DuniaFintech.com – Negara India telah memblokir sebanyak 47 aplikasi buatan Tiongkok. Tindakan ini juga merupakan kelanjutan dari pemblokiran masif 58 aplikasi pengembang negeri Tirai Bambu yang diduga mengganggu keamanan nasional dan privasi.
Sejak bulan Juni lalu ketegangan antara India dan Tiongkok memuncak. Hal ini berawal dari terjadinya bentrok di perbatasan Himalaya yang mengakibatkan 20 tentara India meninggal dunia. Sementara itu, korban dari pihak Tiongkok dengan jumlah yang tidak diketahui.
Pemblokiran pemerintah India kepada 47 aplikasi mobile asal Tiongkok diceritakan oleh salah satu pejabat yang dirahasiakan namanya. Pemerintah India dinilai menganggap gangguan keamanan nasional dan privasi merupakan hal yang serius.
Keputusan ini disampaikan pada Jumat lalu, dengan mengatas-namakan alasan yang sama dengan 59 aplikasi sebelumnya, 47 aplikasi ini resmi masuk daftar blokir. Beberapa di antaranya juga termasuk versi lite dari aplikasi yang sebelumnya telah diblokir.
Baca juga:
- Aplikasi Paling Recommended untuk WFH, Terbukti Memudahkan Anda Bekerja
- Masih Bingung Siapkan Dana Darurat untuk Kebutuhan Keluarga? Ikuti Cara Sederhana Ini
- Pengamat Imbau Fintech Pinjaman Turunkan Bunga di 7 Days Repo Rate
India Blokir Aplikasi Tiongkok
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah India terkait larangan pengunaan aplikasi pengembang Tiongkok. Meski demikian, kabar ini makin besar setelah bentrokan dan kekerasan pada Juni lalu. Pengembang asal Tiongkok yang masuk ke dalam aplikasi yang baru saja diblokir meliputi TikTok Lite, Helo Lite, SHAREit Lite, BIGO LIVE Lite dan VFY.
Dengan mencuatnya kabar tersebut, masyarakat India pun bereaksi dengan melakukan demonstrasi ke jalan. Dalam demonstrasi, masyarakat pun menginginkan boikot produk perdagangan Tiongkok. Senin lalu, media setempat menyebut 275 aplikasi Tiongkok lain juga akan diblokir atas dasar alasan yang sama.
Boikot ini juga akan menyeret aplikasi game PUBG Mobile karya pengembang asal Tiongkok, Tencent. Perlu diketahui, Tiongkok mengekspor lebih dari 3000 produk ke India, dari mainan, kosmetik hingga tas tangan dan peralatan rumah tangga, pharma, komponen otomotif, serta baja.
DuniaFintech/Fauzan