JAKARTA, 15 Oktober 2024 – Pasca pemecahan saham yang beredar atau stock split dengan rasio 1:4, saham PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) mengalami pelemahan. Hari ini ISAT resmi memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan harga baru.
Per pukul 10:10 WIB, saham ISAT merosot 1,15% ke posisi harga Rp 2.570/unit. Saham ISAT sempat melesat 1,92% ke posisi Rp 2.650/unit pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini.
Saham ISAT sudah ditransaksikan sebanyak 1.912 kali dengan volume sebesar 4,39 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 11,42 miliar.
Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 82,88 triliun
Berdasarkan pembukaan perdagangan Bursa, harga baru saham Indosat di Rp2.600/saham.
Namun dengan harga baru tersebut, saham ISAT tidak cukup perkasa. Pada awal perdagangan pagi tadi, sempat terjadi kenaikan sementara ke posisi Rp2.650/saham, lalu berbalik arah dan terus berada di zona negatif.
Saham ISAT di jeda penutupan perdagangan Sesi I tengah berada pada posisi Rp2.530/saham, anjlok 70 poin (2,69%).
Indosat tercatat diperdagangkan sebanyak 8,79 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp22,60 miliar.
Jadi Antrean Beli Paling Banyak
Hingga pukul 10:10 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 2.500/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 3.782 lot atau sekitar Rp 945 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 2.650/unit, menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 2.471 lot atau sekitar Rp 655 juta.
Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, saham ISAT sempat melesat 1,92% ke posisi Rp 2.650/unit. Namun selang satu jam kemudian, saham ISAT berbalik arah ke zona merah.
Saham ISAT per sesi I hari ini mulai berlaku harga baru pasca pemecahan saham atau stock split, dengan rasio 1:4.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa harga saham ISAT pada saat akhir cum di pasar reguler dengan nilai nominal lama tanggal 11 Oktober 2024, tercatat pada harga Rp 10.400/unit.
Pasca Stock Split Komitmen Ciptakan Nilai
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menjelaskan aksi korporasi stock split mencerminkan komitmen ISAT dalam menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
Stock split saham Indosat juga ditujukan untuk meningkatkan volume transaksi dan likuiditas, serta memperluas akses terhadap saham ISAT bagi investor ritel dari berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Dalam tujuan tersebut, ISAT menggelar stock split dengan rasio 1:4 untuk jenis saham seri B.
Dengan demikian, nilai nominal saham tersebut berubah menjadi Rp25/saham dari sebelumnya Rp100/saham.
Kemudian, jumlah saham seri B yang semula sebanyak 8,06 miliar saham akan bertambah 4 kali lipat menjadi sebanyak 32,25 miliar saham.
“Awal perdagangan saham ISAT dengan nilai nominal baru hasil stock split di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi dilaksanakan mulai 14 Oktober 2024.
Sehingga saham ISAT dengan nilai nominal lama tidak dapat diperdagangkan lagi,” mengutip pengumuman Bursa Efek Indonesia.
Manajemen Indosat (ISAT) menilai, likuiditas sahamnya saat ini tergolong rendah.
Ini menjadi alasan perusahaan melakukan stock split. Usai stock split, likuiditas saham ISAT diharapkan bisa lebih meningkat.
“Dengan meningkatkan keterjangkauan dan likuiditas saham, kami mengajak lebih banyak masyarakat untuk menjadi bagian dari visi Indosat.
Tujuannya kata Vikram, lebih dari sekadar pertumbuhan finansial, melainkan tentang memberdayakan individu.
“Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Vikram.
Saham ISAT Melesat
Harga teoretis saham Indosat (ISAT) yang dicantumkan di JATS untuk pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 14 Oktober 2024 disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp 2.600/unit.
Tetapi di awal perdagangan sesi I hari ini, saham ISAT sempat melesat hingga posisi Rp 2.650/unit.
Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) sendiri melakukan stock split dengan rasio 1:4 melalui persetujuan dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Selasa (24/9/2024) lalu.
Stock split dilakukan untuk seluruh saham seri B, yang akan mengubah nilai nominal dari Rp 100 per saham menjadi Rp 25 per saham, sementara nilai nominal saham seri A tetap sama.
Dengan demikian, jumlah saham seri B yang tercatat akan meningkat secara signifikan dari 8.062.702.740 saham menjadi 32.250.810.957 saham, sehingga meningkatkan aksesibilitas dan likuiditas pasar.
Peluang Minat Investor Tinggi
Menurut Presiden Direktur ISAT, Vikram Sinha mengatakan langkah perseroan melakukan aksi korporasi tersebut karena adanya peluang minat investor yang tinggi.
Vikram mengaku mendapatkan banyak permintaan dan terutama alasan aksi korporasi ini adalah untuk memungkinkan lebih banyak investor ritel dan investor muda.
“Kami ingin mereka menjadi bagian dari kisah pertumbuhan,” paparnya.
“Jadi ini adalah salah satunya,” ujarnya mengutip.
Selain itu, melalui stock split saham diharapkan dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal khususnya investor ritel.
“Setiap kali saya bertemu dengan para analis investor, ini adalah salah satu permintaan yang datang dari mereka dan transaksi ini akan memungkinkannya,” ucapnya.
“Dan pastinya, Anda tahu, ini juga akan membantu perusahaan. Kami ingin memastikan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami, perjalanan pertumbuhan Indosat secara keseluruhan,” lanjutnya.
Menurutnya, pasca merger ISAT konsisten untuk terus mengejar pertumbuhan. Hal itu tercermin dari kinerja selama 10 kuartal terakhir.
Dengan capaian pendapatan yang mendekati dua digit.
“Jadi, secara keseluruhan, angka-angka berbicara dengan sendirinya. Kami telah memiliki kinerja yang baik,” pungkasnya.