duniafintech.com – UNICEF terima donasi bitcoin dan ethereum, demikian disebutkan dalam pengumuman resminya. United Nations Children’s Fund, lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani dana anak-anak, mengumumkan peluncuran Dana Crypto. Seperti dilansir Coinspeaker, disebutkan bahwa UNICEF kini menerima, memegang dan mendistribusikan sumbangan Bitcoin dan Ethereum dalam tujuannya untuk mendukung teknologi sumber terbuka untuk anak-anak di seluruh dunia.
Cryptocurrency Fund milik UNICEF ini akan menjadi yang pertama di antara organisasi-organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan menerima bantuan dalam mata uang kripto dan akan mengalokasikan dalam bentuk mata uang digital yang sama.
Sebelum UNICEF terima donasi bitcoin dan ethereum, UNICEF merupakan asosiasi yang dahulu disebut juga sebagai United Nations International Children’s Emergency Fund atau Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dibentuk oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 11 Desember 1946. Lembaga ini dikhususkan pada penyediaan makanan darurat dan perawatan kesehatan bagi anak-anak dan ibu-ibu di negara-negara yang telah hancur akibat Perang Dunia II
UNICEF terima donasi bitcoin dan ethereum di mana sumbangan pertama ke Dana Cryptocurrency UNICEF yang berasal dari Yayasan Ethereum disebutkan akan diberikan kepada tiga penerima Dana Inovasi UNICEF. Yaitu, Prescrypto, Atix Labs dan Utopixar. Dengan tujuan yang terfokus pada sektor pelacakan resep, mencocokkan investor dan mereka yang membutuhkan dana, token dan keterlibatan masyarakat.
Baca juga:
- Berburu Investor Melalui Layanan Speed Dating di Ajang Tech in Asia
- Korea Selatan Perangi Penipuan Makanan Halal dengan Blockchain
- AFPI: Pesaing Fintech Pinjaman Bukan Perbankan, Tapi Developer Ilegal
Potensi Ekonomi Digital Membentuk Generasi Mendatang
Terkait dengan UNICEF terima donasi bitcoin dan ethereum, Direktur eksekutif Yayasan Ethereum, Aya Miyaguchi mengatakan baru-baru ini ketika berbicara di acara DevCon bahwa 100 Ether, bernilai sekitar $ 18.000 dengan harga saat ini, telah dikirim ke UNICEF melalui kemitraan baru.
“Jika ekonomi digital dan mata uang memiliki potensi untuk membentuk kehidupan generasi mendatang, penting bagi kami untuk mengeksplorasi peluang yang mereka tawarkan. Bersama dengan UNICEF, kami mengambil tindakan dengan Crypto Fund untuk meningkatkan akses ke kebutuhan dasar, hak, dan sumber daya,” Kata Aya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore menyebut bahwa kesepakatan ini adalah usaha baru dan menarik bagi UNICEF. Dana Cryptocurrency UNICEF sekarang akan bertindak sebagai dorongan terbaru badan anak-anak PBB untuk mengadopsi teknologi blockchain untuk tujuan yang lebih besar.
Penggunaan Blockchain
Awal tahun ini, UNICEF tengah bernegosiasi dengan pemerintah Kirgistan untuk menggunakan blockchain dalam menyediakan akses internet ke sekolah-sekolah di negara itu melalui sebuah program yang disebut inisiatif Project Connect.
Sekitar akhir tahun lalu, UNICEF telah menginvestasikan $ 100.000 dalam enam startup blockchain sehubungan dengan penyelesaian tantangan “layak dunia” melalui blockchain, skala dari transparansi pengiriman layanan kesehatan hingga pengelolaan keuangan dan sumber daya.
Kepala kebijakan di Yayasan Bantuan Amal Rhodri Davies mengatakan kegembiraan awal tentang mata uang menggunakan teknologi blockchain di sektor bantuan telah memberikan manfaat sedikit lebih kecil dari yang diharapkan. Itu jauh lebih lambat daripada yang diperkirakan orang dua atau tiga tahun lalu.
Dia menambahkan keberhasilan model donasi cryptocurrency cukup banyak terbatas pada amal berbasis internet seperti halnya entitas, misalnya, adalah Wikimedia atau Electronic Frontier Foundation.
Di lain pihak, Penasihat utama Unicef Innovation, Christopher Fabian mengatakan inisiatif UNICEF terima donasi bitcoin dan ethereum ini akan mempersiapkan organisasi untuk masa depan sekaligus menjaga perlindungan yang dibangun dalam sistem donor yang ada.
“Kami melihat ini sebagai bagian dari pembelajaran yang perlu kami lalui untuk mempersiapkan dekade berikutnya,” tutup Christopher.
-Karin Hidayat-