25.5 C
Jakarta
Selasa, 18 November, 2025

Industri Fintech Indonesia Memasuki Fase Matang

Industri fintech Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang semakin solid sepanjang 2024–2025. Temuan terbaru Annual Members Survey (AMS) 2024–2025 dari Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menegaskan sektor ini tengah memasuki fase kematangan, ditandai oleh peningkatan tata kelola, keamanan digital, ekspansi pasar, serta penguatan fondasi bisnis.

Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menyatakan perkembangan ini menggambarkan transformasi positif yang sudah berada pada jalur berkelanjutan.

“Kita telah memasuki fase maturing, dan fokus kita adalah memastikan inovasi tumbuh dengan tata kelola yang kuat, perlindungan konsumen yang kokoh, serta dampak nyata bagi sektor riil dan masyarakat,” ujarnya.

Salah satu indikator yang mencerminkan penguatan industri adalah meningkatnya ekspansi layanan fintech hingga mencakup lebih banyak segmen pengguna dan wilayah. Meski mayoritas pengguna masih terkonsentrasi di Jabodetabek, tren ekspansi ke luar kawasan metropolitan mulai menguat seiring bertambahnya layanan digital dan model bisnis baru.

Segmen pengguna B2B (business-to-business) juga mencatat pertumbuhan signifikan. Proporsi perusahaan fintech dengan basis pengguna utama B2B meningkat dari 27,48 persen pada 2024 menjadi 50 persen pada 2025. Lonjakan ini menegaskan pelaku sektor korporasi semakin mempercayai fintech sebagai mitra strategis dalam transformasi digital. Ekspansi global pun ikut menunjukkan tren positif. Perusahaan fintech yang telah melayani pengguna.

Pertumbuhan industri turut dibarengi peningkatan kepatuhan regulasi dan standar keamanan. Tingkat kepatuhan anggota terhadap Kode Etik AFTECH naik menjadi 73,77 persen pada 2025. Sementara itu, adopsi standar internasional ISO/IEC 27001 telah diterapkan oleh 88,04 persen perusahaan fintech, menandakan komitmen kuat terhadap keamanan informasi.

Meski ancaman fraud eksternal masih menjadi perhatian, AMS mencatat penurunan kasus phishing, serta peningkatan kapasitas internal perusahaan dalam mitigasi risiko digital.
Optimisme Bisnis dan Profitabilitas AMS 2024–2025 menampilkan optimisme tinggi dari pelaku industri mengenai prospek bisnis.

Fokus fintech kini lebih condong pada profitabilitas dan efisiensi, bukan sekadar ekspansi agresif. Hal ini tampak dari data 43,4 persen perusahaan fintech memilih tidak aktif mencari pendanaan eksternal pada 2025, naik dari 38,9 persen pada 2024 indikator kuat bahwa lebih banyak perusahaan mulai mencapai stabilitas operasional. 57,38 persen perusahaan berencana menambah karyawan, mencerminkan keyakinan terhadap pertumbuhan pasar.

Jumlah perusahaan yang melakukan perampingan turun drastis menjadi hanya 16,33 persen, menunjukkan bahwa sektor fintech telah melewati fase penghematan dan kembali berada pada jalur ekspansi. Selain itu, 94,26 persen responden menilai kerangka regulasi pemerintah semakin mendukung inovasi, terutama dalam hal investasi digital dan perluasan inklusi keuangan.

Inovasi dan Kapabilitas Teknologi Fintech

Meskipun industri masih menghadapi tantangan kesenjangan talenta, terutama di bidang AI dan Big Data, peningkatan investasi pada teknologi inti tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan fintech.

Perusahaan semakin fokus mengembangkan solusi yang lebih canggih, aman, dan adaptif baik untuk konsumen ritel maupun sektor korporasi. Edukasi dan literasi keuangan digital juga menjadi prioritas utama, dengan 43,44 persen perusahaan menempatkannya sebagai program perlindungan konsumen yang strategis.

Sekretaris Jenderal AFTECH, Firlie Ganinduto, menegaskan hasil AMS akan menjadi pijakan untuk memperkuat ekosistem. Fokus tahun depan mencakup penguatan governance untuk meningkatkan trust,standardisasi keamanan,kolaborasi sektor riil,perluasan literasi keuangan digital, serta dorongan semakin besar terhadap inklusi keuangan.

“Kita melihat progres besar dalam tata kelola, keamanan, dan kapabilitas teknologi. Ke depan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci,” kata Firlie.

Peluncuran AMS 2024–2025 menegaskan bahwa industri fintech bukan hanya tumbuh, tetapi juga semakin matang dan adaptif. Dengan dukungan regulator, komitmen pelaku industri, serta edukasi publik yang semakin luas, industri ini diharapkan menjadi fondasi penting ekonomi digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU