Site icon Dunia Fintech

4 Tips Memulai Trading Saham Receh

tips trading saham receh

Trading saham receh mempunyai risiko yang besarnya setara dengan potensinya, meski begitu jika dilakukan dengan baik maka bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. Seringkali para trader mendapati saham-saham dengan kapitalisasi raksasa yang menjadi penggerak utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Ketiga anggota saham-saham berkapitalisasi paling besar di bursa adalah BBCA, ASII, dan BMRI. Mereka adalah anggota saham berkapitalisasi paling besar yang telah menjadi pemberat IHSG secara keseluruhan terutama di tahun 2021, karena geliatnya yang kurang greget sejak awal tahun. Sementara itu, justru saham-saham berkapitalisasi rendah yang memiliki harga puluhan rupiah hingga kurang dari seribu rupiah saja dapat bergerak cukup liar. 

Namun, jika untuk dijadikan sebagai aset investasi mungkin masih kurang tepat, karena sebagian besar saham receh ini memiliki fundamental kurang kokoh. Akan tetapi, jika dijadikan sebagai aset trading, saham-saham receh memiliki potensi cukup besar dan sayang jika terlewatkan.

Tips Trading Saham Receh

Beberapa tips untuk kamu yang ingin trading saham receh menguntungkan dengan risiko minim, selain mengembangkan dana dengan baik, mengatur strategi, membutuhkan pengetahuan, dan keberanian. Ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Mengendalikan Emosi

Pasalnya, dalam melakukan aksi trading online nyatanya lebih melibatkan emosi tapi untuk saham receh akan melibatkan emosi lebih dibanding trading saham online pada umumnya. Misalnya, kamu membeli saham di harga Rp70, kemudian saham tersebut harganya naik menjadi Rp150 dan saat kamu ingin close di harga tersebut temanmu mengatakan bahwa saham tersebut harganya masih bisa naik. 

Ternyata, saham tersebut merosot turun dari hari Rp150 menjadi Rp85, melihat harga tersebut jatuh di angka sekian maka Anda langsung close di harga tersebut tanpa pikir panjang lagi. Akhir trading pasti akan menyesal, sebab jika di close di harga Rp150 tanpa mendengarkan perkataan teman ternyata lebih cuan dibandingkan mendengarkannya.

Saham receh memang memiliki perjalanan seru seperti barusan dan bagi sebagian orang memberikan efek candu. Maka dari itu, ada baiknya untuk mengendalikan emosi agar tidak terlalu terbawa suasana dan menerapkan disiplin dengan tunduk pada analisa kamu untuk take profit di harga berapa dan stop loss di harga berapa.

  1. Jangan Mempercayai Sumber Apapun

Memang membutuhkan sumber terpercaya untuk melakukan trading saham, tapi jangan pernah mempercayai sumber tersebut 100%. Akan tetapi, gunakanlah sumber tersebut sebagai saran dalam melakukan trading online. Karena seluruh ajakan beli pastinya tidak akan ikut menanggung kalau terjadi kerugian, jadi ada baiknya untuk tidak bersandar pada sumber tersebut meski dipercaya dan dapat diandalkan 100%, sebab masih ada sumber lain pasti memiliki pendapat yang berbeda-beda.

  1. Membatasi Jumlah Pembelian

Pada dasarnya, memang saham receh memang memiliki keuntungan luar biasa, tapi karena risikonya pun cukup besar pasti Anda pernah membelinya dalam jumlah sedikit. Memang benar bahwasanya untuk itu tidak seharusnya dilakukan dengan jumlah uang yang besar. Maka dari itu, untuk beli saham receh ini kamu harus mengeluarkan uang yang sanggup diikhlaskan saja, karena trading saham tidak dapat menjamin 100% kamu bakal take profit secara terus-menerus. 

Belum lagi ini adalah trading saham receh yang memang memiliki profit sebanding dengan risiko, maka itu ada baiknya untuk membatasi pembelian satu saham maksimal 10% dari buying power Anda. Hal ini bertujuan untuk bisa membatasi paparan risiko terhadap total investasi yang Anda lakukan.

  1. Jangan Menyimpan Saham Receh Terlalu Lama

Kenapa begitu? Bukannya, dengan menyimpan saham terlalu lama itu bagus untuk investasi jangka panjang? Benar, akan tetapi itu hanya berlaku untuk saham normal dan bukan saham receh. Karena pada umumnya, banyak orang merugi dalam trading receh adalah mereka membeli saham yang salah, dengan harga yang salah juga, dan biasanya untuk alasannya pun salah seperti FOMO (Fear of Missing Out) atau ikut-ikutan karena takut ketinggalan momen, dan menahan saham terlalu lama. Sebab itulah saham receh disebut berisiko lebih tinggi.

Maka dari itu, sebelum melakukan entry buy harus dipastikan terlebih dahulu memiliki alasan jelas. Sebenarnya rumus “Analisa sebelum Membeli” merupakan rumus umum yang diterapkan pada semua aset investasi. Memang sudah seharusnya untuk tidak berlama-lama menahan saham receh di portofolio investasi, karena saham yang dibeli dengan alasan trading memang tidak seharusnya dibiarkan mengendap dalam jangka panjang. Lagipula saham receh juga tidak menghasilkan dividen, sehingga kurang menguntungkan saat disimpan dalam jangka panjang.

Kesimpulan

Kamu harus memiliki metode untuk menyaring saham sesuai dengan standar-standar yang menurut kamu harus ditetapkan. Proses filter saham sekarang ini jauh lebih mudah dan dapat dilakukan secara otomatis secara online. Setelah mengetahui titik entry buy dengan menganalisa sendiri, baik secara teknikal, fundamental, analisa sentimen, volume, bandarmologi, atau tape reading. Karena perlu untuk diingat bahwa seberapa meyakinkan sumber informasi yang kamu dapatkan, cara trading saham yang dilakukan tetap menjadi tanggung jawabmu. Entah itu nantinya akan take profit atau malah sebaliknya

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version