempat serta tanggal penyimpanan.
Sebagaimana diberitakan pula sebelumnya pada oktober 2018 Carrefour telah mengadopsi blockchain untuk meningkatkan pelayanan, kualitas produk, penjualan, hingga database customer. Salah satu contohnya, blockchain kini digunakan Carrefour untuk melacak dan menghitung ayam, telur serta tomat saat dikirimkan dari peternakan ke toko-toko.
Peritel terbesar di Eropa ini mengatakan akan bergantung pada teknologi blockchain yang dikembangkan oleh IBM. Bahkan, Carrefour berencana untuk memperluas adopsi teknologi blockchain ledger ini di semua lini produk segar dalam beberapa tahun mendatang.
Sekretaris Jenderal Carrefour Laurent Vallee mengatakan pihaknya akan memperluas penggunaan sistemnya ke 300 produk segar di seluruh dunia pada 2022, mengamankan rantai pasokan dan memungkinkan pelanggan untuk mempercayai produk makanannya.