Cara mengelola keuangan sangat banyak tersedia. Terkait hal itu, seseorang dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan, kemampuan, dan kenyamanan dirinya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan masa depan dengan baik. Di antara cara mengelola keuangan itu adalah dengan teknik kakeibo.
Di sisi lain, meski terdengar sangat sederhana, tetapi mengelola keuangan ternyata cukup sulit untuk dilakukan. Terlebih lagi bagi mereka yang merasa berpenghasilan pas-pasan, sementara tanggungannya lumayan banyak.
Meski demikian, tentu tidak perlu berkecil hati sebab yang diperlukan saat ini barangkali adalah mengubah cara pengelolaan keuangan selama ini. Pasalnya, “personal finance is very personal”. Tentu saja yang dapat dilakukan oleh orang lain belum tentu sesuai dengan kondisi orang lain.
Karena itu, simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui apa itu kakeibo, cara kerja, dan 5 langkahnya di bawah ini.
Apa Itu Kakeibo?
Kakeibo berasal dari bahasa Jepang, dengan arti “buku catatan rumah tangga”. Apabila dimaknai dengan bebas, kakeibo ini berarti cara mencatat pendapatan dan pengeluaran serta cara pengalokasian dana dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Cara ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam mengelola uang seperti orang Jepang. Kakeibo yang kabarnya diperkenalkan oleh seorang jurnalis bernama Hani Motoko pada tahun 1904 ini konon secara efisien dapat membuat seseorang berhemat hingga 35%.
Untuk diketahui, masyarakat Jepang pun masih banyak yang melakukan teknik mengelola keuangan konvensional tersebut sampai saat ini. Cara ini pun terbukti dapat membantu mereka meraih tujuan keuangan masing-masing. Teknik tersebut dipopulerkan oleh Fumiko Chiba lewat bukunya yang bertajuk “Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money”.
Cara Kerja
Sejatinya, teknik pengelolaan keuangan secara kakeibo ini sangat sederhana, yakni terdiri atas 5 tahap dan harus dilakukan berurutan. Mungkin saja cara-cara ini sudah pernah dilakukan oleh seseorang sebelumnya, tetapi ia tidak menyadarinya. Adapun prinsipnya, yaitu pada pencatatan secara detail terhadap aktivitas keuangan sehari-hari.
1. Catat penghasilan
Bagi mereka yang memperoleh gaji pada awal bulan, langkah ini dapat dilakukan di awal bulan, demikian pula bagi mereka yang memperoleh penghasilan di tengah atau di akhir bulan.
Pencatatan penghasilan ini juga bisa dilakukan setiap saat jika seseorang itu ternyata bekerja sebagai freelancer. Langkah awalnya adalah dengan mencatat pendapatan yang secara tetap diterima. Namun, jika penghasilannya tidak tetap, misalnya sebagai freelancer, mulailah menetapkannya dengan mengambil rata-rata penghasilan dalam satu bulan.
Kemudian, kurangilah dengan pengeluaran rutin, yang biasanya terdiri atas biaya utilitas, seperti listrik, pulsa, PDAM, dan sebagainya, lalu biaya sekolah, sewa rumah, cicilan utang, dan biaya-biaya lain yang sifatnya rutin dibayarkan setiap bulan.
Dari situlah kemudian terdapat sisa penghasilan yang sudah dikurangi pengeluaran rutin di atas.
2. Langsung sisihkan untuk tabungan
Biasanya, banyak orang yang menabung dari sisa uang dalam sebulan. Namun, uang itu sendiri tetap akan selalu habis dibelanjakan. Sebelum tiba waktunya menerima gaji, bahkan uang sudah habis.
Hal tersebut tentu akan membuat seseorang tidak pernah alias gagal menabung. Dalam hal ini, teknik kakeibo akan mewajibkan seseorang untuk menyisihkan uang pada awal bulan atau kapan saja segera setelah menerima penghasilan untuk ditabung lebih dulu.
Adapun dari sisa penghasilan yang sudah dikurangi pengeluaran rutin, tentukanlah kemampuan untuk menabung setiap bulannya dan segera sisihkan sesuai jatahnya. Biasanya, porsi menabung yang disarankan adalah jangan sampai kurang dari 10%. Dari sisa penghasilan setelah pengeluaran rutin dan tabungan itulah yang dapat digunakan untuk belanja memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Catat pengeluaran harian
Terdapat 4 kategori pengeluaran harian dalam teknik kakeibo, yang dalam hal ini akan membuat seseorang memasukkan masing-masing pembelanjaan agar memudahkannya, yaitu:
– Survival: pos kebutuhan dasar, seperti makanan, obat-obatan, dan transportasi.
– Optional: biasanya diisi dengan berbagai pengeluaran untuk kebutuhan rekreasi, lifestyle, dan sebagainya. Misalnya, makan di luar, berbelanja di online shop, minum kopi di kafe, dan semacamnya.
– Culture: pos yang bersifat entertainment untuk diri sendiri. Contohnya, nonton film di bioskop, langganan streaming musik, belanja buku, dan sebagainya.
– Extra: pengeluaran tambahan. Misalnya, menyumbang dan membantu mereka yang membutuhkan, biaya servis elektronik, dan sejenisnya.
Pemilahan seperti ini dimaksudkan agar siapa saja yang mencoba mengelola keuangan dengan teknik kakeibo bakal lebih fokus dan detail. Dengan begitu, apabila ada yang menyimpang dari anggaran, letak masalahnya dapat diketahui dengan lekas.
4. Catat pengeluaran tahunan
Di samping pengeluaran harian, teknik kakeibo pun mengharuskan seseorang untuk membuat catatan pengeluaran yang terpisah untuk bulanan dan juga tahunan. Termasuk di dalamnya, semisal pajak-pajak tahunan dan menabung untuk tujuan keuangan.
Sebagai contoh, tabungan untuk membeli mobil, uang muka rumah, asuransi jiwa, dan sebagainya.
5. Evaluasi
Evaluasi menjadi langkah terakhir mengelola keuangan dengan teknik kakeibo. Dalam hal ini, evaluasi dilakukan terhadap segala hal yang sudah dicatat sebelumnya. Karena itu, dalam proses evaluasi ini penting untuk mencermati penghasilan dan membandingkannya dengan pengeluaran.
Berdasarkan catatan tadi, seseorang dapat melihat pos yang paling banyak porsinya. Kemudian, ia dapat mempertimbangkan, apakah pos itu perlu dihemat dan disesuaikan lagi atau sebaliknya. Hasil evaluasi itu dapat digunakan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik pada bulan selanjutnya.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra