Site icon Dunia Fintech

Sanksi Ekonomi Terhadap Rusia Angkat Harga Minyak Dunia

Minyak dunia

JAKARTA, Duniafintech.com – Harga minyak di pasar internasional pada perdagangan Senin (28/2) sore atau Selasa (1/3) pagi WIB melonjak di atas US$100 per barel. Mengutip Antara Selasa (1/3), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April tercatat naik US$3,06 atau 3,1 persen ke US$100,99 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik US$4,13 atau 4,5 persen ke US$95,72 per barel di New York Mercantile Exchange.

Analis menyebut kenaikan terjadi karena investor mulai memperhitungkan dampak sanksi ekonomi terbaru yang dikeluarkan sejumlah negara terhadap Rusia.

“Kenaikan harga yang mencolok disebabkan oleh sanksi yang dikenakan pada Rusia oleh Barat, yang kemudian diperketat lagi secara signifikan pada akhir pekan,” Carsten Fritsch, analis energi di Commerzbank Research.

Amerika Serikat bersama dengan Eropa dan sekutu lainnya, mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Sabtu (26/2) yang mengatakan mereka akan menghapus beberapa bank Rusia dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) atau sistem pembayaran untuk sebagian besar transaksi keuangan internasional.

Kebijakan itu mereka lakukan sebagai tanggapan atas operasi militer yang dilakukan Moskow  terhadap Ukraina.

“Langkah itu memicu kekhawatiran terhadap gangguan pada pasokan energi Rusia sehingga membuat harganya menguat,” kata Fritsch.

Serangan Rusia ke Ukraina

Sebelumnya, Rusia melancarkan invasi ke darat, udara dan laut Ukraina dalam serangan terbesar satu negara ke negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II. Serangan ini mengkonfirmasi ketakutan negara-negara Barat selama berbulan-bulan.

Di sisi lain, mengutip CNBC Indonesia, serangan dari Rusia dan Ukraina terus memanas. Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan roket oleh pasukan Rusia di kota Ukraina Kharkiv, Senin (28/2/2022) pagi.

“Kharkiv baru saja ditembaki secara besar-besaran oleh para roket. Puluhan tewas dan ratusan luka-luka,” tulis penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Anton Herashchenko dalam sebuah posting di Facebook, sebagaimana dikutip dari Guardian.

Sehari sebelumnya, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan sedikitnya 64 warga sipil telah tewas dan lebih dari 160.000 sedang menyelamatkan diri pasca serangan Rusia Kamis lalu.

“Pada pukul 17.00 tanggal 26 Februari, (kantor hak asasi manusia PBB) OHCHR melaporkan setidaknya 240 korban sipil, termasuk setidaknya 64 orang tewas,” kata mereka dalam sebuah laporan status, menambahkan angka sebenarnya kemungkinan akan “jauh lebih tinggi”.

Kerusakan infrastruktur sipil telah menyebabkan ratusan ribu orang tanpa listrik atau air. Ratusan rumah telah rusak atau hancur, sementara jembatan dan jalan yang dilanda penembakan telah membuat beberapa komunitas terputus dari pasar, kata OCHA, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Mengutip badan pengungsi PBB, mengatakan lebih dari 160.000 orang telah mengungsi dan lebih dari 116.000 terpaksa melarikan diri ke negara-negara tetangga.

“Badan-badan PBB dan mitra kemanusiaan telah dipaksa untuk menangguhkan operasi karena situasi keamanan yang memburuk,” kata OCHA.

“PBB dan mitranya mempertahankan kehadiran mereka di seluruh negeri dan tetap berkomitmen untuk tetap di lapangan dan menanggapi kebutuhan kemanusiaan yang meningkat dan risiko perlindungan begitu situasi memungkinkan.”

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version