25.6 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

Airlangga Hartanto Ungkap Penyaluran Pembiayaan Fintech Nyaris Samai KUR

Realisasi penyaluran pembiayaan fintech lending telah mencapai Rp262,93 triliun. Nilai tersebut bahkan nyaris menyamai target penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang disalurkan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp285 triliun pada tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, platform pinjaman berbasis aplikasi atau fintech lending terus mendapatkan tempat di tengah masyarakat. Kontribusinya bagi perekonomian nasional semakin signifikan.

“Peer to peer (P2P) lending telah menyalurkan dana Rp262,93 triliun. Bayangkan, ini dengan kecepatan yang setara dengan KUR yang diberikan pemerintah sebesar Rp285 triliun,” katanya pada pembukaan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2021, Kamis (11/11).

Peran Fintech Bagi UMKM

Menurut Airlangga, pembiayaan yang disalurkan oleh fintech lending telah berhasil meningkatkan skala bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Lebih lagi, di tengah pandemi Covid-19 ini, saat akses pembiayaan permodalan sulit didapat.

“Hasil penelitian menyimpulkan bahwa UMKM yang melakukan transisi digital terus tumbuh dan sangat membantu di era pandemi ini,” ujarnya.

Dia pun berharap keberadaan teknologi finansial yang diusung oleh fintech lending ini dapat memicu terjadinya transformasi digital di sektor UMKM. Pasalnya, sejauh ini baru 24,9% UMKM yang memanfaatkan paltform digital.

Padahal, menurut penelitian yang dilakukan oleh OVO dan Core Indonesia pada 2021 ini mengungkapkan bahwa sebanyak 84% UMKM yang sudah go digital sangat terbantu dengan pembiayaan digital yang didapatkannya.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat sampai September 2021 terdapat 10,4 juta merchant termasuk UMKM telah terintegrasi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Sebagai kode standar pembayaran digital, QRIS yang tersambungkan secara digital dengan digital banking dan e-commerce, serta alat pembayaran lainnya ini telah terbukti meningkatkan bisnis UMKM. Bahkan penggunaannya meningkat 120% dibandingkan tahun lalu.

“Fintech berfungsi sebagai enabler dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital kita, fintech juga diharapkan mampu mendorong partisipasi UMKM dan juga membuat UMKM mampu mengakses sektor pembiayaan,” tuturnya.

Diprediksi Ekonomi Digital Capai Rp1.773 Triliun di 2025

Lebih jauh Airlangga menuturkan, pandemi Covid-19 juga telah memicu terjadinya akselerasi ekonomi digital di Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, perkembangan ekonomi digital tumbuh sangat pesat.

Karena itu dia yakin bahwa ekonomi digital di Indonesia dalam empat tahun ke depan, atau tepatnya di 2025 akan mampu mencapai US$124 miliar atau setara dengan Rp1.773 triliun (kurs Rp14.299 per US$).

“Sejak pandemi Covid-19 digitalisasi terus berkembang, termasuk internet banking, uang elektronik, payment system. Optimalisasi pembayaran ini meningkatkan kontribusi ekonomi digital terutama di sektor finansial inklusi. Dan nilai ini di tahun 2025 diharapkan menjangkau USD 124 billion,” ucapnya.

Ekonomi Digital Indonesia Paling Tinggi di ASEAN

Menurutnya, sejak pandemi Covid-19 merebak di berbagai penjuru dunia ekonomi digital telah menjadi satu kekuatan ekonomi baru. Dan Indonesia adalah negara dengan perkembangan ekonomi digital tertinggi di kawasan.

Untuk wilayah Asia tenggara atau ASEAN, Indonesia menempati urutan pertama dalam Mengakselerasi ekonomi digital dengan pertumbuhan sebesar 11%. Lebih lagi, Indonesia memiliki pasar terbesar dengan porsi 44% di ASEAN.

“Pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat mengalami perubahaan perilaku dari analog menjadi digital, dan ekonomi digital menjadi kekuatan baru. Apalagi kita menjadi yang tertinggi di ASEAN dengan pertumbuhan 11%,” ujarnya.

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE