JAKARTA, duniafintech.com – Layanan pesan-antar makanan milik Grab yakni GrabFood catatkan nilai transaksi bruto atau GMV mencapai US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 109,4 triliun pada 2021.
Menurut catatan perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works, Grab pun menyumbang setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu US$ 15,5 miliar atau sekitar Rp 223 triliun.
Sementara itu, pesaingnya yakni GoFood dari Gojek hanya US$ 2 miliar atau Rp 28,8 triliun.
Lalu GMV ShopeeFood US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun. Layanan pesan-antar makanan dari Shopee ini menempati posisi kelima.
“Grab masih berkontribusi setengah dari total GMV di Asia Tenggara, sedangkan ShopeeFood berkembang dari hanya Vietnam ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand,” dikutip dari isi laporan Momentum Works bertajuk Food Delivery Platforms in Southeast Asia, Senin (31/1).
Laporan tersebut juga menyebutkan, Gojek telah mendivestasikan bisnis di Thailand, dan melihat pangsa pasarnya berkurang di Vietnam.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa para pemain utama ini telah melihat peningkatan margin, membuka jalan bagi mereka untuk diversifikasi.
“Profitabilitas dapat dicapai dengan meningkatkan efisiensi operasional, volume pesanan dan kepadatan pasokan yang tinggi, dan layanan tambahan untuk memonetisasi platform dan mempertahankan pelanggan dengan lebih baik,”tulis laporan tersebut.
Momentum Works menilai, kekuatan layanan pesan-antar makanan Grab ada empat yakni:
- Biaya akuisisi pengguna dan mitra (merchant) lebih rendah.
- Perusahaan dapat memanfaatkan armada berbagi tumpangan (ride hailing) untuk layanan transportasi, makanan hingga pengiriman.
- Kepemimpinan lokal dengan lokalisasi produk dan operasional yang kuat di setiap negara Hubungan yang kuat dengan pemerintah daerah (pemda)
- Sudah mencatatkan saham perdana alias IPO dengan posisi kas kuat yakni likuiditas tunai US$ 5,2 miliar
Pencapaian yang didapatkan ini tidak mudah, Grab juga menghadapi tantangan dalam mengelola pertumbuhan dan skala di setiap negara dengan pendekatan hyperlocal. Selain itu, perlu menyeimbangkan antara kebutuhan produk, teknologi, dan data dari berbagai unit bisnis di bawah aplikasi super atau superapp.
Sedangkan kekuatan Gojek yakni berfokus pada Indonesia. Dengan begitu, memungkinkan Gojek untuk menyebarkan produk dan sumber daya operasional dengan cara yang lebih tepat sasaran.
Sementara GMV layanan pesan-antar makanan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yakni US$ 4,6 miliar atau sekitar Rp 66 triliun pada 2021.
Gojek juga memiliki kekuatan lainnya yakni memanfaatkan mitra pengemudi berbagi tumpangan untuk layanan transportasi, makanan hingga pengiriman. Selain itu, merger dengan Tokopedia.
Adapun tantangan yang harus dihadapi oleh Gojek yaitu mengalokasikan sumber daya dan mempertahankan pasar Indonesia. Gojek saat ini juga tengah mempersiapkan diri untuk IPO dan meningkatkan modal.
Sedangkan kekuatan ShopeeFood yakni induk, Sea Group sudah IPO dengan kapitalisasi pasar terbesar. Perusahaan asal Singapura ini mengumpulkan lebih dari US$ 6 miliar tunai tahun lalu. Selain itu, eksekusi yang kuat dan agresif di pasar kompetitif.
Tantangan yang dihadapi oleh ShopeeFood yaitu alokasi sumber daya pengiriman makanan dan mengelola bisnis yang semakin kompleks di berbagai benua, seperti Asia, Eropa, Amerika Latin, dan lainnya.
Penulis: Kontributor / Achmad Ghifari
Editor: Anju Mahendra