Site icon Dunia Fintech

Rusia Berencana Legalkan Mata Uang Kripto untuk Transaksi Ekspor & Impor

Mata Uang Kripto Rusia

JAKARTA, duniafintech.com – Pemerintah Rusia tengah merumuskan kebijakan untuk melegalkan penggunaan mata uang kripto untuk penyelesaian transaksi internasional seperti untuk ekspor dan impor.

Izin penggunaan mata uang kripto atau cryptocurrency itu untuk pembayaran internasional. Hal ini seiring sistem keuangan tradisional Rusia terkena sanksi oleh negara Barat atas invasinya ke Ukraina pada akhir Februari lalu.

“Gagasan menggunakan mata uang digital dalam penyelesaian transaksi internasional sedang dibahas secara aktif,” kata kepala departemen kebijakan keuangan kementerian keuangan Rusia, Ivan Chabeskov, seperti dikutip Reuters, Minggu (29/5).

Baca juga: Rusia Bakal Legalkan Bitcoin Cs Sebagai Alat Pembayaran, Ini Bocoran Informasinya

Otoritas Rusia saat ini tengah bergulat tentang bagaimana mengatur pasar kripto di negaranya dan penggunaan mata uang digital. Kementerian keuangan Rusia menentang seruan bank sentral untuk larangan total.

Diskusi telah berlangsung selama berbulan-bulan dan meskipun pemerintah mengharapkan mata uang kripto dilegalkan sebagai alat pembayaran cepat atau lambat, sejauh ini belum ada konsensus yang tercapai.

Kementerian keuangan Rusia tengah mendiskusikan penambahan proposal tentang pembayaran internasional ke versi terbaru dari rancangan undang-undang yang telah disiapkan.

“Mengizinkan mata uang kripto sebagai sarana penyelesaian untuk perdagangan internasional akan membantu melawan dampak sanksi barat yang membatasi akses Rusia ke mekanisme pembayaran lintas batas tradisional,” kata Chebeskov.

Baca juga: Cepat Atau Lambat, Menteri Perindustrian Rusia Bilang Negaranya akan Legalkan Kripto

Sementara itu Menteri perindustrian dan perdagangan Rusia, Denis Manturov mengatakan bahwa Rusia cepat atau lambat akan melegalkan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

“Pemerintah dan bank sentral akan bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan perbedaaan di antara mereka,” ujarnya.

Sesaat sebelum negeri berjuluk Beruang Merah ini mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari, kementerian keuangan mengajukan proposal legislatif yang bertentangan dengan permintaan bank sentral yang menghendaki larangan total penggunaan mata uang kripto.

“Pertanyaannya, kapan ini terjadi, bagaimana pengaturannya, sekarang bank sentral dan pemerintah sedang giat-giatnya menggarapnya. Tetapi semua orang cenderung memahami bahwa … cepat atau lambat ini akan diterapkan, dalam beberapa format atau lainnya,” kata Manturov.

Rusia memiliki rencana untuk mengeluarkan rubel digitalnya sendiri, tetapi pemerintah baru-baru ini mendukung penggunaan cryptocurrency swasta. Sebelumnya penggunaan dan penambangan mata uang kripto dilarang di Rusia karena dianggap dapat digunakan dalam pencucian uang atau untuk membiayai terorisme.

Namun, Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina mengatakan bank tidak dapat menerima investasi dalam mata uang kripto, yang merupakan transaksi senilai sekitar US$ 5 miliar per tahun oleh Rusia, dan telah mengusulkan pelarangan perdagangan dan penambangannya.

Mengutip risiko terhadap stabilitas keuangan dari meningkatnya jumlah transaksi crypto, pejabat bank sentral lainnya mengatakan tahun lalu mereka tidak melihat ruang untuk cryptocurrency digunakan di pasar keuangan Rusia.

Manturov mengatakan peraturan untuk penggunaan cryptocurrency pertama-tama akan dirumuskan oleh bank sentral, dan kemudian oleh pemerintah.

Baca juga: ini Rahasia Rusia Tetap Untung Rp293 T/Bulan Meski Kerap Kena Sanksi

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version