Site icon Dunia Fintech

Sharebreath Dorong Pendidikan Indonesia?

pendidikan Indonesia picture

duniafintech.com – Sesuai namanya ShareBreath secara leksikal bermakna ‘berbagi nafas’. Dalam konteks ini, ‘nafas’ yang dimaksud adalah ranah pendidikan. Dilihat dari berbagai aspek pendidikan di tanah air masih mengkhawatirkan. Kondisi pendidikan Indonesia itu bukan tanpa data.

Hasil tes siswa internasional atau Programme for International Student Assessment (PISA) oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di tahun 2015 menunjukkan, Indonesia berada di peringkat 69 dari 76 negara yang mengikuti tes. Lalu, kondisi sekolah yang tidak memenuhi standar dialami lebih dari 75% sekolah yang tersebar di seluruh tanah air, baik itu di daerah pelosok maupun di tengah kota (Kemendikbud, 2015).

Laporan Kemendikbud (TA 2015/2016) juga menyatakan, terdapat persentase yang cukup besar atas kondisi ruang kelas yang rusak ringan atau sedang (SD 66%, SMP 64%, dan SMA 49%). Tak dipungkiri, masih terdapat sekolah-sekolah yang tidak memenuhi standar di Indonesia dalam hal isi, proses, fasilitas, dan pengelolaan.

Meski begitu, kondisi pendidikan Indonesia tak selamanya berbanding lurus dengan kualitas anak didiknya. Tidak sedikit pelajar Indonesia yang berprestasi, walaupun mengenyam pendidikan di sekolah yang kurang layak. Hal inilah yang dialami oleh sebagian pendiri ShareBreath.

Tony Wei (CEO), Gilang Marhadian (CTO), Sulton Mohamad (COO), dan Febrianto Hediadrie Pramono (CMO) melihat masih adanya potensi dan harapan di balik paparan data yang cukup miris di atas. Dilatarbelakangi pengalaman pribadi, keempatnya kemudian bersinergi memberikan sebuah solusi untuk permasalahan pendidikan di tanah air lewat platform crowdfunding ShareBreath pada November 2016.

ShareBreath adalah sebuah wadah (platform) crowdfunding financial technology (fintech) berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia secara merata melalui pemberdayaan guru dan komunitas. Crowdfunding fintech adalah sistem penggalangan dana untuk menghubungkan pihak yang membutuhkan bantuan dengan pihak yang ingin memberikan bantuan.

ShareBreath menghubungkan siswa, guru, dan komunitas dengan masyarakat luas, lembaga sosial masyarakat, yayasan pendidikan, dan perusahaan-perusahaan untuk membantu mewujudkan kreativitas dan kebutuhan institusi-institusi pendidikan, baik formal maupun nonformal. Dukungan yang diberikan bisa berupa dana, perlengkapan belajar-mengajar, tenaga, atau keahlian khusus.

Dalam menjalankan programnya, ShareBreath merangkul beberapa lembaga, seperti IPB Mengajar, Teach For Indonesia (TFI), Komunitas Pendidik Nusa, HIMDKV, dan Klifonara Binus University. Tim ShareBreath juga memperoleh kesempatan untuk dibimbing oleh tokoh berpengaruh, seperti Kun Maryati Yunus, seorang penulis buku pendidikan; Tan Wijaya, Direktur PT Central Data Technology; dan Leontinus Alpha Edison, Co-Founder & COO Tokopedia.

Saat ini, ShareBreath menghadirkan layanan Project on-Demand, yaitu proyek yang dibuat berdasarkan kebutuhan utama institusi pendidikan. Dalam waktu mendatang, ShareBreath memiliki program Mentoring. Program ini dirancang untuk membantu dan membiayai guru-guru dengan pendapatan menengah ke bawah dalam memberikan bimbingan tambahan kepada para siswa.

Sebagai langkah awal dalam mewujudkan misinya, ShareBreath telah membantu SMP Terbuka Negeri Cibungbulang 2, Bogor. dengan donasi sebesar Rp 24.449.631.  ShareBreath, beserta para mitra, memberikan dukungan biaya operasional dalam kegiatan belajar-mengajar kepada 23 siswa dan tiga guru di sekolah tersebut.

ShareBreath telah diakui oleh Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia. Startup ini juga sudah mendapatkan dukungan dari Universitas Bina Nusantara dan menjalin kerjasama dengan beberapa komunitas lainnya.

Optimisme untuk menciptakan generasi yang cerdas perlu selalu digaungkan, baik dengan dukungan Pemerintah maupun pihak swasta. Pemerataan pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama. Oleh sebab itu, kerjasama berbagai pihak diperlukan agar cita-cita membangun bangsa melalui sumber daya manusia berkualitas dapat diwujudkan.

Written by: Sebastian Atmodjo

Exit mobile version