JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menunjukkan penguatan signifikan dalam perdagangan hari ini, didorong oleh spekulasi pasar mengenai penurunan suku bunga AS oleh Federal Reserve (The Fed).
Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah mengalami kenaikan 35 poin atau 0,22 persen, berakhir di level Rp16.200 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.235 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah sentimen positif global yang dipicu oleh pernyataan terbaru dari Gubernur The Fed, Jerome Powell.
Powell menyatakan bahwa jika inflasi terus bergerak sesuai dengan ekspektasi dan pertumbuhan ekonomi tetap stabil, maka penurunan suku bunga akan menjadi bahan pertimbangan serius pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya di bulan September.
“Pasar sangat responsif terhadap indikasi penurunan suku bunga ini, yang menjadi angin segar bagi mata uang emerging markets, termasuk rupiah,” ujar analis keuangan senior, Brahmantya Himawan, di Jakarta.
Kabar Baik untuk Rupiah
Pasar telah memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024. Dengan adanya harapan ini, para investor global cenderung mencari aset-aset berisiko yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, yang berdampak positif bagi mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Selain itu, penguatan rupiah juga didukung oleh intervensi Bank Indonesia (BI) melalui mekanisme Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), yang mencatat penguatan rupiah ke level Rp16.205 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.250 per dolar AS.