Site icon Dunia Fintech

Wah! 19 Juta Bitcoin Sudah Ditambang, Cuma Tersisa 2 Juta Lagi

penambang bitcoin

JAKARTA, duniafintech.com – Sebanyak 19 juta Bitcoin telah ditambang. Sesuai prediksi Satoshi Nakamoto, pria yang disebut-sebut sebagai pembuat Bitcoin, kini hanya tersisa 2 juta Bitcoin untuk ditambang.

Mengutip media Gizchina, penambangan Bitcoin yang terakhir diperkirakan terjadi pada 2140.

Sebelumnya pada 1 April 2022, Bitcoin mencapai tonggak baru. Analisis dari blockchain memperlihatkan block 730.000 dari blockchain menghasilkan penambangan Bitcoin ke 19 juta.

Bitcoin pun jadi mata uang kripto yang kian langka. Pasalnya kini 90 persen Bitcoin sudah beredar di pasaran.

Sebelumnya, sang pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto memutuskan untuk membatasi jumlah Bitcoin hingga 21 juta Bitcoin.

Dilansir dari Liputan6.com, setelah 21 juta Bitcoin telah ditambang, nantinya tak bisa lagi untuk menambang uang baru.

Pasalnya, kode Bitcoin tidak mengizinkan penambangan token baru setelah mencapai ambang batas ini.

“Setelah sejumlah koin dalam jumlah yang ditentukan telah dirilis, seluruh insentif dapat sepenuhnya didanai oleh transaksi dan tidak ada inflasi,” kata Satoshi Nakamoto yang sampai sekarang identitasnya masih belum diketahui.

Menurut analisis Chainalysis, kenyataan sebenarnya tidak ada 19 juta bitcoin yang beredar di pasaran. Perusahaan analisis riset blockchain ini menyebutkan, lebih dari 20 persen dari 19 juta bitcoin berada di ada di dompet yang hilang.

Nilainya Diprediksi Terus Melonjak

Para pemegang dompet pun menyimpan uang mereka di dompet dengan hati-hati selama beberapa tahun. Bahkan, dompet bitcoin Nakamoto tidak bergerak sejak 2010.

Seperti emas, jumlah Bitcoin juga ada batasnya. Kini, Bitcoin tengah memantapkan diri sebagai bentuk penyimpanan nilai. Pengurangan jumlah Bitcoin membuat nilainya makin meningkat.

Inilah yang membuat analis percaya, harga Bitcoin akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Di kazakhstan 100 tambang kripto ditutup

Lebih dari 100 tambang kripto di Kazakhstan telah menghentikan operasinya sebagai akibat dari inspeksi berkelanjutan terhadap sektor pertambangan.

Pihak berwenang telah mengungkapkan, beberapa fasilitas tambang kripto terkait dengan pengusaha terkemuka dan mantan pejabat pemerintah.

Ekspansi yang cepat penambangan kripto di Kazakhstan, sejak tindakan keras tahun lalu terhadap industri di China, telah disalahkan karena terus berlanjutnya masalah kekurangan listrik dan pemadaman listrik. Pemerintah Kazakhstan juga telah mengklaim, penambang ilegal di sektor ini mengancam keamanan ekonomi negara.

“Menyusul inspeksi yang diperintahkan oleh Presiden Kassym Jomart Tokayev, 55 pertambangan telah secara sukarela ditutup,” kata Badan Pemantau Keuangan Kazakhstan dalam sebuah pengumuman, dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (2/4/2022).

Mereka telah sepenuhnya menghentikan kegiatan, membongkar dan memindahkan peralatan para penambang dari sejumlah lokasi.

Pada Februari, Tokayev menugaskan pengawas untuk mengidentifikasi semua perusahaan yang mencetak mata uang digital dan memverifikasi pajak, bea cukai, dan dokumentasi teknis mereka.

Badan tersebut diharapkan melakukan pemeriksaan bersama dengan badan pemerintah lainnya dan melaporkan kembali pada pertengahan Maret.

 

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version