30.2 C
Jakarta
Kamis, 2 Mei, 2024

Berita Fintech Indonesia: Pertumbuhan Fintech Indonesia Tertinggi Kedua di antara Negara G20

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait pertumbuhan fintech Indonesia yang menjadi tertinggi kedua di antara negara G20.

Menurut Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, pertumbuhan industri fintech Indonesia setiap tahun mencapai 39 persen, utamanya pada masa pandemi Covid-19.

Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti disitat dari JPNN.com.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Kuartal I-2023, Penyaluran Pinjaman Fintech P2P Lending Meningkat

Berita Fintech Indonesia: Isyaratkan Potensi dan Eksistensi Fintech

Jerry mengatakan, pertumbuhan ini mengisyaratkan potensi dan eksistensi fintech yang akan makin penting dalam ekonomi Indonesia.

Fintech sendiri adalah salah satu sektor dari industri digital secara keseluruhan.

Karena itu, Jerry berharap fintech akan makin besar peranannya dalam sektor-sektor yang produktif sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi.

Posisi fintech dalam sektor produktif menurut Jerry bisa dikembangkan mulai dari sektor mikro, kecil dan menengah.

Syaratnya, semua pihak berkomitmen untuk membangun ekosistem yang aman dan saling menguntungkan. 

Dalam dunia perdagangan sendiri menurut Jerry, fintech merupakan salah satu jalan keluar dari kebutuhan akan proses pembiayaan.

Banyak pedagang kecil yang belum terjangkau oleh bank-bank konvensional.

Berharap Fintech Makin Familiar

Jerry berharap fintech makin familiar dan makin ramah bagi pelaku perdagangan di Indonesia, khususnya pedagang kecil. 

Hal ini karena perdagangan rakyat menjadi kegiatan penunjang utama ekonomi masyarakat sehingga harus didukung dengan kondisi yang menguntungkan bagi pelakunya. 

“Fintech juga bisa mendukung kegiatan para pedagang, khususnya di pasar rakyat dan pasar tradisional, tentu dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pedagang itu sendiri,” kata Wamendag Jerry.

Kementerian Perdagangan telah melakukan upaya-upaya dalam digitalisasi perdagangan, khususnya dalam pemanfaatan QRIS sebagai metode pembayaran.

Menurut Jerry, fintech bisa terintegrasi dalam keseluruhan digitalisasi perdagangan jika syarat dan ketentuannya sesuai dengan kondisi pelaku perdagangan rakyat.

“Intinya, perdagangan di pasar rakyat dan pasar tradisional kan pedagang kecil. Jika fintech ingin bersama-sama membangun ekosistem di sana, kondisi, ketentuan dan syaratnya juga harus mudah dan ramah bagi pedagang kecil,” papar Wamendag. 

Meskipun pelaku ekonomi kecil, pedagang di pasar rakyat dan pasar tradisional selama ini dikenal cukup berkomitmen dalam hal kepatuhan ketika berhubungan dengan institusi keuangan.

Hal ini menurut Wamendag, dibuktikan dengan hubungan mereka dengan BPR maupun dengan lembaga pembiayaan non konvensional. 

Hubungan dengan fintech yang menguntungkan akan menguntungkan semua pihak karena kegiatan ekonomi masyarakat akan lebih berjalan. 

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Securities Crowdfunding Dukung Kemudahan Akses Permodalan bagi UKM

“Kami berharap ada sinergi dan kolaborasi yang saling menguntungkan,” ujarnya.

Kemendag sudah menargetkan membina digitalisasi 1000 pasar rakyat dan 1 juta UMKM. Salah satu kebutuhan yang penting adalah hubungan pedagang dan UMKM dengan sektor pembiayaan dan lembaga keuangan.

Dia berharap ke depan, ekosistem itu bisa terbentuk dan menjadi jalan keluar bagi peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi masyarakat.

Berita Fintech Indonesia

Berita Fintech Indonesia: Kuartal I-2023, Penyaluran Pinjaman Fintech P2P Lending Meningkat

Sebelumnya, dikutip dari Kontan.co.id, penyaluran pinjaman fintech P2P Lending yang meningkat pada kuartal I-2023.

Adapun kenaikan itu terkait penyaluran pinjaman dari industri fintech peer-to-peer (P2P) lending kepada usaha kecil menengah (UKM).

Untuk diketahui, Industri P2P lending memang diprediksi akan terus tumbuh dan hal itu sejalan dengan kinerja positif yang diraih oleh para pelaku usahanya. 

Sebagai contoh, hingga akhir kuartal I-2023, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 46,7 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

“Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, angka penyaluran pendanaan Grup Modalku mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 40,5%,” ucap Reynold Wijaya selaku Co-Founder & CEO dari Modalku, dikutip pada Senin (17/4/2023).

Ia mengatakan, pertumbuhan yang dialami oleh Modalku didukung oleh berbagai kolaborasi yang dilakukan untuk menjangkau lebih banyak UMKM dan inovasi produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM.

“Di sisi lain, untuk menjaga pertumbuhan perusahaan, Modalku juga fokus terhadap kesehatan finansial perusahaan dengan bijak dalam mengatur seluruh alokasi pengeluaran perusahaan,” ujar dia.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Startup Fintech Indonesia Digiasia Bios Segera Melantai di Nasdaq

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE