duniafintech.com – Jakarta, 6 Mei 2019 – Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan industri blockchain beberapa tahun mendatang. Ini didukung populasi yang besar serta tingginya minat masyarakat muda memanfaatkan teknologi terbaru. Pakar blockchain percaya bahwa bisnis industri blockchain akan terus bertumbuh, tentu seraya melihat peluang dan tantangan yang akan terjadi di depan.
Black Arrow Conference dan INDODAX telah menyelenggarakan Konferensi Blockchain “BlockJakarta 2019” edisi ketiga pada hari Kamis, 2 Mei 2019 di Ritz Carlton Jakarta untuk membahas isu ini lebih jauh bersama insitusi terkait serta pakar ternama di bidang Blockchain dari seluruh dunia di antaranya:
1. Dr. Edi Prio Pambudi (Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian),
2. Dharmayugo Hermansyah (Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan),
3. Oscar Darmawan (CEO Indodax), Peter Lim (CEO PLMP Fintech), Ken Chia (COO Tokenomy) dan tokoh lainnya.
Dalam paparan pembukaannya, Oscar Darmawan, CEO Indodax mengungkapkan bahwa:
“Teknologi Blockchain merupakan penemuan terbesar yang menggerakkan Revolusi Industri 4.0 bersama dengan Artificial Intelligent dan Big Data. Bahkan Asia Tenggara diperkirakan dapat menjadi pusat industri blockchain dalam waktu beberapa tahun lagi. Bagaimana dengan performance bitcoin yang merupakan produk dari teknologi tersebut? Ketika ada yang bertanya kepada saya apakah Bitcoin sudah mati, dari monitoring Indodax, marketcap bitcoin secara global justru tumbuh lebih dari 10 kali dibandingkan awal tahun 2017. Bahkan data survey dari Kantar TNS memperlihatkan bahwa 63% orang Indonesia yang sudah mengenal aset kripto dan 84% makin tertarik memiliki aset kripto seperti bitcoin sebagai kepemilikan sebab merasa aset tersebut adalah sebuah komoditas yang bernilai”
Menanggapi perkembangan positif dan tingginya minat masyarakat dari para pelaku bisnis industri Blockchain, Dr. Edi Prio Pambudi, Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan:
“Implementasi teknologi baru dalam struktur ekonomi yang sudah ada tentu tidak mudah. Kunci kesuksesan dari industri blockchain adalah koordinasi dan kolaborasi dengan pihak terkait mulai dari regulator hingga masyarakat supaya dapat diadopsi dan diimplementasikan.Maka dari itu, guna memfasilitasi industri ini, pemerintah merencanakan untuk dapat mengembangkan zona ekonomi khusus (SEZ) untuk implementasi teknologi Blockchain. Pemanfaatan Blockchain perlu diterapkan untuk mendorong sektor riil ekonomi tidak hanya terbatas sektor keuangan. Teknologi ini dapat diterapkan untuk sektor kesehatan, logistik, birokrasi perijinan dan pemerintahan sebagaimana telah dilakukan di negara lain”
“Keberhasilan revolusi industri tentu harus didukung dari kemampuan generasi muda memahami sisi positif dari kehadiran teknologi Blockchain. Oleh karena itu Indodax konsisten melakukan program edukasi dari kampus ke kampus agar lebih banyak masyarakat awam yang semakin paham dan mampu menyesuaikan diri dengan kehadiran teknologi Blockchain khususnya aset digital.” tambah Oscar Darmawan.
Tentang Indodax:
Indodax adalah perusahaan berpengalaman dalam bidang aset digital dan blockchain serta penyedia platform jual-beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin dan lebih dari 30 aset digital lainnya. Indodax berdiri sejak tahun 2014 dan melayani lebih dari 1,5 juta orang di Indonesia. Indodax juga memiliki hampir 200 karyawan dengan partner di seluruh dunia, seperti China, Singapura, Eropa, Korea Selatan, Mexico dan India yang berpengalaman dalam bidang aset digital. Selain itu, kami memiliki customer support yang siap membantu para member selama 24/7. Kami berdedikasi kepada member dan calon member untuk bertransaksi aset digital menggunakan Rupiah dengan sistem terbaik, tercepat, termudah dan teraman. Info lebih lanjut dapat berkunjung ke www.indodax.com.
picture: pixabay.com
-Press Release-