Site icon Dunia Fintech

Suku Bunga Bank Digital: Simak Resikonya!

aplikasi bank digital

JAKARTA, duniafintech.com – Suku bunga bank digital saat ini menawarkan suku bunga tertinggi. Sebab hal itu menjadi salah satu aspek penting yang diperhatikan oleh nasabah.

Instrumen investasi melalui bunga deposito merupakan investasi terbilang kecil jika dibandingkan dengan instrumen lain, investor bisa tidur dengan nyenyak karena resiko yang diemban hampir tidak ada.

Berikut ulasan mengenai bank digital dan suku bunga yang ditawarkan:

Baca juga: Suku Bunga Bank Digital dan Kelebihan Bank Digital

Definisi Bank Digital

OJK memaparkan definisi terkait bank digital di dalam dengan memperkenalkan Peraturan OJK nomor 12/POJK.03/2021.

Dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa bank digital merupakan lembaga perbankan yang masuk ke dalam bank berbadan hukum Indonesia (BHI). Berdasarkan kategori tersebut, bank digital memiliki fungsi untuk menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha perbankan melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat atau menggunakan kantor fisik terbatas.

Layanan atau kegiatan usaha perbankan yang dijalankan melalui saluran elektronik ini secara penuh beroperasi dengan metode daring.

Dengan kata lain, segala bentuk kegiatan nasabah yang sebelumnya dilakukan pada kantor cabang, seperti pembukaan rekening tabungan, deposito, cetak rekening koran, pengajuan kredit, hingga bantuan customer service bisa dilakukan oleh bank digital tanpa harus ada sesi tatap muka secara langsung antara nasabah dan juga pihak bank.

Keuntungan Bank Digital

1. Suku bunga yang kompetitif

Bank digital seringkali menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan bank tradisional. Ini berarti Anda dapat mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi atas simpanan Anda atau membayar bunga yang lebih rendah atas pinjaman Anda. Hal ini dapat membantu Anda mengoptimalkan keuntungan atau mengurangi biaya pinjaman.

2. Kemudahan akses dan transaksi

Bank digital memungkinkan Anda untuk mengakses rekening dan melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja melalui platform online atau aplikasi mobile. Anda tidak perlu mengunjungi kantor cabang fisik secara langsung, sehingga menghemat waktu dan tenaga.

3. Efisiensi biaya

Dengan meminimalkan biaya infrastruktur fisik seperti kantor cabang, bank digital seringkali dapat menawarkan suku bunga yang lebih menguntungkan atau biaya transaksi yang lebih rendah. Ini berarti Anda dapat menghemat uang dalam jangka panjang dan mendapatkan keuntungan finansial lebih besar dari produk perbankan digital.

Baca juga: Suku Bunga Bank Digital Deposito, Ini Rekomendasinya !

4. Inovasi teknologi

Bank digital seringkali menggunakan teknologi terbaru untuk memberikan layanan yang lebih efisien dan inovatif. Misalnya, mereka dapat menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) atau mesin pembelajaran (machine learning) untuk menganalisis data dan memberikan pengalaman perbankan yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

5. Kemudahan pengelolaan keuangan

Bank digital biasanya menawarkan fitur pengelolaan keuangan yang canggih, seperti pemantauan anggaran, notifikasi transaksi, dan laporan keuangan yang terperinci. Ini membantu Anda mengelola keuangan Anda dengan lebih baik dan membuat keputusan yang lebih cerdas dalam perencanaan keuangan Anda.

Kekurangan Bank Digital

1. Risiko keamanan

Bank digital dapat rentan terhadap serangan siber dan penipuan online. Meskipun bank digital biasanya memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat, risiko keamanan tetap ada. Anda harus memastikan bahwa bank digital yang Anda pilih memiliki sistem keamanan yang andal untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan Anda.

2. Kurangnya dukungan personal

Dalam bank digital, interaksi personal dengan personel bank mungkin terbatas. Jika Anda memerlukan bantuan atau memiliki pertanyaan yang kompleks, mungkin harus mengandalkan dukungan pelanggan melalui saluran elektronik atau telepon, yang mungkin tidak memberikan pengalaman yang sama dengan berbicara langsung dengan seseorang di kantor cabang.

Baca juga: Suku Bunga Bank Digital vs Bank Konvensional: Mana yang Untung ?

3. Terbatasnya jaringan ATM dan cabang fisik

Beberapa bank digital mungkin memiliki jaringan ATM dan kantor cabang fisik yang lebih terbatas dibandingkan dengan bank tradisional. Ini dapat menyulitkan Anda untuk mengakses tunai atau melakukan transaksi fisik jika Anda memerlukannya.

4. Keterbatasan produk dan layanan

Meskipun bank digital menawarkan berbagai produk dan layanan, mereka mungkin tidak sebanyak yang ditawarkan oleh bank tradisional. Misalnya, produk seperti safe deposit box atau konsultasi keuangan pribadi mungkin tidak tersedia melalui bank digital.

5. Ketidakstabilan suku bunga

Suku bunga bank digital dapat fluktuatif dan berubah sesuai dengan kondisi pasar atau kebijakan bank. Hal ini dapat berdampak pada penghasilan atau pengeluaran Anda tergantung pada jenis produk yang Anda gunakan.

Resiko Suku Bunga Bank Digital

1. Fluktuasi suku bunga

Suku bunga bank digital dapat berubah seiring waktu. Fluktuasi suku bunga dapat mempengaruhi pendapatan atau pengeluaran Anda tergantung pada jenis produk yang Anda gunakan. Jika suku bunga turun, Anda mungkin mendapatkan pendapatan yang lebih rendah dari simpanan Anda. Sebaliknya, jika suku bunga naik, Anda mungkin perlu membayar lebih banyak bunga atas pinjaman Anda.

2. Perubahan kebijakan bank

Bank digital dapat mengubah kebijakan suku bunga mereka kapan saja. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat bunga yang Anda terima atau bayar pada produk perbankan Anda. Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar, kebijakan bank, atau faktor ekonomi lainnya.

3. Risiko keamanan

Seperti halnya dengan layanan daring lainnya, bank digital juga memiliki risiko keamanan. Penipuan elektronik dan serangan siber dapat mengancam keamanan dan privasi data pribadi Anda. Penting untuk memilih bank digital yang memiliki langkah-langkah keamanan yang kuat dan melindungi informasi keuangan Anda dengan baik.

Baca juga: Suku Bunga Deposito Bank Digital Tawarkan Cuan Besar, Yuk Intip!

4. Kurangnya dukungan fisik

Salah satu risiko menggunakan bank digital adalah kurangnya akses langsung ke kantor cabang fisik atau personel layanan pelanggan. Jika Anda memerlukan bantuan atau memiliki pertanyaan, mungkin perlu mengandalkan dukungan pelanggan yang disediakan melalui saluran komunikasi elektronik atau telepon.

5. Risiko likuiditas

Bank digital mungkin memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi daripada bank tradisional. Ini berarti jika terjadi krisis keuangan atau situasi darurat, mengakses dana Anda dengan cepat dapat menjadi lebih sulit dibandingkan dengan bank tradisional.

Rekomendasi Suku Bunga Bank Digital

1. Sea Bank

Sea Bank menawarkan tingkat suku bunga deposito sebesar 7 persen per tahun dengan tenor mulai dari 1 bulan dan saldo minimum Rp1 juta

Kendari demikian, Sea Bank menawarkan tenor deposito selama 1 sampai 3 bulan. Tingkat suku bunganya sebesar 6 persen per tahun untuk tenor 1 bulan dan 7 persen per tahun.

2. Allobank

Allobank menawarkan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Besaran bunga deposito yang ditawarkan oleh Allobank berbeda-beda. Namun untuk setoran awal sebesar Rp10 juta. Berikut adalah rincian tingkat bunga deposito di Allobank:

– Nominal deposito sebesar Rp10 juta – Rp100 juta untuk seluruh tenor, tingkat bunga depositonya sebesar 4 persen.

– Nominal deposito sebesar Rp100 juta – Rp500 juta, tingkat bunga deposito untuk tenor 1 bulan adalah 4 persen dan tenor lainnya adalah 4,25 persen.

– Nominal deposito sebesar Rp500 juta – Rp1 miliar, tingkat bunga deposito untuk tenor 1 bulan adalah 4,75 persen dan tenor lainnya adalah 5 persen.

– Nominal deposito di atas atau sama dengan Rp1 miliar, tingkat bunga deposito untuk tenor 1 bulan adalah 5,75 persen dan tenor lainnya adalah 6 persen.

3. Jenius

Jenius menawarkan tiga jenis produk deposito dengan penggunaan berbeda-beda. Diantaranya Flexi Saver dengan jenis deposito yang memungkinkan nasabah menyetor dan menarik tunai tanpa dikenakan pinalti.

Kemudian, Dream Saver dengan jenis deposito yang dapat autodebet dari rekening nasabah. Kemudian nasabah juga bebas untuk menentukan jumlah setoran dan periode waktu. Terakhir, Maxi Saver yaitu jenis deposito berjangka yang membebaskan nasabah untuk menentukan jumlah setoran, periode tenor dan metode perpanjangannya.

Bunga deposito yang ditawarkan berbeda-beda sesuai dengan jenis deposito yang dipilih. Untuk Flexi saver dan Dream saver, bunga depositonya adalah 2,5 persen per tahun.

Baca juga: Perbandingan Paling Murah, Ini Rincian Suku Bunga Masing-masing Bank Penyedia KPR

4. Blu by BCA Digital

Anak usaha dari Bank BCA menawarkan produk deposito bernama bluDeposit yang bisa diikuti dengan saldo minimal sebesar Rp 1 juta dan tenor mulai dari 1-12 bulan.

Nasabah bebas menarik dana deposito sebelum jatuh tempo tanpa harus dikenakan biaya penalti.

Berikut nominal deposito yang diberikan oleh blu:

– Untuk nominal deposito antara Rp1 juta hingga Rp9.999.999, bunga yang diberikan sebesar 3,5 persen per tahun.

– Untuk nominal deposito antara Rp10 juta hingga Rp99.999.999, bunga yang diberikan sebesar 3,75 persen per tahun.
– Untuk nominal deposito sebesar Rp100 juta, bunga yang diberikan sebesar 4 persen per tahun.

5. Bank Jago

Bank ini menawarkan lima produk deposito dengan jenis bunga yang berbeda-beda. Produk tersebut yaitu Kantong Utama, Kantong Bayar, Kantong Nabung, Kantong terkunci dan Kantong Investasi. Kelima produk tersebut menawarkan bunga deposito mulai dari 0,5 peren hingga 5 persen.

Exit mobile version