JAKARTA, duniafintech.com – Tabungan haji adalah hal penting yang sejatinya perlu dipersiapkan oleh setiap muslim di seluruh dunia saat ingin mewujudkan niat untuk ke Tanah Suci sebagai pelaksanaan rukun Islam yang kelima.
Dalam rangka mewujudkan keinginan berangkat ke Makah dan Madinah itu, banyak umat Islam, termasuk yang ada di Indonesia, yang akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Seperti diketahui, biaya yang diperlukan untuk haji dan umroh memang tidak sedikit.
Karena itu, memang tidak semua orang akhirnya bisa pergi ke Tanah Suci. Orang dengan dana yang terbatas dan mempunyai banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi mesti jatuh bangun mengumpulkan uang sebelum bisa melakukan ibadah haji.
Akan tetapi, sebenarnya, ada cara yang lebih simpel untuk menyiasati pembayaran biaya haji yang nilainya tergolong besar itu, yakni dengan menabung dana haji. Dengan jenis tabungan ini, orang-orang sekarang bisa dengan mudah mempersiapkan dana untuk pergi haji sekalipun dengan penghasilan yang terbilang pas-pasan.
Apa Itu Tabungan Haji?
Jenis tabungan yang satu ini sejatinya tidak jauh berbeda dengan berbagai model tabungan rencana lainnya. Tabungan ini diperuntukkan bagi orang-orang yang mempersiapkan dana supaya mencukupi untuk membiayai perjalanannya ke Tanah Suci.
Melalui jenis tabungan ini, secara tidak langsung kamu akan diminta untuk terus menyetorkan sejumlah uang dalam rekening itu hingga nilainya mencukupi untuk ongkos naik haji (ONH).
Ada banyak orang memutuskan untuk membuka tabungan jenis ini sebab mereka nantinya bisa melakukan pembayaran ONH yang besar itu dengan cara menyisihkan sebagian uangnya untuk persiapan menjalani rukun Islam yang kelima itu.
Bagaimanapun, menyicil uang sesuai kemampuan akan terasa lebih ringan ketimbang mesti membayar biaya haji secara tunai yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Hal-hal Penting Terkait Tabungan Haji
Nah, sebelum kamu memutuskan untuk membuka jenis tabungan ini, terdapat beberapa langkah yang mesti diperhatikan. Langkah tersebut menyangkut hal-hal penting yang harus kamu pahami soal rencana untuk pergi ke Tanah Suci. Berikut ini ulasannya.
- Memilih Jenis ONH
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ONH adalah singkatan dari ongkos naik haji. Di Indonesia, ada dua tipe ONH yang terkenal, yakni ONH reguler dan ONH plus. Keduanya sama-sama bisa membuatmu sampai ke Tanah Suci untuk melakukan ibadah haji.
Baca juga: Cara Menaikkan Haji Orang Tua dengan Gaji Rp3 Juta
Meski demikian, biaya ONH plus bisa dua kali lipat lebih mahal ketimbang ONH reguler. Perbedaan biaya yang besar itu lantaran adanya fasilitas-fasilitas khusus yang bisa didapatkan oleh mereka yang menggunakan ONH plus.
Nah, saat memilih ONH plus, berarti kamu sudah tidak perlu pusing lagi dengan segala kebutuhan yang mesti ditangani sendiri selama di Arab Saudi. Segala biaya, termasuk akomodasi dan konsumsi, telah ditanggung sepenuhnya oleh penyelenggara ONH plus.
Paket yang kamu dapat dengan tipe ONH yang satu ini pun lebih lengkap ketimbang yang diperoleh dari ONH reguler. Pemondokan para jemaah ONH plus bahkan juga dibuat lebih dekat dengan tempat ibadah sehingga kamu akan lebih mudah mencapai lokasi-lokasi penting di sana.
Di samping itu, masa tunggu Anda dalam melakukan ibadah haji akan lebih cepat dengan ONH plus karena kamu tidak perlu berlama-lama menetap di Tanah Suci. Para jemaah ONH plus dijadwalkan dengan waktu selama 20 hari dalam menjalankan ibadannya, sedangkan jemaah ONH reguler harus menghabiskan waktu dua kali lipat lebih banyak, yaitu hingga 40 hari.
Dengan berbagai keuntungan itu, menjadi jemaah ONH plus memang terkesan lebih eksklusif. Akan tetapi, lagi-lagi Anda harus memperhatikan kemampuan keuanganmu untuk membiayai ibadah haji dengan ongkos yang besar. Jangan memaksakan untuk menggunakan ONH plus jika memang dana kamu terbatas. Dengan ONH reguler pun sebenarnya kamu akan sama-sama bisa menjadi haji yang mabrur.
Nah, jika ingin menabung untuk biaya haji, salah satu tabungan yang direkomendasikan adalah Tabungan Haji BCA.
- Memeriksa Biaya Haji
Adapun biaya naik haji dari tahun ke tahun biasanya selalu akan berubah. Terdapat kecenderungan kenaikan harga lantaran terpengaruh oleh inflasi.
Akan tetapi, hal berbeda terjadi pada biaya haji tahun 2015 yang angkanya menurun ketimbang ongkos haji pada tahun 2014. Pada tahun 2015, biaya haji yang ditetapkan oleh pemerintah berkisar Rp34 juta.
Nominal itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 Tahun 2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1436 Hijriah/2015 Masehi. Pada tahun sebelumnya, tahun 2014, biaya haji mencapai Rp41 juta.
Biaya haji yang sudah ditetapkan itu mencakup berbagai keperluanmu selama di Tanah Suci, mulai dari harga tiket, pajak bandara atau airport tax, pelayanan penumpang, biaya akomodasi dan konsumsi selama di Arab Saudi hingga uang saku yang diberikan bagi tiap jamaah.
Untuk diketahui, angka yang mesti dibayarkan untuk melakukan ibadah haji sesuai ketetapan pemerintah hanyalah angka rata-rata. Hal itu karena setiap daerah pemberangkatan memiliki perbedaan biaya. Namun, jumlahnya tidak akan berbeda jauh dengan nilai yang telah diatur oleh pemerintah.
Di samping soal ongkos haji yang sudah ditetapkan oleh pemerintah tadi, kamu pun harus memperhatikan biaya-biaya lain yang mesti disiapkan saat hendak naik haji. Biaya-biaya ini sering disebut dengan istilah “indirrect cost”.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang memilih menyiapkan biaya haji menggunakan Tabungan Haji BRI, misalnya, mereka akan bisa lebih tenang sebab indirrect cost nasabah tabungan ini akan ditanggung oleh pihak bank.
Oleh sebab itu, sangat penting bagimu untuk memastikan kejelasan mengenai masalah indirect cost ini kepada pihak bank.
- Memilih Bank
Biasanya, bank yang menyediakan layanan tabungan dana haji merupakan bank-bank yang berkonsep syariah. Namun, tidak jarang pula bank konvensional yang menawarkan produk ini.
Oleh sebab itu, pastikan kamu telah mendatangi bank yang berkompeten untuk mengelola tabunganmu ini supaya tidak menimbulkan masalah ke depannya. Setiap bank yang memiliki layanan tabungan ini pasti mengaku programnya adalah yang terbaik dan paling tepat bagi nasabah yang mau pergi haji.
Nah, kamu pun tidak perlu bingung menghadapinya karena rata-rata hak yang kamu dapat dari tiap bank tidak akan jauh berbeda satu sama lainnya. Meski demikian, setiap bank pastinya memiliki fitur penunjang yang berbeda-beda untuk membuat nasabahnya merasa lebih nyaman terkait dengan cara menabungnya.
Perbedaan itu, misalnya, ada pada jumlah setoran yang mesti Anda serahkan kepada pihak bank. Misalnya, Tabungan Haji dari Bank Mandiri menetapkan minimum setoran awalnya Rp500.000, lalu kamu harus tetap menyetor minimum Rp500.000 dalam tabungan tersebut.
Pada dasarnya, tabungan terbaik berdasarkan pada penilaian subjektif dari kamu sendiri. Mungkin menurut pihak A, tabungan dari Bank Z lebih baik. Akan tetapi, dari pihak B menyimpulkan bahwa tabungan dari Bank Y lebih bagus.
Kembali lagi kepada kamu untuk menentukan, mau memercayakan danamu di mana hingga akhirnya bisa menjadi haji yang mabrur.
- Menetapkan Setoran
Walaupun setiap bank penyedia tabungan haji online, misalnya, telah mencantumkan setoran minimal, sebaiknya kamu menentukan sendiri secara konsekuen nominal yang akan disetorkan kepada pihak bank tiap bulannya.
Baca juga: Pilihan Tabungan Haji Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Cara Membukanya
Kalau hanya mengikuti setoran minimal dari pihak bank, nilai tabungan dana berhaji kamu tidak akan bertambah secara signifikan dan impianmnu untuk pergi haji akan menjadi semakin lama untuk terwujud.
Adapun memenuhi jumlah tabungan tertentu menjadi hal yang harus dilakukan. Pasalnya, setelah jumlahnya mencapai target, kamu bisa mendaftarkan diri masuk dalam Siskohat alias Sistem Komputerasi Haji Terpadu, yakni sebuah sistem pelayanan secara online dan real time antara Bank Penyelenggara Penerima Setoran ONH, Kanwil Departemen Agama di puluhan provinsi dengan Pusat Komputer Departemen Agama.
Terdapat nominal dana yang mesti kamu capai untuk terdaftar, yaitu Rp25 juta. Sebagai gambaran, ketika kamu menggunakan tabungan dana berhaji dengan setoran Rp500.000 tiap bulan, penghitungan untuk melihat seberapa lama kamu bisa terdaftar di Siskohat adalah sebagai berikut:
- Jumlah minimum dana untuk setoran Siskohat : setoran tabungan
- = Rp25 juta : Rp500.000 = 50 kali setoran
Berdasarkan simulasi di atas, dana kamu baru mencukupi untuk pendafaran ke Siskohat setelah 50 bulan atau 4 tahun lebih 2 bulan kalau kamu menyetorkan setiap bulannya sebanyak Rp500.000.
Jika kamu hanya menyetor dengan ketentuan minimum yang diberikan oleh pihak bank maka akan lebih lama pula kamu akan terdaftar dalam Siskohat. Lalu, setelah terdaftar di Siskohat, kamu akan mendapat nomor urut naik haji. Dengan catatan, untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, kamu harus melunasi biaya naik haji sesuai dengan anggaran keberangkatan yang telah ditetapkan pemerintah sebelum tiba waktunya giliran kamu untuk berangkat haji.
Namun, sekalipun biaya haji sudah terpenuhi, kamu belum serta-merta bisa langsung pergi haji seketika itu juga. Pasalnya, keberangkatanmu tetap berdasarkan nomor urut yang telah didapatkan dalam pendaftaran di Siskohat.
Jika nomor urut kamu 100, sedangkan kuota keberangkatan haji sewaktu itu hanya 80, maka kamu masih perlu mengantre. Mengingat bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam, jumlah orang yang ingin melakukan ibadah haji pun sangatlah banyak. Maka dari itu, tidak jarang ada yang harus menunggu hingga 8—10 tahun dari pelunasan biaya hajinya supaya bisa berangkat ke Mekah.
Oleh sebab itu, sangat disarankan agar kamu melakukan penyetoran sebesar yang mampu Anda berikan sebab itu bisa mengurangi lamanya antrean yang harus ditunggu.
Demikianlah ulasan soal tabungan haji yang perlu Anda pahami. Yuk, mulai merencanakan dan mempersiapkan dana haji sejak saat ini!
Baca juga: Insya Allah Berkah, Segini Biaya Haji Plus hingga Daftar Travel ONH Plus Terbaik
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Editor: Rahmat Fitranto