duniafintech.com – Bisnis teknologi finansial remitansi kian menggiurkan hingga saat ini. Prospek bisnis remitansi di Tanah Air pun dinilai sangat menjanjikan. Peluang tersebut pun nampaknya tidak disia-siakan oleh Edo Windratno untuk mendirikan Transfez, startup yang berfokus pada bisnis fintech remitansi
CEO Transfez Edo Windratno mengatakan inisiatif mendirikan startup fintech remitansi ini muncul pada 2018. Kemudian platform fintech remitansi ini dirilis bulan Desember 2019 dan kini telah tersedia di Android dan iOS. Bahkan Transfez pun telah mengantongi izin dari Bank Indonesia (BI).
Baca juga :
- Dampak Virus Corona Membuat Pasar Keuangan Bergejolak
- Pekan QRIS Nasional 2020, LinkAja Dukung Pemerataan Inklusi Keuangan di Indonesia
- Peran Hebat Para Wanita di Fintech! Siapa Saja Mereka?
Transfez, Remitansi Tanpa Hidden Fee
Edo Windratno memastikan biaya yang dikenakan ke konsumen transparan dimana layanan fintech remitansi ini tidak memiliki hiden fee. Ia juga memastikan dana yang dikirim dan yang diterima nilainya sama. Selain itu, Edo mengklaim pengiriman uang dilakukan secara real time. Berbeda dengan remitansi konvensional yang bisa sampai tiga hari.
Pihaknya mengklaim, layanannya menghemat biaya kirim uang ke luar negeri atau remitansi hingga 91% dibanding konvensional. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk transfer dana sekitar satu hari. Namun untuk beberapa negara tujuan, seperti Korea Selatan dan India, mereka hanya butuh 5 menit. Sementara faktor murahnya karena biaya transaksi yang dikenakan berkisar Rp50.000-Rp100.000.
Di setiap negara tujuan, Transfez memegang setidaknya satu institusi keuangan atau perbankan sebagai mitra kerja. Sistem Transfez mengharuskan pengguna mengirim ke rekening mereka dahulu. Setelahnya mitra mereka akan mengirimkan uang dengan nilai setara dari nominal yang ditransfer.
(DuniaFintech/ Dinda Luvita)