Site icon Dunia Fintech

Viral Ajakan UAS untuk Boikot, Pengaruhi Sektor Pariwisata Singapura?

Singapura UAS

JAKARTA, duniafintech.com – Ramai penolakan atau boikot terhadap negara tetangga Singapura akibat penolakan Ustadz Abdul Somad (UAS). Ajakan tersebut untuk tidak berbelanja dan berwisata ke Singapura pun ramai disuarakan oleh para pendukung UAS.

Ditolaknya ulama kondang Ustad Abdul Somad Batubara (UAS) di Singapura juga telah menyita perhatian media. Tak hanya nasional, tapi juga Singapura sendiri dan belahan benua lainnya.

Straits Times, menyoroti pernyataan Kementerian Dalam Negeri (MHA) negara itu. UAS disebut memiliki riwayat dakwah yang tidak dapat diterima oleh Negeri Singa.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” tulis media itu menulis keterangan MHA merujuk UAS.

“Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai operasi ‘syahid’,” tambah media berbasis di Singapura itu.

Lalu apakah Singapura bisa terganggu dengan Indonesia bilamana memboikot dan melarang segala jenis sesuatu yang berhubungan dengan Singapura?

Baca juga: Viral Penolakan UAS, Ternyata Singapura Pemberi Utang Terbesar ke Indonesia

Singapura sendiri diketahui sebagai negara-kota, yang mana negara tersebut sudah melingkupi kota secara keseluruhan, dengan pendapatan negara per tahun 2021 PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Per Kapita Singapura dilaporkan sebesar 72,766.000 USD pada 2021. Rekor ini naik dibanding sebelumnya yaitu 60,752.000 USD untuk 2020.

Sedangkan ekonomi Singapura sendiri mayoritas ditopang oleh industri manufaktur dan jasa keuangan. Banyak perusahaan yang mencokolkan dirinya disana sebagai basis penghubung (hub) wilayah region Asia-Pasifik, sehingga menurut World Fact Book CIA, Singapura berperan penuh dengan 71 persen ekonomi Singapura dan kemudian disusul oleh industri. Sedangkan dari pariwisata sendiri menyumbang 4 persen ekonomi Singapura.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI dari Singapura Turun, Nambah Rp17 Triliun di China

Selain itu, sebagai hub internasional, banyak pula pesawat dan kapal dari luar negeri bertandang ke Singapura untuk menjadi tempat transit, setidaknya pendapatan mereka akan tetap masuk walaupun boikot dari Indonesia digaungkan.

Singapura sendiri tengah berupaya fokus memulihkan pariwisata nasional dengan kampanye SingapoRediscovers. Mereka menerbitkan voucher dan telah dibeli oleh 1,9 juta orang dan transaksi sebanyak 2,6 juta kali.

Dikutip dari situs pariwisata milik pemerintah Singapura atau Singapore Tourism Board per Januari-September 2021 lalu, total penerimaan pariwisata Singapura dari pariwisata adalah 1,2 miliar USD atau setara dengan Rp17,52 triliun.

Penerimaan ini didapatkan dari wisatawan China yang menyumbang 432 juta USD atau setara dengan Rp6,3 triliun. Lalu wisatawan Indonesia tercatat 127 juta USD atau sebesar Rp1,8 triliun dan India 58 juta USD atau setara dengan Rp846 miliar.

“Pendapatan pariwisata ini belum termasuk pembelian turis di dalam negeri,” tulis dari Singapore Tourism Board.

Jadi, bisa disimpulkan Singapura sendiri tidak akan berpengaruh walaupun Indonesia merupakan penyumbang terbesar dari pariwisatanya. Karena sektor jasa dan pelayanan Singapura menjadikan tulang punggung bagi negara kota itu.

Selain itu, Singapura bisa saja lumpuh bila negara tersebut menutup pelabuhan dan bandaranya, hal ini bisa dilihat pada awal pandemi Covid-19 lalu yang sangat berdampak pada Singapura yang mana mereka harus menutup hub nya sementara dan tidak bisa beroperasional secara penuh akibat pandemi.

Baca juga: Jokowi: Bensin di Singapura Rp32.000, Kita Bersyukur Pertalite Rp7.650

Exit mobile version