JAKARTA, duniafintech.com – Tim peneliti Chainalysis melaporkan peretasan atau hacker kripto berhasil mencuri US$1 miliar (Rp 14,3 triliun) dalam waktu satu tahun.
Aksi ini menggunakan celah kelemahan pada bridges atau jembatan, yang memungkinkan token untuk satu Blockchain digunakan di tempat lain.
Dilansir dari CNBC Indonesia, kasus peretasan di jembatan terbaru adalah Ronin Bridges, di mana software diadopsi untuk membantu jaringan Axie Infinity mempercepat transaksi dan mengurangi biaya.
Sebab blockchain Ethereum yang menjadi dasarnya tidak bisa menangani permintaan yang melonjak dari gamer dengan cepat atau murah.
“Bridges, menurut pendapat saya merupakan satu-satunya titik potensi kegagalan terbesar dalam kripto saat ini,” kata kepala interaktif di Hivemind Capital dan pemimpin serikat play-to-earn Kapital DAO Axie Infinity, Sam Peurifoy, dikutip dari The Straits Times, Selasa (5/4/2022).
Dune Analytics melaporkan ada US$21 miliar atau setara Rp 301,3 triliun yang terkunci pada Ethereum bridges. Di bulan Februari, peretas mencuri sekitar US$300 juta setara Rp 4,3 triliun dari Wormhole, jembatan penghubung Ethereum ke Solana dan nasib serupa menimpa Meter Passport juga diretas serta jutaan dolar kripto hilang.
Sementara itu di bulan Januari, Qubit Finances juga berhasil dibobol hacker kripto. Ini merupakan proyek yang memungkinkan fungsi lintas rantai bisa diretas.
Jembatan juga ternyata rentan atas masalah unik lain selain dari peretasan. Tahun lalu Optik pada jaringan Celo tidak bisa beropasi karena tim pengembangnya kehilangan kendali akan proyek tersebut.
Masalah lainnya adalah butuh waktu untuk mengetahui ada masalah dalam bridges, karena beberapa diantaranya dijalankan dengan sedikit staf keamanan. Masalah itu pernah terjadi pada Ronin. Pencurian terjadi 23 Maret senilai US$600 juta (Rp 8,6 triliun) namun baru diketahui 29 Maret.
Bahkan kejadian peretasan pada jembatan-jembatan tersebut tak terbayangkan oleh ahli dalam pembangunan infrastruktur ConsenSys, Peter Robinson.
“Saya tahu kedengarannya jembatan seperti sedikit kecelakaan kereta api, namun saya tidak berpikir seburuk itu,” ucapnya dalam sebuah wawancara sebelum Ronin diretas hacker.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada