Saat ini, saham bank kecil mulai semakin dilirik oleh para investor. Pasalnya, bank-bank kecil alias bank mini dengan kapitalisasi kecil ini punya potensi untuk bertransformasi menjadi bank digital dalam rangka penyesuaian dengan berkembangnya zaman.
Bank kecil sendiri merupakan bank yang masuk kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan II, dengan modal inti mencapai Rp5 triliun. Adapun Otoritas Jasa Keuangan atau OJK berencana untuk mengatur pembentukan bank digital, yakni harus memenuhi modal inti sebesar Rp10 triliun untuk bank baru.
Akan tetapi, untuk bank lama yang diubah bisnisnya menjadi digital, syarat modal intinya diketahui hanya Rp3 triliun. Karena itu, akan lebih menguntungkan untuk mentransformasikan bank kecil menjadi bank digital ketimbang membangun bank digital yang baru.
Di sisi lain, saham bank-bank kecil atau bank mini tersebut memiliki potensi untuk melejit apabila memang nantinya mengalami perubahan menjadi bank digital. Meski demikian, perlu diketahui, tidak semua bank kecil ini berubah menjadi bank digital.
Hal itu karena hanya sebagian bank kecil yang bertransformasi menjadi bank digital atau bank yang dinilai tidak lagi membutuhkan kantor cabang. Inilah daftar saham bank kecil di Indonesia:
- Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS)
Nama awal dari PT Bank IBK Indonesia Tbk adalah PT Finconesia. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1973.
Namun, pada tahun 2014, Industrial Bank of Korea (IBK) diketahui mengakuisisi saham PT Bank Mitraniaga Tbk (perubahan dari PT Finconesia). Kemudian, nama perusahaan tersebut pun berganti menjadi Bank IBK Indonesia.
- Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)
Sebelumnya, PT Bank Amar Indonesia Tbk bernama PT Anglomas International Bank. Perusahaan ini didirikan di Surabaya pada tahun 1991.
Adapun pada tahun 2019, Bank Amar diketahui menerima peningkatan modal. Karena itu, statusnya menjadi Bank BUKU II, dengan modal intinya lebih Rp1 triliun.
Sebanyak 70 persen saham Bank Amar saat ini dimiliki oleh masyarakat dan sisanya punya oleh Tolaram Group.
Produk yang populer dari Bank Amar ini, di antaranya adalah Tunaiku, yang menyediakan jasa pinjaman uang online.
- Bank Jago Tbk (ARTO)
Sempat menarik perhatian masyarakat, Bank Jago merupakan salah satu bank digital yang menamakan diri sebagai aplikasi finansial yang bekerja dengan prinsip life-centric. Sebelumnya, bank ini bernama PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos).
Nanun, pada tahun 2020, Gojek masuk sebagai pemegang saham. Rencana Gojek adalah mengombinasikan sistem pembayaran Gopay ke dalam lini bisnis bank ini.
Sebagai informasi tambahan, sejumlah aksi korporasi yang dilakukan oleh ARTO sempat membuat harga saham perusahan ini melesat sampai ribuan persen.
- Bank MNC Internasional (BABP)
Setelah MNC Group mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera Tbk maka lahirlah anak usaha mereka yang baru, yakni PT Bank MNC Internasional Tbk.
Persaingan bank digital di Indonesia kemudian ikut dimeriahkan oleh bank yang dimiliki oleh taipan dan politisi Hary Tanoesoedibjo melalui MNC Kapital ini.
Bank dengan kode saham BABP ini diketahui juga sudah memperoleh izin digital onboarding dari Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. Atas izin tersebut, nasabah bisa membuka rekening simpanan di MNC Bank secara online (digital) tanpa perlu ke kantor cabang.
Adapun layanan perbankan digital tersebut bakal diusung dengan nama MotionBanking.
- Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)
Pada tahun 2007 lalu, Bank Capital mulai melantai di bursa. Bank Capital sendiri saat ini sudah memiliki 82 jaringan kantor operasional, yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Solo, dan Kupang.
Adapun sejak tahun 2020, bank ini fokus terhadap pengembangan teknologi digital perbankan. Kabarnya, Bank Capital ini bakal menjadi bank digital, mengikuti jejak sejumlah bank lainnya.
- Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK)
Layanan akses perbankan syariah berbasis digital menjadi fokus dari Bank Net Indonesia Syariah.
Diketahui, Bank Net Indonesia Syariah juga meluncurkan platform keuangan syariah yang sepenuhnya digital bernama Aladin.
- Bank Harda Internasional Tbk (BBHI)
PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) resmi mengganti nama mereka menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk pada 7 Mei 2021.
Di samping itu, perusahaan tersebut juga melakukan perubahan logo. Bank ini juga baru saja diakuisisi oleh taipan Chairul Tanjung.
- Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI)
Didirikan di Bandung pada tahun 1957, Bank Bisnis Internasional memiliki nama Bank Ekonomi Nasional NV.
Adapun tersebut mempunyai kantor cabang di Bandung dan kantor cabang pembantunya berada di Jakarta dan Surabaya.
- Bank Jtrust Indonesia Tbk (BCIC)
Bank kecil berikutnya yang masuk dalam daftar ini adalah Bank Jtrust. Bank ini dimiliki oleh salah satu grup finansial terbesar di Jepang dan terdaftar di Tokyo Stock Exchange, yakni J Trust Co, Ltd.
Adapun lini bisnis terbesar J Trust berada di Singapura, Korea Selatan, Mongolia, dan Kamboja. Bank J Trust Indonesia ini sebelumnya bernama Bank Mutiara.
Pada kurun waktu sebelumnya, bank ini bernama Bank Century, yang sempat menjadi sorotan lantaran kasus yang melilitnya.
- Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS)
Berdiri pada tahun 1992, bank ini sebelumnya bernama PT Executive International Bank. Kemudian, setelah berulang kali berganti nama dan aksi korporasi, bank ini pada tahun 2016 resmi bernama Bank Pembangunan Daerah Banten.
Adapun langkah perubahan nama itu terjadi usai adanya akuisisi oleh Pemerintah Provinsi Banten lewat PT Banten Global Development.
- Bank Ganesha Tbk (BGTG)
Didirikan sejak tahun 1990, kantor pusat dari Bank Ganesha berada di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Bank Ganesha in sudah memiliki jaringan kantor cabang di Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Medan sampai tahun 2020 lalu.
- Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)
Menjadi bagian dari bagian dari QNB Group, yang merupakan bank besar di Timur Tengah dan Afrika, Bank QNB Indonesia ini pada tahun 2011 lalu memperkuat struktur permodalan mereka.
QNB Group pun diketahui kini menjadi pemegang saham pengendali perusahaan ini.
- Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS)
Pada tahun 1989, Bank Maspion didirikan di Surabaya. Bank ini pertama kali melantai di bursa pada tahun 2013.
Bank Maspion diketahui didukung oleh 10 kantor cabang, 26 kantor cabang pembantu, 7 kantor kas, dan 2 kantor fungsional yang tersebar di 11 kabupaten/kota hingga tahun 2019 lalu.
- Bank of India Indonesia Tbk (BSWD)
Berdiri pada tahun 1968 di Surabaya, Bank of India Indonesia ini pada mulanya bernama Bank Pasar Swadesi. Kemudian, Bank Swadesi diambil alih keluarga Chugani pada tahun 1984,.
Adapun setelah melewati berbagai pengembangan, Bank Swadesi akhirnya melantai di bursa saham pada tahun 2002. Berikutnya, pada tahun 2007, terjadi kesepakatan akuisisi antara Bank Swadesi dengan Bank of India.
Bank of India kemudian menjadi pemegang saham mayoritas. Karena itu, nama bank ini pun berubah menjadi Bank o India Indonesia hingga saat ini.
- Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)
Berdiri pada tahun 1990, nama awal dari Bank Oke Indonesia ini adalah PT Liman International Bank.
Namun, pada tahun 2012 lalu terjadi pergantian nama ke PT Bank Dinar Indonesia. Adapun Bank Dinar resmi melantai di bursa pada tahun 2014.
Sebanyak 77,28 persen saham Bank Dinar selanjutnya resmi diakuisisi oleh APRO Financial Co, Ltd, sebuah institusi keuangan besar dari Korea Selatan, pada tahun 2018.
Lantas, Bank Dinar melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank Oke Indonesia yang juga dimiliki APRO sebesar 99 persen pada tahun 2019.
- Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)
Bank berikutnya yang ada dalam daftar ini adalah Bank Bumi Arta. Bank ini berdiri pada tahun 1967 dan pada tahun 1976 perusahaan tersebut bergabung dengan Bank Duta Nusantara.
Bank Bumi Arta mencatatkan dirinya di bursa saham pada tahun 2006. BNBA sendiri menjadi salah satu saham yang dirumorkan bakal dibeli oleh salah satu investor besar asal Singapura pada 2021 ini. Hal itu pun membuat pergerakan harga sahamnya menjadi liar.
- Bank National Nobu Tbk (NOBU)
Dimiliki oleh kelompok usaha Lippo Group, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) merupakan bank umum swasta nasional.
Adapun saham NOBU dimiliki oleh sejumlah pihak, antara lain, PT Kharisma Buana Nusantara 22,53 persen, PT Prima Cakrawala Sentosa 19,58 persen, PT Matahari Department Store Tbk 16,4 persen, OCBC Securities Pte Ltd-Client A/C 12,21 persen, Nomura Securities Co Ltd A/C Client 10 persen, PT Lippo General Insurance Tbk 7,6 persen, dan sisanya masyarakat umum 11,68 persen.
- Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)
Pada awalnya, bank Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) ini bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Namun, pada tahun 2020 terjadi pergantian nama menjadi PT Bank Neo Commerce Tbk pada 2020.
Adapun bank ini telah bertransformasi menjadi bank digital pada 2020. Saham BBYB sendiri saat ini dimiliki oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98 persen, PT Gozco Capital 20,13 persen, PT Asabri (Persero) 16,3 persen, Yellow Brick Enterprise Ltd. 11,1 persen, dan pemegang saham publik senilai 27,49 persen.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra