duniafintech.com – Kabar gembira untuk dunia pariwisata, khususnya untuk Anda yang memiliki hobi berwisata keliling dunia menggunakan Bitcoin. Bitcoin selama ini dikenal sebagai mata uang digital dengan berbagai kelebihan, seperti sifatnya yang tidak dikontrol oleh sebuah lembaga /individu tertentu, tidak dipengaruhi inflasi, dan aman dibawa dan ditransaksikan dimana saja karena bergerak di atas teknologi peer-to-peer bernama Blockchain. Bitcoin dapat disimpan didalam media elektronik yang berada dalam genggaman Anda sendiri, seperti smartphone yang Anda pergunakan, dalam bentuk aplikasi yang biasanya disebut sebagai wallet atau dompet Bitcoin. Dompet ini bisa dibuka via web atau di dalam perangkat lain sehingga pengguna juga tidak perlu khawatir bila smartphone mereka hilang, karena uang masih akan secara aman tersimpan dalam bentuk Bitcoin dan bisa diakses di perangkat lain. Dengan Bitcoin, Anda tidak perlu repot membawa uang konvensional dalam jumlah banyak saat berpergian dan tidak perlu lagi merasa was-was saat memegang dompet atau tas Anda.
Terkait dengan berpariwisata menggunakan Bitcoin, dua tokoh politik di Hawaii mencanangkan program kerja untuk meneliti dan mengeksplorasi teknologi Blockchain dalam bidang pariwisata. Para dewan legislatif itu mendorong pembentukan sebuah kelompok yang khusus bekerja untuk melakukan penelitian terhadap teknologi Blockchain, dan mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengaplikasikannya dalam sektor pariwisata. Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut didukung oleh anggota partai Demokrat, Chris Lee dan Mark Nakashima. Penulis RUU menyebutkan bahwa para dewan legislatif kini sedang mempelajari Blockchain dengan sangat hati-hati agar aturan yang dikeluarkannya nanti tidak menghambat perkembangan inovasi teknologi yang sangat canggih ini di negaranya.
Tujuan jangka panjang program kerja ini adalah untuk mencari solusi terbaik dalam memanfaatkan teknologi Blockchain untuk mengembangkan industri lokal di negara Hawaii. Selain itu, teknologi Blockchain diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat ketika digunakan dalam bidang pariwisata, antara lain untuk transparansi sistem pembayaran yang lebih efisien.
Para pendukung RUU ini menyatakan bahwa negara harus melihat teknologi sebagai sarana untuk mendorong bertambahnya pengunjung dari luar negeri dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian lokal. Penulis RUU juga menambahkan bahwa, mata uang digital seperti Bitcoin memiliki manfaat yang besar bagi Hawaii berhubung sebagian besar pasar pariwisatanya berasal dari Asia, dimana penggunaan Bitcoin semakin berkembang. Hawaii memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi penggunaan teknologi Blockchain, guna memudahkan para pengunjung untuk mengkonsumsi barang dan jasa lokal, dan mendorong pertumbukan ekonomi di bidang pariwisata.
Ide brilian juga muncul dari negara Belanda dalam meningkatkan popularitas sektor pariwisata di negara itu. Ide tersebut adalah mengubah dua jalan sepanjang kanal Bierkade dan Groenewegje menjadi jalan bertemakan ‘Bitcoin Boulevard’. Ide tersebut terkait dengan pemberitaan tahun 2014 lalu bahwa pada tanggal 20 Maret, semua bisnis di sepanjang dua jalan yang berada di pusat kota tersebut akan mulai menerima Bitcoin.
Di Kota Den Haag, Dinas Pariwisata mempromosikan proyek tersebut bersama walikota dan pejabat terkait. Salah satu kegiatan dimeriahkan oleh salah seorang pejabat yang melakukan pembayaran dengan Bitcoin untuk pertama kalinya di salah satu restoran. Hendrik Jan Hilbolling, salah satu dari tiga orang penyelenggara proyek tersebut, mengatakan bahwa ia memiliki ide mengenai ‘Bitcoin Boulevard’ setelah berhasil meyakinkan temannya, yang memiliki usaha restoran di jalan tersebut, untuk menerima pembayaran dengan Bitcoin. Meskipun pada awalnya beberapa restoran sulit untuk diyakini, tapi satu persatu dari mereka mulai melihat keuntungan dari Bitcoin, seperti biaya transaksi yang rendah dan kemudahan pembayaran bagi para tamu dari mancanegara, serta nilai promosi gratis yang mereka dapatkan.
Tak hanya di Hawai dan Den Haag, Loyyal, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi di New York, bekerja sama dengan Dubai dan Norwegia dalam mengintegrasikan sektor pariwisata kedua negara tersebut dengan teknologi Blockchain. Siaran pers yang dilakukan oleh ACN Newswire, menuliskan bahwa, Saif Al Aleeli, CEO dari Dubai Future Foundation, mengatakan:
Program tersebut merupakan bukti bahwa teknologi Blockchain tidak terbatas pada transaksi keuangan saja tetapi dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk untuk mempromosikan pariwisata.”
Gregory Simon, CEO dan Co-Founder dari atRibbit.me, mengidentifikasi empat fokus utama dalam bidang pariwisata yang bisa diterapkan dengan memanfaatkan teknologi Blockchain, yaitu Uang, Paspor, Reservasi, dan Asuransi.
Ia menjelaskan bahwa aplikasi Blockchain dalam pariwisata adalah tentang uang. Jika tidak memungkinkan untuk membayar dengan Bitcoin, sudah ada banyak tempat dan mesin ATM yang bisa membantu mengkonversi Bitcoin ke mata uang lokal melalui pertukaran kripto. Blockchain juga bisa digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting seperti paspor, visa, surat izin, kartu identitas, dan SIM sehingga tidak akan ada lagi kasus dokumen palsu atau dokumen penting yang hilang dicuri oleh para kriminal. Dengan begitu, seorang wisatawan bisa menggunakan waktunya lebih efisien. Sementara itu, asuransi pariwisata melalui teknologi Blockchain yang bersifat desentralisasi peer-to-peer, menawarkan biaya yang lebih murah dan transparan.
Fakta perkembangan penggunaan Bitcoin di bidang pariwisata tersebut, membuktikan semakin meningkatnya popularitas teknologi Blockchain. Teknologi ini diharapkan dapat membawa perubahan nyata atau revolusi sistem pembayaran dalam berbagai industri. Dewasa ini penggunaan Bitcoin bisa membantu memudahkan para wisatawan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, dan membiayai industri pariwisata itu sendiri.
Di Indonesia, sudah ada proyek sosial bernama BitIslands dengan visi menjadikan Pulau Bali sebagai Pulau Bitcoin pertama di dunia. Bitcoin.co.id, bursa Bitcoin terbesar di Indonesia, adalah pihak yang menjalankan proyek ini bersama komunitas lokal dengan tujuan untuk menambah pemasukan negara dari sektor pariwisata dan meningkatkan kepopularitasan Bali di level dunia sebagai pulau yang tidak hanya indah dipandang mata, namun juga maju secara teknologi.
Source:
- coindesk.com
- cointelegraph.com
Written by : Sintha Rosse