31.7 C
Jakarta
Selasa, 18 Juni, 2024

Berita Ekonomi Hari Ini: Ekonomi Indonesia Masih Tetap Terjaga

JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini terkait Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal kedua tahun 2023 terus terjaga di tengah dinamika perekonomian dan pasar keuangan global.

“Perkembangan ini seiring dengan kondisi perekonomian dan sistem keuangan domestik yang resilien serta didukung koordinasi KSSK yang terus diperkuat” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Meski ketidakpastian ekonomi global masih tinggi, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung permintaan domestik.

“Perekonomian triwulan II 2023 diperkirakan masih tumbuh kuat, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur”, jelasnya.

Sri Mulyani mengatakan PMI Manufaktur meningkat ke level 53,3 pada Juli 2023, lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 sebesar 52,5. Senada, konsumsi rumah tangga meningkat didorong naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, terkendalinya inflasi, dan dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional serta pemberian gaji ke-13 kepada ASN.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Kendalikan Inflasi, Menkeu Kasih Insentif

Dalam paparannya, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa inflasi kembali ke dalam sasaran lebih cepat dari prakiraan. Nilai tukar rupiah pun terkendali sehingga turut mendukung stabilitas perekonomian.

Sementara itu, Sri Mulyani menyebut kinerja APBN sampai dengan semester I 2023 masih solid meskipun termoderasi di tengah normalisasi harga komoditas.

“Pendapatan negara tetap tumbuh positif. Kinerja belanja negara juga terus ekspansif dan menopang berbagai agenda pembangunan serta menjaga stabilitas kondisi ekonomi makro”, kata Sri Mulyani.

Ia memaparkan, hingga akhir Juni 2023 kondisi kesehatan fiskal terus terjaga dengan baik, tercermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp368,2 triliun dan surplus anggaran fiskal sebesar Rp152,3 triliun, setara dengan 0,71% PDB.

“Di tengah tren perlambatan ekonomi global serta dinamika geopolitik yang masih diselimuti ketidakpastian, APBN 2023 tetap berupaya keras dalam mendukung berbagai upaya pemulihan ekonomi dan pelaksanaan agenda prioritas nasional. Pemerintah akan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber untuk melindungi kesejahteraan rakyat Indonesia” kata Sri Mulyani.

Ekonomi Global Masih Dalam Kondisi Tidak Pasti

Sri Mulyani mengungkapkan IMF merevisi kembali proyeksi pertumbuhan globalnya menjadi 3,0% yoy di 2023, sedikit lebih baik dari proyeksi April 2023 (2,8% yoy). Pertumbuhan Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara maju di Eropa diprakirakan lebih baik dari proyeksi sebelumnya.

Sementara itu, dia menambahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap sama, namun risiko tertahannya konsumsi dan investasi terutama sektor properti negara tersebut harus terus diwaspadai. Tekanan inflasi di negara maju masih relatif tinggi dipengaruhi oleh perekonomian yang lebih kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Utang Pemerintah Capai Rp 7.805 Triliun, Jumlahnya Naik!

Hal ini diprakirakan akan mendorong kenaikan lebih lanjut suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR). Perkembangan tersebut menyebabkan aliran modal ke negara berkembang akan lebih selektif dan meningkatkan tekanan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Oleh karena itu, diperlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global,” kata Sri Mulyani.

Konsumsi Rumah Tangga Domestik Topang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sri Mulyani menilai Perekonomian triwulan II 2023 diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur sebagaimana ditunjukkan oleh PMI Manufaktur yang meningkat ke level 53,3 pada Juli 2023, lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 sebesar 52,5.

Dia menjelaskan konsumsi rumah tangga meningkat didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara.

Perkembangan tersebut juga disertai Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel yang masih terus bertumbuh. Meskipun investasi bangunan masih relatif tertahan, namun investasi nonbangunan masih terindikasi ekspansif. Hal ini sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Kemendag Siapkan Strategi Ini Hadapi Hilirisasi Komoditas Unggulan

Berdasarkan lapangan usaha, dia menambahkan pertumbuhan ekonomi terutama ditopang Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Informasi dan Komunikasi. Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh pertumbuhan wilayah Kalimantan dan Jawa yang masih kuat sejalan dengan terjaganya permintaan domestik.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan dapat mencapai kisaran 5,0-5,3%,” kata Sri Mulyani.

Iklan

ARTIKEL TERBARU