JAKARTA, duniafintech.com – Uang pertanggungan asuransi atau biasa disebut UP adalah manfaat yang diperoleh saat kamu membeli produk asuransi jiwa.
Adapun UP ini adalah bentuk proteksi dari perusahaan asuransi sebagai penanggung yang diberikan kepada ahli waris nasabah. Pemberian UP dilakukan apabila tertanggung mengalami cacat total tetap/meninggal dunia.
Nah, manfaat UP asuransi ini tentunya akan sangat berguna untuk memberikan jaminan keamanan finansial buat keluarga yang ditinggalkan atau kalau tertanggung tidak sanggup bekerja lagi akibat dampak cacat tetap.
Baca juga: Wajib Baca! Inilah Perbedaan Asuransi Jiwa Berjangka dan Seumur Hidup
Berikut ini ulasan selengkapnya, seperti dikutip dari Lifepal.
Pengertian Uang Pertanggungan Asuransi
Pada dasarnya, uang pertanggungan asuransi adalah total jumlah uang yang akan dikeluarkan atau dibayarkan oleh penanggung, dalam hal ini perusahaan asuransi. UP ini akan diberikan ketika tertanggung atau si pemegang polis mengajukan klaim sesuai dengan risiko yang dijamin pada perjanjian dalam polis/program asuransi.
Risiko ini biasanya disebabkan oleh adanya kejadian yang dijamin dalam asuransi atau memenuhi syarat untuk tertanggung mengajukan klaim. UP ini juga menjadi salah satu dari sekian banyak istilah yang sebaiknya dipahami seseorang sebelum membeli produk asuransi.
Pertimbangan saat Menentukan Uang Pertanggungan
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya UP ini nantinya benar-benar bermanfaat dan bisa memenuhi kebutuhan saat kamu akan akan menentukan UP. Berikut ini penjelasannya.
1. Nilai ekonomis
Ini menjadi hal pertama yang perlu dipertimbangkan karena akan menggambarkan kemampuan ekonomi kamu. Guna mengetahui kemampuan ekonomi kamu dan keluarga, kamu dapat menghitung jumlah pendapatan bersih per bulannya dan total pengeluaran keluarga.
Adapun pendapatan bersih merupakan jumlah pendapatan yang telah dikurangi dengan potongan untuk tunjangan, pajak, dan seterusnya.
2. Menentukan ahli waris
Ahli waris merupakan pihak yang bakal memperoleh UP saat tertanggung/pemilik asuransi jiwa mengalami kerugian, baik cacat total maupun meninggal dunia.
Namun, pertimbangkan pula ya seperti apa beban tanggungan ahli waris kamu nantinya, yakni apakah ahli waris yang ditunjuk itu juga menanggung biaya hidup anggota keluarga lainnya, seperti istri, anak, adik, orang tua, dan seterusnya.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Setiap nasabah asuransi tidak akan selalu mendapatkan jumlah UP yang sama. Karena, UP yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Ketika akan membeli asuransi jiwa, ada baiknya kamu sudah memperhitungkan berapa UP yang kamu butuhkan. Ada beberapa metode untuk mengetahui jumlah UP yang ideal, yaitu:
1. Metode human life of value
Dalam metode yang satu ini, uang pertanggungan mutlak dihitung berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan lama dana tersedia untuk menopang hidup. Perhitungan tersebut dilakukan tanpa memperhatikan faktor bunga maupun pertumbuhan dana kalau uang itu disimpan dalam produk simpanan di perbankan.
Misalkan, Eko (35 tahun) punya penghasilan bersih Rp5 juta per bulannya, sedangkan istrinya adalah ibu rumah tangga. Mereka punya satu orang anak yang berusia 9 tahun. Kalau Eko ingin menghitung UP dengan metode human life value dan memilih jangka waktu proteksi selama 5 tahun maka berikut ini perhitungannya:
Rumus: Penghasilan bersih x 12 bulan x jangka waktu proteksi
Perhitungan:
= Rp5 juta x 12 x 5 tahun
= Rp300 juta
2. Metode income based value
Metode yang satu ini akan menghitung UP dengan memperhitungkan besarnya bunga/return apabila uang yang diterima disimpan pada produk simpanan perbankan. Misalkan dari contoh kasus Eko di atas, berikut ini perkiraan perhitungan dengan metode yang satu ini:
Baca juga: Apa Sih Perbedaan Asuransi Jiwa dan Kesehatan? Ketahui di Sini Ya!
Rumus: (Penghasilan bersih x 12 bulan) : persentase imbal hasil
Perhitungan:
= (Rp5 juta x 12) : 6%
= Rp1 miliar
Pada metode ini, perhitungannya dibagi dengan 6% sebab kalau UP diterima maka dana itu akan ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap. Misalnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI), investasi reksadana pendapatan tetap, dan bukan di deposito.
Adapun secara historis, ORI punya kinerja satu tahun di kisaran 6—8% sehingga uang sebesar Rp1 miliar akan menghasilkan Rp5 juta setiap bulannya sebab:
= Rp1 miliar x (6% : 12)
= Rp5 juta.
3. Metode financial needs based value
Di sini, besar uang pertanggungan punya kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu saat ini (present value) dikali dengan 150%. Sementara itu, jumlah maksimal adalah sebesar uang di masa mendatang (future value) dikali dengan 80%.
Dengan demikian, metode yang satu ini mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang (future value) dari kebutuhan keuangan itu.
Pada metode Financial Needs Based Value ini, pertanggungan asuransi jiwa dipakai untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika kepala keluarga meninggal. Misalkan, kalau biaya pendidikan di universitas sekarang sebesar Rp200 juta maka sembilan (9) tahun lagi biaya pendidikan menjadi sekitar Rp550 juta, dengan perkiraan kenaikan 12% per tahun.
Dengan demikian, uang pertanggungan untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp550 juta. Kalau ingin lebih murah maka bisa memilih jumlah pertanggungan Rp275 juta. Akan tetapi, hal itu wajib disertai dengan kombinasi investasi di reksadana saham sebanyak Rp250 ribu per bulan, yakni dengan target return minimal sebesar 18% per tahun.
Berapa Nilai Uang Pertanggungan Asuransi yang Ideal?
Lain padang lain belalang. Lain perusahaan, lain juga besaran uang pertanggungan yang akan akan diberikannya. Pasalnya, ada yang besarnya puluhan juta atau bahkan mencapai miliaran rupiah.
Misalkan uang pertanggungan asuransi jiwa kamu sebesar Rp200 juta. Uang tersebut mungkin tampak cukup banyak saat ini lantaran uang sebesar itu tidak ada di tabungan kamu sekarang.
Namun, dalam kenyataannya, nominal Rp200 juta ini kecil untuk sebuah proteksi asuransi jiwa. Hal itu karena setiap tahunnya biaya hidup bakal terus naik akibat adanya inflasi. Umumnya, di Indonesia, inflasi bisa sekitar 6—7% per tahun.
Misalkan lagi biaya hidup keluarga kamu sekarang adalah Rp10 juta per bulan. Itu berarti bahwa UP tersebut hanya mencukupi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan untuk bertahan hidup kurang dari dua tahun.
Oleh seba itu, UP yang nilainya Rp200 juta, dalam dua tahun saja nilai riil-nya atau daya belinya turun menjadi Rp178 juta lantaran harga barang yang naik. Kian bertambah tahun, daya beli dari besaran UP juga akan menurun. Dalam hal ini, jaminan proteksi finansial yang diperoleh juga tidak akan memadai.
Di samping itu, juga perlu diperhatikan bahwa besaran UP yang dipilih bakal menentukan premi asuransi yang harus dibayarkan per bulannya. Pasalnya, kian besar uang pertanggungannya, harga preminya juga akan kian tinggi.
Sekian ulasan tentang uang pertanggungan asuransi yang perlu kamu ketahui, termasuk cara menghitungnya.
Baca juga: Tertarik Beli Asuransi Jiwa BRI? Inilah Daftar Produk dan Syaratnya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.