Site icon Dunia Fintech

Penetrasi Teknologi Keuangan Penentu Kesetaraan Ekonomi Individu

teknologi keuangan

Co-Founder dan CEO Dicoding Narendra Wicaksono Dokumentasi Narendra Wicaksono 26-10-2017

duniafintech.com – Teknologi pada sektor keuangan saat ini tengah menjadi pembicaraan khalayak. Pemanfaatan digitalisasi telah memudahkan banyak pihak yang kesulitan mengakses permodalan dan akses keuangan lainnya.

Digitalisasi perekonomian serta mapannya ekosistem teknologi keuangan membuat setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai kesejahteraannya. Narendra Wicaksono sebagai direksi Dicoding, sebuah firma konsultan web developer turut menyampaikan pendapatnya soal teknologi keuangan di Indonesia.

Narendra berharap penetrasi teknologi keuangan di Indonesia semakin maksimal. Ia pun menyontoh Tiongkok yang melakukan optimalisasi dalam inovasi finansial tersebut. Selain itu, ia berharap hadirnya teknologi tersebut dapat memberi kontribusi perekonomian.

“Dengan penetrasi fintech yang tinggi, semua orang punya kesempatan yang sama untuk menjual produk usahanya,”

Narendra juga melihat hadirnya inovasi keuangan sebagai media untuk mempermudah segala bentuk transaksi yang melibatkan mata rantai yang kompleks.

Baca juga:

Teknologi Keuangan Saingi E-Commerce di Ekosistem Ekonomi Digital

Menjamurnya pengembang inovasi keuangan sekaligus menjadikan mereka sebagai pendatang baru dari komoditas ekonomi digital. Pasalnya, terdapat banyak pengusaha UMKM yang mampu meningkatkan omset lantaran menggunakan jasa fintech di klaster lending atau pinjaman.

Linda Anggrea, seorang pelaku UMKM yang menjual produk hijab bernama Button Scarves. Pada awal bisnis, ia hanya menjual hijab, namun seketika dirinya memutuskan untuk memproduksi produknya sendiri.

Dalam memulai langkah bisnisnya, Linda menghadapi beberapa kesulitan dalam mengakses peminjaman modal, lantaran usia usahanya yang terbilang masih muda. Hal itu membuat bank tidak mampu memberikan ajuan pinjaman Linda.

Akhirnya Linda mengunjungi situs KoinWorks dan mendapatkan dana pinjaman senilai Rp200 juta yang ia gunakan untuk memproduksi sebanyak 400 hijab dalam sehari.

Tidak berhenti di situ, setelah Linda menyelesaikan pinjamannya, ia kembali mengajukan pinjaman untuk membeli mesin. Tingkat produktivitas usahanya pun meningkat, jika sebelumnya hanya mampu memproduksi 400 hijab dalam sehari, kini ia mampu memproduksi hampir 3000 buah per harinya.

Menurut Linda, fintech lending memiliki syarat yang memudahkan pelaku UMKM. Ia menyebutkan, syarat utama yang ditetapkan oleh KoinWorks berupa website usaha, catatan rekening yang baik serta memiliki produk yang dipasarkan di salah satu e-commerce.

-Fauzan-

 

Exit mobile version