Jakarta, 27 September 2024 – Dua raksasa fintech, Robinhood dan Revolut, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memasuki pasar stablecoin. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya tekanan regulasi yang mengancam dominasi Tether, stablecoin terbesar saat ini.
Bloomberg melaporkan bahwa kedua perusahaan tersebut tertarik untuk menerbitkan stablecoin mereka sendiri. Ini menunjukkan adanya potensi perubahan besar dalam lanskap stablecoin, yang saat ini didominasi oleh Tether.
Mengapa Robinhood dan Revolut Tertarik?
Ketertarikan Robinhood dan Revolut pada pasar stablecoin kemungkinan didorong oleh beberapa faktor:
- Potensi keuntungan besar: Tether, sebagai stablecoin terbesar, telah membuktikan profitabilitas model bisnis ini. Perusahaan ini dilaporkan menghasilkan pendapatan sebesar $5,2 miliar pada paruh pertama tahun 2024.
- Meningkatnya permintaan: Stablecoin semakin populer karena menawarkan stabilitas di tengah volatilitas pasar kripto. Ini menjadikannya instrumen penting bagi para trader dan investor.
- Peluang diversifikasi: Meluncurkan stablecoin bisa menjadi cara untuk mendiversifikasi bisnis mereka dan memperluas jangkauan layanan mereka.
Ancaman Regulasi Terhadap Tether
Sementara itu, Tether menghadapi tantangan regulasi yang semakin meningkat. Beberapa regulator khawatir tentang transparansi cadangan Tether dan potensinya untuk mengganggu stabilitas keuangan.
Jika Tether kehilangan dominasinya karena tekanan regulasi, ini akan membuka peluang besar bagi pemain baru seperti Robinhood dan Revolut.
Ketertarikan Robinhood dan Revolut pada pasar stablecoin menunjukkan potensi perubahan besar dalam industri ini. Ancaman regulasi terhadap Tether dan meningkatnya permintaan stablecoin menciptakan peluang menarik bagi pemain baru. Kita akan menyaksikan bagaimana perkembangan ini akan membentuk masa depan stablecoin dan pasar kripto secara keseluruhan.