JAKARTA, duniafintech.com – Fokus Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP pada tahun 2024 ini adalah melanjutkan pelaksanaan program-program prioritas berbasis ekonomi biru.
Demikian disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Program itu, imbuhnya, dikebut pelaksanaannya untuk keberlanjutan ekosistem sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan.
“Kami bicara bukan hanya penangkapan, hasil laut dan sebagainya tapi juga mengelola ruang laut. Kemudian bagaimana mengembangkan budidaya, melalui model-model berbasis kawasan,” kata Menteri Trenggono dalam konferensi pers Outlook dan Program Prioritas Sektor Kelautan dan Perikanan 2024 di Ruang Command Center KKP, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari Republika.co.id, Jumat (12/1/2024).
Di samping itu, KKP pun ingin meningkatkan produktivitas masyarakat, di antaranya lewat program kampung nelayan modern. Disampaikan Trenggono, program prioritas ekonomi biru KKP mencakup lima agenda besar meliputi perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan.
Baca juga: Nilai Tambah Ekonomi Biru Tembus Rp465 Kuadriliun dalam Tujuh Tahun Mendatang
Selanjutnya, pengawasan dan pengendalian pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut.
Terbitkan Dua Peraturan Pemerintah
Adapun dalam penyiapan kerangka kebijakan ekonomi biru, telah diterbitkan dua Peraturan Pemerintah yaitu PP No 11 tahun 2023 dan PP No 26 tahun 2023. Di samping itu, terdapat beberapa Peraturan Menteri yang telah diselesaikan oleh KKP, di antaranya untuk mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur dan pengelolaan hasil sedimentasi di laut.
Terkait dua kebijakan tersebut, ia pun memastikan pelaksanaan keduanya harus dibarengi dengan kajian dan kesiapan matang, baik sisi infrastruktur maupun sumber daya manusianya.
“Dua-duanya masih belum dijalankan ya, masih terus dimatangkan agar saat diimplementasikan seluruhnya siap,” ucap Trenggono.
Dipaparkan Trenggono, bentuk implementasi program KKP ekonomi biru di 2024 di antaranya penguatan infrastruktur teknologi monitoring, melanjutkan pembangunan modeling budidaya, integrasi perizinan antara pemerintah pusat dan daerah, memperbaiki dan melindungi pesisir dan pulau-pulau kecil serta terluar dari kerusakan, penguatan sarana prasarana pelabuhan, penanganan sampah plastik di laut, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Adapun untuk modeling budi daya, misalnya, pembangunan dilakukan di sejumlah lokasi. Rinciannya modeling budidaya udang berbasis kawasan di Sumba Timur, modeling budidaya ikan nila di Karawang, modeling budidaya kepiting di Pasuruan, modeling budi daya rumput laut di Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara, serta modeling budidaya lobster di Batam.
“KKP juga akan terus mengembangkan sistem infrastruktur Ocean Big Data. Pada tahun ini, kami juga memulai pengadaan satelit nano untuk pemantauan dan pengawasan perairan Indonesia, serta melanjutkan penyusunan Ocean Accounting,” urai Trenggono.
Target Capaian Produksi 30,85 Juta Ton
Dari rentetan pelaksanaan program prioritas tersebut, KKP memiliki target capaian produksi perikanan dari ekonomi biru sebesar 30,85 juta ton, dengan nilai ekspor produk perikanan mencapai 7,20 miliar dolar AS, hingga target Nilai Tukar Nelayan di angka 108 dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 105.
Baca juga: Menko Airlangga Ajak Investor untuk Investasi di Sektor Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru
Menurut Sekretaris Jenderal KKP, Rudy Heriyanto Adi Nugroho, pelaksanaan program prioritas KKP di 2024 didukung pagu anggaran sebesar Rp 7,1 triliun. Sejalan dengan itu, KKP juga akan memperkuat sistem pengawasan internal untuk memastikan pelaksanaan program ekonomi biru berjalan sesuai perencanaan dan hasilnya maksimal dirasakan masyarakat.
“Kami akan mendukung sekaligus mengawal agar program prioritas berjalan dengan baik. Dari sisi kesekjenan, kami menyiapkan dari sisi budgeting, landasan hukum, data dan informasi, penguatan SDM, hingga penyiapan sarana dan prasarana,” kata Rudy.
Disampaikan Rudy, capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP pada 2023 cukup positif. Di antaranya produksi perikanan mencapai 24,74 juta ton (angka sangat sangat sementara), PNBP kelautan dan perikanan mencapai Rp 1,69 triliun, dengan pertumbuhan PDB Perikanan mencapai 6,78 persen sampai kuartal III.
Berikutnya, nilai ekspor hasil perikanan mencapai 5,6 miliar dolar AS (angka sangat sangat sementara), Nilai Tukar Nelayan mencapai 105,40 dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan mencapai 104,92, hingga investasi kelautan dan perikanan mencapai Rp 9,56 triliun sampai kuartal III.
“Dari sisi pengawasan, KKP berhasil menangkap 269 kapal asing dan kapal dalam negeri yang terlibat praktik illegal unreported unregulated fishing,” ucap Rudy.
Sepanjang 2023, kata Rudy, KKP ekonomi biru juga berhasil mengembangkan beberapa modeling yakni modeling Kampung Nelayan Modern di Samber Binyeri, Papua, modeling Budi Daya Udang Berbasis Kawasan di Kebumen, Jawa Tengah, serta modeling Budi Daya Rumput Laut di Berbasis Kawasan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Ini Tanggapan Sri Mulyani Terkait Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5 Persen Tahun Depan
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com