JAKARTA, duniafintech.com – Rumus mengatur gaji, apakah ada? Bagi mereka yang bekerja di kantor, momen penggajian tentu menjadi hal yang dinantikan.
Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara merumuskan pengaturan gaji yang efektif? Ketidaktahuan dalam merencanakan secara cermat dapat menyebabkan kesulitan keuangan di bulan-bulan berikutnya.
Oleh karena itu, memahami rumus pengaturan gaji menjadi informasi yang krusial untuk memastikan kestabilan finansial hingga akhir bulan.
Meskipun demikian, menentukan cara terbaik untuk mengatur gaji bukanlah tugas yang sederhana dan dapat menjadi tantangan bagi setiap individu.
Maka dari itu, mari kita simak informasi tentang rumus pengaturan gaji yang efektif melalui artikel berikut ini yang dikutip dari Qoala.
Penyebab Gaji tidak Bisa Ditabung
Sebagai langkah umum untuk meningkatkan kesehatan keuangan, banyak yang menyarankan agar gaji bulanan dialokasikan dengan cara menabung sebesar 30 persen secara langsung, sebelum menggunakan sisanya untuk kebutuhan lain seperti cicilan, harian, dan hiburan.
Untuk menerapkan rumus tersebut secara efektif, ada beberapa pertimbangan yang dapat diubah agar rencana menabung tetap terjaga. Berikut adalah beberapa alasan untuk memodifikasi rencana tersebut:
Baca juga: Cara Mengatur Gaji UMR Supaya Bisa Nabung dan Investasi
1. Gaya hidup
Mungkin kamu termasuk individu yang aktif sosial dan senang bersosialisasi, terutama dalam kehidupan urban. Selain memenuhi kebutuhan harian, sebagian gaji yang diterima juga dialokasikan untuk kegiatan nongkrong bersama teman secara rutin.
Meskipun kegiatan sosial seperti ini penting untuk mengatasi stres hidup di perkotaan, namun seringkali kebiasaan tersebut dapat berdampak besar pada gaji bulanan. Oleh karena itu, penting untuk menyiasati gaya hidup tersebut tanpa harus menghilangkan sepenuhnya kebutuhan bersosialisasi.
Mungkin bisa mengurangi frekuensi nongkrong setiap bulan atau memilih tempat yang lebih terjangkau budgetnya.
2. Ubah kecenderungan menunda
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kebutuhan lain seringkali mengalahkan keinginan untuk menabung, terutama jika pendapatan bulanan berasal dari gaji kantor dan juga honor dari pekerjaan sebagai freelancer. Meskipun tidak sepenuhnya salah, namun risiko gagal menabung bisa menjadi lebih besar jika terus menerapkan kecenderungan menunda ini.
Untuk mengatasi kebiasaan ini, solusinya adalah menerapkan tindakan langsung pada keuangan. Misalnya, langsung alokasikan sebagian gaji yang diterima untuk kebutuhan menabung sejak awal. Dengan cara ini, kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk menunda tabungan demi kebutuhan lainnya.
3. Menabung itu “kuno”
Mungkin kamu memiliki prinsip hidup yang mendasarkan diri pada “melakukan apa yang diinginkan sekarang” dengan kesan bahwa hidup hanya berputar di sekitar hari ini. Pandangan tersebut mungkin membuat kewajiban menabung terasa kurang menggairahkan, karena dianggap dapat mengurangi kesenangan yang dapat dinikmati dengan menggunakan seluruh gaji bulanan.
Namun, penting untuk diingat bahwa hidup tidak hanya berakhir pada hari ini. Masa depan masih menanti, termasuk minggu, bulan, dan tahun-tahun mendatang. Dalam konteks ini, peluang untuk mempersiapkan masa depan mungkin hanya muncul pada saat ini.
Untuk mengubah pandangan tersebut, pertimbangkan untuk menetapkan tujuan yang lebih besar dan berfokus pada masa depan, bukan hanya kepuasan saat ini. Dengan memiliki target jangka panjang, motivasi untuk menabung akan meningkat.
4. Khawatir kekurangan
Ketakutan akan kekurangan seringkali menjadi perhatian utama bagi banyak orang, terutama mengingat biaya hidup yang semakin tinggi, ditambah dengan beban cicilan. Akibatnya, seseorang mungkin cenderung menanggung beban pemenuhan kebutuhan sehari-hari tanpa menyisihkan sebagian untuk tabungan. Jika kamu mengalami hal ini, pertimbangkan untuk mengubah gaya hidup dengan memotong pengeluaran yang tidak esensial dan mengalokasikannya ke pos tabungan.
5. Fobia uang
Mungkin kamu bukanlah seseorang yang sulit menabung, melainkan lebih cenderung untuk menghabiskan uang yang diterima karena mengalami ketakutan berlebih terhadap kepemilikan uang dalam jumlah besar. Chrometophobia, atau fobia terhadap uang, mungkin terdengar aneh, namun kenyataannya, fobia ini bisa menjadi kendala serius.
Bagi mereka yang mengidap Chrometophobia, mungkin merasa kurang percaya diri dalam mengelola uang dan takut kehilangan melalui investasi yang tidak tepat. Akibatnya, uang yang diterima tidak disimpan sebagai tabungan atau diarahkan ke investasi, melainkan dihabiskan dengan segera.
Jika kamu mengalami hal ini, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang psikiater untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi masalah ini.
6. Terlalu royal
Memiliki sifat dermawan adalah hal yang baik, tetapi penting juga untuk memahami kondisi keuangan pribadi. Jangan sampai kebaikan hati dalam berbagi justru mengorbankan masa depan karena tidak melakukan menabung. Meskipun uang dibutuhkan oleh mereka yang kurang beruntung, tetapi penting untuk menyeimbangkan dermawanitas dengan memenuhi kebutuhan menabung.
7. Punya kebiasaan buruk
Kebiasaan seseorang mencerminkan kualitas hidup yang dijalani. Mengubah kebiasaan buruk menjadi baik tidak terjadi dalam semalam. Ini memerlukan proses panjang dan konsistensi yang tinggi. Jika tujuannya adalah mengembangkan kebiasaan menabung yang baik, mulailah dari awal. Proses perubahan dapat dilakukan secara perlahan, yang terpenting adalah konsistensinya.
- Perhatikan juga pasanganmu
Mungkin Anda telah mengadopsi kebiasaan menabung yang baik, tetapi partner Anda belum melakukannya. Jika demikian, langkah terbaik adalah berkomunikasi dengan pasangan. Coba jelaskan bahwa “menabung” bukan hanya opsi, melainkan suatu kewajiban untuk mengamankan masa tua bersama. Dukung satu sama lain dalam mengubah gaya hidup masing-masing agar tabungan tetap terjaga.
- Tak memiliki target finansial
Mereka yang mengalami kesulitan menabung seringkali tidak memiliki target atau tujuan finansial di masa depan. Oleh karena itu, menetapkan target dan tujuan yang ingin dicapai di masa depan adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan kebiasaan menabung. Cobalah untuk menyisipkan gagasan tentang tujuan di masa depan ke dalam pikiran Anda, sehingga menabung bukan hanya menjadi kewajiban, melainkan suatu kebutuhan.
10. Kurang motivasi
Motivasi menjadi kunci keberhasilan dalam menabung. Meskipun Anda mungkin sudah memiliki tekad dan tindakan yang baik dalam menjalankan kebiasaan menabung, namun hidup penuh dengan ketidakpastian. Anda mungkin telah merencanakan segala sesuatu dengan baik, namun situasi tak terduga bisa saja terjadi. Misalnya, pengeluaran besar yang tidak terduga karena sakit atau tilang polisi.
Hal ini dapat mengganggu tren positif tabungan Anda. Namun, di tengah situasi-situasi tersebut, penting untuk tetap mempertahankan motivasi untuk menabung. Tabungan memiliki fungsi untuk mengatasi kejadian tak terduga. Teruslah menjaga semangat untuk menabung, meskipun dihadapkan pada tantangan seperti itu.
- Menunda menabung
Kebiasaan menunda-nunda untuk memulai menabung sering kali muncul pada orang-orang dengan penghasilan tinggi. Mereka mungkin meyakini bahwa mereka bisa menyisihkan uang pada akhir bulan nanti. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak godaan belanja untuk hal-hal yang tidak penting yang dapat menghabiskan uang. Jika pola tersebut terus berlanjut, kemungkinan besar Anda akan menghadapi kesulitan dalam menabung setiap bulannya.
- Salah dalam berutang
Meskipun memiliki penghasilan tinggi, keinginan untuk berhutang mungkin tetap ada. Tidak ada masalah dengan berhutang selama hal itu tidak disalahgunakan. Penting untuk memperhatikan rasio utang terhadap pendapatan tetap, yang sebaiknya berada dalam kisaran 35 persen. Angka ini dianggap sudah cukup dan ideal untuk menjaga keseimbangan arus keuangan. Dengan cara ini, Anda dapat lebih mudah membayar utang secara tepat waktu.
Rumus Mengatur Gaji
Mampu mengelola keuangan dengan baik tidak hanya sebatas usaha memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, tidak diperlukan banyak pengalaman atau keahlian matematika yang tinggi untuk dapat berhasil mengelola keuangan. Tantangannya terletak pada kemampuan untuk menemukan cara menghemat sebagian dari gaji, sambil tetap melunasi hutang, mengatasi biaya hidup dasar, dan bekerja menuju pencapaian tujuan keuangan.
1. Rumus mengatur gaji 4 3 2 1
Alokasikan 40% untuk Biaya Hidup Sehari-hari
Rumus pertama dalam mengatur gaji adalah mengalokasikan 40% dari total gaji untuk kebutuhan utama sehari-hari. Kebutuhan ini mencakup pengeluaran untuk makanan, transportasi, internet, listrik, belanja kebutuhan bulanan, pulsa, dan sebagainya.
Sebagai contoh, jika gaji bulanan adalah Rp 7.000.000, alokasikan Rp 2.800.000 untuk kebutuhan utama sehari-hari. Jika ternyata alokasi tersebut tidak terpakai sepenuhnya, sisa dana dapat dialokasikan untuk ditabung atau dijadikan dana darurat.
Alokasikan 40% untuk Biaya Hidup Sehari-hari
Wajar memiliki tagihan atau cicilan, tetapi tetap perlu mematuhi batasan tertentu. Batas maksimal persentase tagihan per bulan sebaiknya tidak melebihi 30% dari total gaji. Perhitungan ini dikenal sebagai debt service ratio, yang kemudian dapat digunakan oleh Penyedia Jasa Keuangan untuk menilai skor kredit atau kelayakan jika Anda mengajukan pembiayaan.
Menghindari perilaku konsumtif adalah salah satu cara untuk menjaga agar pengeluaran bulanan tidak melebihi batas yang wajar. Selain itu, usahakan untuk membayar tagihan tepat waktu guna menghindari denda dan mempertahankan skor kredit yang baik. Dengan contoh gaji bulanan Rp 7.000.000, jumlah maksimal tagihan seharusnya tidak melebihi Rp 2.100.000.
Alokasikan 20% untuk Tabungan, Investasi, atau Dana Darurat
Menduga kondisi masa depan tentu tidaklah mudah, oleh karena itu, mengalokasikan sebagian gaji untuk menabung menjadi keharusan. Disarankan untuk mengalokasikan paling tidak 20% dari total gaji per bulan sebagai tabungan, dana darurat, atau investasi.
Tabungan dan dana darurat memiliki perbedaan fungsi. Tabungan adalah simpanan uang yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk keperluan umum seperti pendidikan anak, renovasi rumah, atau keperluan bisnis. Sementara itu, dana darurat adalah simpanan uang yang hanya dapat digunakan untuk keperluan mendesak seperti biaya pengobatan, mengatasi situasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan lainnya.
Jika tertarik untuk berinvestasi, pastikan sesuai dengan profil risiko pribadi. Bagi pemula, investasi dapat dimulai dengan emas atau reksadana.
Dengan contoh gaji Rp 7.000.000 per bulan, alokasi maksimal untuk tabungan seharusnya adalah Rp 1.400.000. Meskipun alokasi lebih dari 20% dapat diakomodasi, penting untuk memastikan kebutuhan utama sehari-hari tetap terpenuhi.
Alokasikan 10% untuk Aktivitas Kebaikan
Sebanyak 10% dari total gaji per bulan dapat dialokasikan untuk kegiatan amal dan kebaikan. Manfaatkan pendapatan bulanan untuk memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, mendukung pembangunan tempat ibadah, serta merawat hewan peliharaan. Memberikan tambahan dana kepada orang tua juga dapat dimasukkan dalam alokasi ini. Dengan berbagi rezeki kepada yang membutuhkan, dapat diharapkan akan membawa keberkahan yang lebih besar dalam hidup.
Rumus pengaturan gaji 4-3-2-1 ini dapat diaplikasikan untuk mencapai perencanaan keuangan yang matang. Yakni, 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk pembayaran tagihan/cicilan, 20% untuk menabung, dan 10% untuk aktivitas amal. Penting untuk melakukan evaluasi terhadap alokasi gaji saat ini. Prinsip utamanya adalah kearifan dalam menggunakan pendapatan untuk berbagai kebutuhan, sehingga dapat menjalani hidup dengan tenang dan meraih masa depan yang cerah.
2. Rumus mengatur gaji 50/30/20
Selalu ingat bahwa metode alokasi 50-30-20 dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:
- 50% untuk Kebutuhan Pokok: cicilan rumah atau sewa tempat tinggal, belanja makanan sehari-hari dan kebutuhan pokok lainnya, dan pengeluaran yang bersifat esensial.
- 30% untuk Kebutuhan Keinginan: biaya layanan streaming atau hiburan, kegiatan hangout atau keinginan lainnya, dan pengeluaran untuk hal-hal yang tidak bersifat esensial dan lebih bersifat hiburan atau keinginan pribadi.
- 20% untuk Tabungan dan Investasi: tabungan untuk kebutuhan darurat dan investasi untuk tujuan finansial di masa depan atau proyeksi jangka panjang.
Berikut ini penjelasan selengkapnya:
Alokasi 50 Persen Gaji untuk Kebutuhan Pokok
Sebagian besar dari penghasilan harus dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Dengan mengalokasikan 50 persen dari penghasilan, kamu dapat menutupi berbagai kebutuhan seperti makanan, perawatan diri, listrik, pulsa, obat-obatan, transportasi, dan asuransi. Pastikan untuk menghitung 50 persen dari penghasilan bersih setiap bulan dan membuat daftar pengeluaran untuk menghindari overspending. Sebagai contoh, jika penghasilan bulanan kamu adalah Rp4 juta, maka alokasi yang tepat adalah Rp2 juta untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Alokasi 30 Persen Gaji untuk Keinginan
Selanjutnya, alokasikan 30 persen dari gaji untuk kebutuhan hiburan atau hal-hal yang diinginkan. Ini bisa mencakup langganan layanan streaming, kegiatan rekreasi, staycation, belanja, dan sebagainya. Memberikan ruang untuk keinginan pribadi sebagai bentuk penghargaan pada diri sendiri adalah hal yang wajar. Pastikan alokasi ini mencakup pengeluaran sekunder atau tersier di luar kebutuhan pokok setiap bulan.
Alokasi 20 Persen Gaji untuk Tabungan dan Investasi
Menabung dan berinvestasi menjadi bagian penting dalam merencanakan keuangan. Alokasikan 20 persen dari gaji untuk menabung, termasuk menyimpan dana darurat di rekening khusus. Hal ini membantu persiapan dana untuk situasi tak terduga. Selain menabung, alokasikan juga sebagian dari gaji untuk investasi guna mengoptimalkan penghasilan dan mencapai tujuan finansial masa depan, seperti biaya pernikahan, kepemilikan rumah, dana pensiun, dan lainnya.
Contoh Simulasi Alokasi Gaji 50:30:20
Total Gaji Bulanan Bersih: Rp8.000.000,-*
Alokasi (%) per Bulan | Contoh Kebutuhan | Jumlah Alokasi Gaji |
50% (Kebutuhan Pokok & Penting) | Tagihan listrik & air: Rp1.000.000,- | Rp4.000.000,- |
Makan, minum dan belanja bulanan: Rp1.500.000,- | ||
Ongkos transportasi: Rp1.000.000,- | ||
Internet dan pulsa: Rp200.000,- | ||
Polis asuransi: Rp300.000,- | ||
30% (Keinginan & Utang) | Cicilan kredit motor: Rp700.000,- | Rp2.400.000,- |
Jajan dan hangout: Rp700.000,-
Langganan dan Hiburan Lain: Rp300.000,- |
||
Beli pakaian dan sepatu: Rp500.000,- | ||
20% (Investasi dan Tabungan) | Tabungan dana darurat: Rp600.000,- | Rp1.600.000,- |
Investasi: Rp1.000.000,- |
3. Rumus mengatur gaji 70/20/10
Metode budgeting selanjutnya yang dapat diterapkan adalah teknik anggaran 70:20:10. Dalam cara pengaturan anggaran ini, konsep persentase digunakan untuk membagi alokasi belanja ke dalam tiga kategori utama. Pembagian tersebut adalah 70% dari gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup, 20% untuk ditabung, dan 10% untuk diinvestasikan.
Metode budgeting 70:20:10 ini sangat cocok untuk mereka yang baru pertama kali merencanakan keuangan pribadi, karena skema alokasinya yang sederhana.
4. Rumus mengatur gaji Metode 80:20
Salah satu metode budgeting yang dapat diterapkan adalah strategi 80:20, yang juga dikenal sebagai metode Pareto. Tujuan dari metode 80:20 ini adalah untuk membuat rencana anggaran yang memprioritaskan kebutuhan dan meningkatkan efisiensi pengeluaran keuangan.
Metode budgeting ini sangat cocok untuk perencanaan keuangan pribadi, terutama bagi mereka yang baru memulai, karena pengaturannya yang sederhana. Dalam metode Pareto, sekitar 80% dari gaji dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara 20% sisanya dapat digunakan sebagai investasi atau tabungan.
5. Rumus mengatur gaji Metode Kakeibo
Metode kakeibo merupakan pendekatan budgeting gaji yang berasal dari tradisi masyarakat Jepang, dianggap efektif untuk hidup hemat. Sejak zaman dahulu, masyarakat Jepang telah mengadopsi kebiasaan unik ini untuk mengelola uang belanja, yang dikenal sebagai metode kakeibo.
Metode ini melibatkan langkah-langkah seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai bagian dari perencanaan keuangan pribadi:
- Berapa jumlah uang yang tersedia?
- Berapa jumlah uang yang akan dialokasikan untuk belanja?
- Berapa jumlah uang yang akan disimpan?
- Bagaimana cara meningkatkan proses perencanaan keuangan?
Penerapan metode kakeibo sangat penting untuk memahami pengeluaran bulanan yang mungkin terlewatkan dalam daftar anggaran. Selain itu, metode ini dapat digunakan sebagai alat introspeksi diri terkait pengeluaran keuangan pada bulan sebelumnya, membantu dalam pembuatan anggaran belanja untuk bulan berikutnya.
6. Rumus mengatur gaji Metode Jar
Metode budgeting berikutnya adalah teknik jar atau toples, sebuah metode perencanaan keuangan yang sudah lama ada dan dianggap cukup efektif. Dalam penerapan metode jar, anggaran keuangan dibagi menjadi enam bagian untuk mencapai spesifikasi dan keteraturan yang optimal.
Pembagian ini bisa disesuaikan dengan prioritas pribadi. Sebagai contoh, 50% dapat dialokasikan untuk kebutuhan utama, 10% untuk kebutuhan sekunder, 10% untuk pendidikan, 10% untuk menabung, 10% untuk investasi, dan 10% terakhir sebagai dana darurat.
Baca juga: Tips Mengatur Gaji Bulanan dengan Cermat
7. Rumus mengatur gaji Metode Amplop
Metode budgeting gaji berikutnya adalah dengan menggunakan teknik amplop. Seperti namanya, metode ini melibatkan pembagian pengeluaran dengan menggunakan amplop. Beberapa amplop dapat disiapkan sebelumnya, masing-masing dituliskan dengan berbagai keperluan bulanan.
Jumlah amplop dan keperluannya dapat disesuaikan berdasarkan prioritas pribadi. Misalnya, amplop untuk kebutuhan primer, sekunder, investasi, tabungan, dan kebutuhan lainnya. Metode ini sangat sesuai digunakan jika kamu sering melakukan transaksi tunai.
8. Rumus mengatur gaji Metode 4 Amplop
Metode 4 amplop membantu mengatur anggaran ketika gaji tidak begitu besar. Sebagian uang, sekitar 10-30 persen, dialokasikan terlebih dahulu untuk pengeluaran utama. Sisa uang tersebut kemudian dibagi ke dalam 4 amplop, masing-masing untuk investasi, menabung, makan di luar, dan transportasi.
9. Rumus mengatur gaji Metode Bola Salju
Cara budgeting gaji selanjutnya adalah dengan menerapkan metode bola salju. Tujuan dari metode ini adalah membantu melunasi utang dengan cara memeriksa jumlah utang dari yang terkecil hingga yang terbesar. Prioritas pembayaran diberikan pada utang yang lebih kecil terlebih dahulu. Pendekatan ini dapat memberikan motivasi ekstra untuk secara bertahap melunasi utang dalam jumlah yang lebih besar.
10. Metode Bagi Dua
Metode budgeting berikutnya adalah teknik sederhana yang melibatkan pembagian gaji bulanan menjadi dua bagian, yaitu untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung. Metode ini cocok digunakan oleh para pemula yang ingin mengelola keuangan dengan pendekatan sederhana dan dapat dijadikan sebagai landasan perencanaan finansial jangka panjang.
- Metode Tunjangan Mingguan
Metode tunjangan mingguan adalah cara budgeting gaji yang efektif untuk mengelola penghasilan mingguan. Dengan menerapkan perencanaan keuangan mingguan, kamu dapat mengalokasikan gaji tanpa melupakan anggaran untuk investasi atau tabungan. Sebagai contoh, sekitar 20% dari gaji bisa dialokasikan untuk ditabung. Pendekatan ini membantu dalam pengaturan keuangan secara lebih efisien.
- Metode Usia Produktif
Seiring dengan namanya, metode budgeting ini ditujukan bagi mereka yang berusia produktif, terutama mereka yang hendak memasuki usia 30 tahun. Pada tahap ini, perencanaan keuangan tidak hanya mencakup kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menyangkut persiapan untuk masa depan. Langkah-langkah seperti merencanakan keuangan melalui asuransi jiwa dan menyiapkan dana darurat menjadi esensial untuk membantu menghadapi masa pensiun.
- Metode Aplikasi Perencanaan Keuangan
Metode terakhir dalam budgeting melibatkan pemanfaatan aplikasi perencanaan keuangan. Saat ini, berbagai aplikasi perencanaan keuangan dapat diunduh secara gratis di smartphone. Aplikasi-aplikasi ini membantu dalam mengelola alokasi keuangan ke dalam berbagai kategori, serta mencatat pengeluaran harian untuk memudahkan evaluasi anggaran bulanan. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi untuk mempermudah dan memperjelas proses perencanaan keuangan individu.
Tips Mengatur Gaji Bulanan untuk Milenial dan Gen Z
Jika kamu merupakan bagian dari generasi milenial hingga Gen Z, berada pada usia aktif dengan kekuatan konsumsi yang signifikan. Penting untuk diingat bahwa kamu perlu mengelola keuangan dengan bijak agar penghasilan tidak terbuang sia-sia untuk hal-hal yang kurang produktif. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatur gaji bulanan dan mencapai kondisi keuangan yang sehat di kalangan milenial dan Gen Z.
- Melunasi Utang
Hidup di era modern dengan beragam kebutuhan membuat memiliki utang menjadi hal yang umum. Namun, pastikan untuk melunasi utang tersebut. Setiap kali menerima gaji, utamakan pembayaran cicilan hutang dan tagihan. Setelah itu, alokasikan sisa dana untuk kebutuhan lainnya. Dengan melunasi utang, kamu akan mendapatkan kebebasan finansial yang lebih besar.
- Mulai dari Mencatat Pengeluaran
Manajemen keuangan yang efektif dimulai dengan pencatatan pengeluaran. Penting untuk mengetahui berapa jumlah uang yang biasanya dikeluarkan setiap bulan. Dengan mencatat pengeluaran, kamu dapat mengevaluasi dan mengidentifikasi area di mana penghematan dapat dilakukan. Kesadaran berbelanja yang baik dimulai dari pemahaman akan kebiasaan pengeluaran.
- Atur Dompet Digital Lebih Hati-hati
Dompet digital membantu dalam berbagai transaksi, namun penggunaannya perlu diatur dengan bijak. Batasi pengeluaran menggunakan dompet digital dan hindari pemborosan. Catat dengan jelas pengeluaran melalui dompet digital, seperti transportasi, pembayaran tagihan, atau belanja harian. Transfer dana sesuai kebutuhan dan hindari penggunaan yang berlebihan.
- Gunakan Paylater dengan Bijak
Layanan paylater memudahkan pembelian dengan membayar nanti, namun perlu digunakan dengan bijak. Hindari penggunaan paylater untuk pembelian yang tidak penting. Gunakan layanan ini hanya untuk kebutuhan yang esensial, seperti peralatan kerja atau barang yang memang diperlukan. Hindari menggunakannya untuk mengikuti tren tanpa alasan yang kuat.
- Mulai Menabung untuk Gol Masa Depan
Menabung merupakan langkah penting untuk mempersiapkan masa depan. Pastikan untuk menyisihkan sebagian dari gaji untuk ditabung. Hindari menghabiskan seluruh gaji tanpa menyisakan dana. Disarankan untuk memiliki tabungan dana darurat setidaknya setara dengan 3 hingga 6 bulan pengeluaran bulanan. Selain itu, pertimbangkan menabung jangka panjang untuk dana pensiun atau tujuan lain yang spesifik. Menetapkan tujuan tabungan akan memberikan motivasi yang lebih besar.
- Rencanakan Belanja
Mulailah merencanakan belanja sejak awal bulan agar dapat memahami penggunaan dana dengan lebih baik. Catat dengan rinci pengeluaran bulan depan, termasuk pembayaran cicilan, tagihan, dan kebutuhan sehari-hari. Prioritaskan kebutuhan utama sebelum mempertimbangkan keinginan. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran dapat lebih terkontrol dan uang tidak akan terbuang dengan sia-sia.
- Mengecek Jumlah Uang di Rekening secara Berkala
Melakukan pengecekan rutin terhadap saldo rekening merupakan langkah penting dalam manajemen keuangan. Dengan mengetahui jumlah uang yang tersedia, kamu dapat lebih berhati-hati dalam penggunaannya. Pastikan untuk tidak menggunakan dana dari tabungan kecuali dalam situasi yang mendesak.
8. Mulai Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan
Berpikir kritis saat membedakan antara kebutuhan dan keinginan sangatlah penting. Pencatatan pengeluaran membantu menyadari pengeluaran yang tidak efisien. Pada bulan berikutnya, upayakan mengurangi pengeluaran yang tidak memberikan manfaat signifikan. Prioritaskan kebutuhan sejati dan hindari mengeluarkan uang untuk hal-hal yang kurang esensial.
- Mulai Investasi Sedini Mungkin
Investasi tidak hanya terbatas pada kalangan tertentu, melainkan terbuka bagi siapa saja. Pelajari berbagai instrumen investasi digital seperti emas, reksa dana, dan saham. Pastikan untuk memahami detail setiap instrumen investasi dan sesuaikan dengan tujuan keuangan jangka panjang. Hindari berinvestasi tanpa pemahaman yang cukup, dan selalu tingkatkan pengetahuan finansial.
- Memiliki Dana Darurat
Kehadiran dana darurat sangat penting untuk mengatasi situasi mendesak. Pastikan untuk memiliki simpanan sebesar minimal 6 kali total pengeluaran bulanan (untuk single) atau 12 kali total pengeluaran bulanan (untuk pasangan yang belum memiliki tanggungan). Dana darurat memberikan keamanan finansial dan sebaiknya selalu diperbarui sesuai kebutuhan dan perubahan kondisi.
11. Analisis Keuangan
Mencatat dan menganalisis keuangan setiap bulan membantu mendeteksi pengeluaran yang kurang efisien. Dengan melakukan evaluasi, temukan area pengeluaran yang dapat dikurangi atau dihilangkan. Hal ini dapat memberikan dana lebih untuk ditabung atau diinvestasikan. Analisis keuangan yang rutin membantu memahami perubahan keadaan finansial dan membuat perencanaan yang lebih baik.
Akibat tidak Bisa Mengatur Gaji
Adapun berbagai dampak fisik dan mental yang dapat timbul akibat masalah keuangan karena kurang bijak dalam mengatur uang meliputi:
- Menderita stres dan kecemasan
Seseorang yang mengalami masalah keuangan dapat merasakan stres finansial yang ditandai dengan kekhawatiran berlebih. Kecemasan muncul terkait pembayaran hutang, pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, dan tagihan rutin. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berhutang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi atau stres dibandingkan dengan mereka yang bebas utang. Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti flu, gangguan pencernaan, penyakit jantung, dan diabetes.
- Mengalami susah tidur
Masalah keuangan yang mengakibatkan stres dapat menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia. Orang yang mengalami masalah keuangan cenderung memiliki durasi tidur yang lebih pendek, kurang dari 7 jam setiap malamnya. Sulit tidur ini dapat dipicu oleh kekhawatiran terkait utang atau ketidakpastian ekonomi, seperti kehilangan pekerjaan.
3. Melakukan kebiasaan yang tidak sehat
Untuk mengatasi stres, beberapa orang cenderung mengadopsi kebiasaan tidak sehat seperti konsumsi minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan obat-obatan terlarang. Meskipun mungkin memberikan pelipur lara sementara, kebiasaan ini tidak menyelesaikan akar masalah dan dapat memperburuk kondisi kesehatan mental dan fisik.
- Mengganggu keharmonisan keluarga
Masalah keuangan dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan keluarga, terutama di antara pasangan suami istri. Stres finansial dapat memicu pertengkaran dan konflik, berdampak pada keharmonisan rumah tangga. Penting untuk membicarakan masalah keuangan secara terbuka dan transparan dalam hubungan keluarga.
- Tidak Memiliki Investasi
Banyak orang tidak memiliki pengetahuan tentang investasi, sehingga mereka tidak mempertimbangkan opsi investasi untuk mengoptimalkan penghasilan mereka. Investasi dapat menjadi kunci untuk pertumbuhan keuangan jangka panjang, dan kurangnya pemahaman mengenai hal ini dapat menghambat kemajuan finansial.
6. Merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan darurat
Masalah keuangan dapat menyulitkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan darurat, seperti pelayanan kesehatan. Kurangnya dana dapat mendorong penundaan pelayanan medis yang diperlukan, berpotensi memperburuk kondisi kesehatan dan meningkatkan biaya pengobatan di kemudian hari.
Demikianlah ulasan terkait rumus mengatur gaji dengan benar agar tidak boncos di akhir bulan. Demi kesehatan keuangan, tentunya penting untuk menerapkan rumus-rumus yang sudah dipaparkan di atas. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Baca juga: Manfaat dan Cara-cara Mengatur Gaji dengan Bijak
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com