Site icon Dunia Fintech

Vladimir Putin Bikin Indonesia Kalang Kabut karena Ngotot Mau Datang ke Bali

vladimir putin

JAKARTA, duniafintech.com – Rencana kedatangan Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Bali membuat pemerintah Indonesia kalang kabut. Sebagai informasi, Putin berencana untuk hadir dalam ajang KTT G20 yang pada tahun ini bakal digelar di Indonesia, tepatnya di Pulau Bali.

Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva, Putin bersedia untuk hadir dalam KTT G20 yang bakal dihelat pada November 2022 nanti. Ditegaskannya pula, Rusia tidak boleh diusir dari ajang ini lantaran invasi Ukraina. Pasalnya, G20 sendiri adalah forum ekonomi.

“Tergantung banyak, banyak hal, termasuk situasi Covid-19 yang semakin ini. Sejauh ini niatnya, dia (Putin, red) mau,” ucapnya, dikutip dari The Independent via Pikiran-Rakyat.com, Jumat (25/3/2022).

Sebagai informasi, dampak dari invasinya ke Ukraina, Rusia kini dijatuhi berbagai sanksi internasional, termasuk terancam diusir dalam KTT G20 yang bakal dihelat di Bali. Namun, China diketahui telah memberikan pernyataan bahwa Rusia adalah “anggota penting” dalam forum tersebut.

G20 sendiri adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 20 negara dengan perekonomian besar di dunia, ditambah dengan Uni Eropa. Dalam agenda tahun ini, KTT G20 bakal mengkoordinasikan dan merencanakan tindakan terhadap berbagai isu ekonomi global dan perubahan iklim.

Tanggapan pemerintah RI

Menanggapi niat Vladimir Putin untuk hadir di KTT G20 Bali mendatang, Kementerian Luar Negeri RI masih enggan berkomentar. Saat ini, Indonesia belum punya sikap terkait hal tersebut.

“Belum ada yang bisa disampaikan saat ini,” ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah, dikutip dari merdeka.com.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Bobby Adhityo Rizaldi, mengaku bahwa dirinya berharap dengan kedatangan Putin dapat menjadi momentum Indonesia sebagai negara penengah dalam konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.

Bukan itu saja, dalam pertemuan itu pun, sambungnya, Indonesia juga dapat memperlihatkan kepada negara lain bahwa pemerintah RI selalu bersikap netral, sesuai konstitusi politik “bebas aktif”.

“Ini bisa menjadi momentum Indonesia menjadi negara penengah di saat pemimpin-pemimpin dunia lain hadir, dengan dinamika pro dan kontra terhadap Rusia. Inilah sikap netral Indonesia sesuai konstitusi politik bebas aktif, dan Presiden Jokowi juga sudah melaksanakannya,” paparnya.

Putin akan hadir

Sementara itu, menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva, Presiden Putin akan hadir dalam KTT G20 pada November 2022 meski negara-negara Barat saat ini sedang berupaya untuk memblokir keanggotaan Rusia di forum itu.

“Banyak organisasi Barat ingin mengeluarkan Rusia. Apa yang mereka lakukan adalah merusak keseluruhan karakter yang sudah dibangun dalam beberapa dekade,” sebutnya dalam sebuah konferensi pers.

Ia menerangkan, saat ini, Amerika Serikat dan sekutu Barat-nya sedang mempertimbangkan apakah Rusia masih bisa menjadi anggota G20 usai invasi yang dilakukannya ke Ukraina.

“Pertanyaannya, ‘Kenapa?’. Reaksi dari Barat tentu tidak proporsional,” sambungnya.

Ditegaskannya, langkah mengeluarkan Rusia dari G20 bukanlah sembarang keputusan karena gabungan ekonomi terbesar di dunia itu mesti memperoleh suara dari sejumlah anggota lainnya seperti China, India, Arab Saudi, dan lain-lain.

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Exit mobile version