Site icon Dunia Fintech

Viralnya NFT Ghozali Buka Potensi Aset Digital di Indonesia 

ghozali nft

JAKARTA, duniafintech.comFenomena Ghozali yang sukses menjual foto selfie-nya dalam bentuk aset digital non-fungible token (NFT) di platform marketplace OpenSea, membuka potensi besar terhadap bisnis digital di dalam negeri.

Hal ini dipicu Ghozali yang berhasil menjual 933 foto dirinya dari harga puluhan ribu hingga mencapai harga miliaran rupiah.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda, melihat fenomena viralnya NFT Ghozali ini bisa dijadikan edukasi terkait pemanfaatan NFT serta ekosistem blockchain lainnya.

“Fenomena ini memperlihatkan potensi besar pasar NFT di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga menjadi tertarik untuk mempelajari manfaat NFT beserta ekosistem blockchain lebih dalam, karena ramai dibahas di media sosial,” katanya dalam diskusi online, Jumat (14/1).

Teguh pun menuturkan, berkat NFT Ghozali yang mendapatkan respons positif, masyarakat dan komunitas NFT global mulai melirik potensi pasar NFT di Indonesia. NFT pun bisa mendapatkan pendapatan baru bagi pembuat karya dan memajukan ekonominya.

“Ghozali membuktikan bahwa siapa saja bisa membuat karya dalam bentuk aset digita NFT. Tidak hanya sebagai apresiasi karya, NFT juga bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi pembuatnya,” ujarnya.

Walaupun belum ada laporan mengenai jumlah transaksi NFT di Indonesia, platform pelacak pasar, Dappradar, melaporkan tren transaksi penjualan NFT secara global menyentuh angka US$25 miliar atau sekitar Rp357 triliun sepanjang 2021, seiring makin populernya aset kripto.

Teguh bilang, perkembangan NFT ini memungkinkan karena adanya teknologi blockchain. Dan blockchain ini tidak hanya dikaitkan dengan currency saja, tapi dapat digunakan dalam banyak hal.

Misalnya dengan menggunakan smart contracts dan decentralized autonomous organization (DAO) baik itu di sektor pemerintahan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan akan menciptakan potensi yang besar. 

“Blockchain punya keunggulan dari sisi keamanan, transparan dan kecepatan transaksi,” ucapnya.

Dia menyebutkan, Teknologi blockchain bisa berkontribusi pada perdagangan ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan tumbuh pesat 8 kali lipat pada tahun 2030, dari saat ini sekitar Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun pada 2030. Angka itu sebesar 18% dari total PDB Nasional.

Sementara, riset PwC mengungkap teknologi blockchain dapat meningkatkan ekonomi global US$1,76 triliun pada tahun 2030. 

“Tantangan bagi kami saat ini adalah bagaimana mencari talenta teknologi di bidang blockchain dapat berkontribusi untuk Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu, Head of TokoMall, Thelvia Vennieta, mengatakan sejak diluncurkan Agustus 2021 lalu, kini TokoMall telah memiliki lebih dari 9,000 kolektor, 80 mitra resmi, dan lebih dari 8.000 NFT.

Sebagai pelopor Marketplace NFT di Indonesia TokoMall memiliki tujuan untuk mendukung para kreator, seniman, brand lokal Indonesia dengan memanfaatkan NFT untuk memperluas market ke seluruh dunia, mendapatkan revenue stream baru, dan memastikan royalti dan hak cipta.

“Berbeda dengan marketplace NFT lainnya, TokoMall punya konsep digital meets reality buat kolektor, di mana tidak hanya koleksi NFT untuk investasi, tetapi juga bisa diubah ke barang fisik dari beberapa eksklusif partner yang digemari,” kata Thelvia.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version